Sabtu, 15 Maret 2014

enungkhoeriyah_tugas2_Max Weber

Kessos 1a

1113054100003

Teor-Teor Klasik Max Weber

 

 

Sebagai tokoh sosiologi klasik, Max Weber dikenal dengan teori-teori nya yang fenomenal dan dapat dijadikan rujukan dalam perkembangan ilmu sosisologi. Diantara teori-teorinya yaitu:

1.    TEORI KAPITALISME

Dalam karyanya yang The Protestan Ethic and The Spirit of Cafitalism, Weber memaparkan bagaimana agama Protestan mendorong lahir dan berkembangnya kapitalisme. Namun, harus difahami bahwa pengaruh agama Protestan hanya satu bagian saja dari keseluruhan pemikiran Weber yang menjelaskan mengapa kapitalisme lahir dan berkembang di barat. Agama hanyalah salah satu faktor penting disamping faktor lain yakni rasionalisasi intitusi.

Weber mendefinisikan kapitalisme sebagai upaya manusia untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang di kelola secara pribadi. Meski demikian, kegiatan usaha yang dimaksu bukanlah sekedar perdagangan dan pertukaran barabg yang sudah ada sejak dahulu di masyarakat manapun. Menurut Weber kapitalisme harus mengandung aspek penting yakni rasionalisasi. Sistem kapitalisme yang rasionalmenurut weber adalah sistem yang menggunakan sisitem akuntansi, yaitu sistem yang menghitung pengeluaran dan pemasukan dengan sistem penghitungan berdasarkan tata pembukuan modern (Sociology of Economic Life: 92 – 93).

Menurut Weber, ada kondisi-kondisi sosial tertentu dalam masyarakat yang menentukan lahirnya sistem kapitalisme yang rasional. Pertama, adanya pergerakan bebas dari dari tenaga kerja, lahan, dan barang. Syarat kedua, adanya sistem kepimilikan,hukum, dan keuangan yang mndukung terciptanya pasar yang luas. Syarat-syarat ini yang kemudian menjadi jawaban kenapa kapitalisme bisa lahir dan berkembang di barat, tapi tidak di wilayah lainnya. Untuk mencapai kesimpulan, Weber meneliti sistem masyarakat di China dan India. Weber membandingkan antara sistem masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Di China, rasionalisasi terhambat oleh ikatan kesukuan dan klan yang feodal. Selain itu, sistem kekaisaran yang mendasarkan pemerintahan pada nilai-nilai dan keyakinan tradisional juga menghalangi terjadinya kondisi yang menjadi syarat kapitalisme. Di India syarat kapitalisme terhambat oleh sistem kasta. Pembedaan kasta menjadi syarat dalam sistem dan ekonomi di India.

2.    TEORI TINDAKAN SOSIAL

Max Weber membagi tidakan sosial menjadi empat macam, yakni:

1)      Tindakan rasional insrumental, yaitu tindakan seseorang dengan mempehitungkan antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan di capai. Misalnya seseorang yang ingin pergi haji, lalu ia menabung sebagian dari gajinya untuk biaya pergi haji.

2)      Tindakan rasional berorientasi nilai, yaitu tindakan yang lebih memperhitungkan manfaatnya, tatapi tidak terlalu memperhitungkan tujuan yang akan di capai. Pelaku merasa tindakan itu baik dan benar dimata masyarakat, tidakan ini biasanya berorientasikan pada nilai agama, politik dan sosial. Contohnya seseorang yang sering mendermakan hartanya.

3)      Tindakan tradisional, yaitu merupakan tindakan yang tidak rasional karena seseorang malakukan tindakan tersebut karena kebiasaan yang berlaku di masyarakat tanpa menyadari alasannya, atau membuat perencanaan mengenai tujuan dan cara pelaksanaannya. Contohnya adalah upacara larung saji pada masyarakat jawa.

4)      Tindakan  efektif yaitu, tindakan yang dilakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh karena tindakan ini di latari oleh emosi atau spontanitas atas suatu peristiwa. Tindakan ini juga bisa saja merupakan tindakan naluriah, contohnya adalah seorang ibu yang melakukan apa saja untuk menyelamatkan anaknya tanpa memikirkan keselamatannya.

 

 

3.    Karisma berasal dari bahasa Yunani yang berarti “berkat yang terinspirasi secara agung” atau “pemberian tuhan”. Seperti kemampuan melakukan keajaiban atau memprediksikan peristiwa masa depan. Konsep karismatik atau karisma menurut Weber lebih di tekankan pada kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa dan mistis. Menurutnya ada lima faktor yang muncul dengan kekeuasaan karismatik yaitu:

1)      Adanya seseorang yang memiliki bakat luar biasa.

2)      Adanya krisis sosial.

3)      Adanya sejumlah ide yang radikal untuk mengatasi krisis tersebut.

4)      Adanya sejumlah pengikut yang percaya bahwa seseorang itu memiliki kemampuan luar biasa yang bersifat supra natural.

5)      Serta adanya bukti setiap apa yang dia lakukan mengalami kesuksesan.

 

4.      Menurut Weber, sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahaman interpretatif, yang dimaksudkan agar dalam menganalisis dan meneskripsikan masyarakat tidak sekedar yang tampak saja melainkan dibutuhkan interpretasi agar penjelasan tentang individu dan masyarakat tidak keliru. Weber merasa bahwa sosiologi memiliki kelebihan dari ilmuwan alam, karena sosiolog mampu memahami fenomena sosial, sedangkan ilmuwan alam tidak memperoleh pengetahuan tersebut tentang prilaku ataom dan ikatan kimia.

Kata pemahaman dalam bahasa Jerman adalah  verstehen. Pemakaian istilah ini secara khusus oleh Weber dalam penelitian historis adalah sumbangan yang paling banyak dikenal dan paling controversial, terhadap metodologi sosiologi kontemporer. Ketika kita mengerti apa yang dimaksud Weber dengan kata verstehen, kita pun menggaris bawahi beberapa masalah dalam menafsirkan maksud Weber, muncul dari masalah umum dalam pemikiran metodologis Weber . Pemikiran Weber tentang verstehen lebih sering ditemukan di kalangan sejarawan Jerman pada zamannya dan berasal dari bidang yang dikenal dengan hermeneutika. Hermeneutika adalah pendekatan khusus terhadap pemahaman dan penafsiran tulisan-tulisan yang dipublikasikan. Tujuannya adalah memahami pemikiran pengarang maupun struktur dasar teks.

Satu kesalahpahaman yang sering terjadi menyangkut konsep verstehen adalah bahwa dia dipahami sekedar sebagai penggunaan intuisi, irasional dan subyektif. Namun secara kategoris Weber menolak gagasan bahwa verstehen hanya melibatkan intuisi, keterlibatan berdasarkan simpati atau empati. Baginya, verstehen melibatkan penelitian sitematis dan ketat, dan bukannya hanya sekedar merasakan teks atau fenomena sosial. Dengan kata lain, bagi Weber, verstehen adalah prosedur studi yang rasional. Sejumlah orang menafsirkan verstehen, pernyataan-pernyataan Weber, tampaknya terbukti kuat dari sisi penafsiran level individu terhadap verstehen. Namun sejumlah orang juga menafsirkan bahwa verstehen yang dinyatakan oleh Weber adalah sebagai teknik yang bertujuan untuk memahami kebudayaan. Seiring dengan hal tersebut, W.G. Runciman (1972) dan Murray Weax (1976) melibatkan verstehen sebagai alat untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa tertentu.

Sebagai yang memperkenalkan teori verstehen (pemahaman ) yang berupa menulusi nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun prilaku masyarakat yang melahirkan interaksi sosial. Diantara contoh karya Max Weber tentang perkembangan sosiologi adalah analisis tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi dan sebagainya.

 

Refrensi:

1.      Elly M Setiadi, Usman Kolip 2011. Pengantar sosiologi, Kencana Preneda Media Group, Jakarta.

2.      Nicofergiyono.blogspoot.com/2013/09/teori Max Weber.html

3.      Indososio.wordpress.com/2012/10/17/Weber-kapitalisme-intuisi-dan –agama

4.      Yoonyewoon.blogspot.com

5.      Ninaastuti.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini