Rabu, 11 Maret 2015

TUGAS METODE PENELITIAN KUALITATIF

Nama : Hoirunnisa
Kelas : BPI 6
Nim : 1112052000009

MENDESKRIPSIKAN RUANG TIDUR

Aku mempunyai rumah yang terletak di Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Raya Condet gang Buluh rt 10/16 no.30. Rumahku sederhana, seperti rumah-rumah lainnya, didalam rumahku terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, ruang tengah yang berisi meja makan dan tempat menonton televisi, dapur dan kamar mandi. Salah satu ruangan favoritku adalah kamar tidurku, karena kamar tidurku adalah ruang privasiku dan ruangan yang sangat nyaman disaat aku tertidur lelap. Lokasi kamar tidurku tepat disamping ruang tamu. Menurutku, kamar tidur itu adalah tempat dimana aku meluapkan semua perasaan senang maupun sedih.

Aku tidur seorang diri, dan adik-adikku tidur bersama orang tuaku. Ukuran kamar tidurku tidak terlalu besar bahkan dapat disebut mungil, tetapi cukup untuk menaruh barang-barang perlengkapan kamar tidurku. Satu-satunya pintu masuk kedalam kamarku adalah pintu berwarna  merah ati dengan gagang pintu warna silver. Tembok kamar tidurku berwarna kuning dan atapnya berwarna putih. Kamar tidurku berwarna kuning bukan karena aku menyukai warna kuning, tetapi karna kemauan ibuku yang katanya "biar maching dengan warna ruang tengah ku". Sebenarnya aku ingin kamarku berwarna biru, tetapi kata ibuku warna nya membuat kamarku menjadi gelap, apalagi kamarku tidak ada jendelanya, jadi semakin terlihat gelap jika warna temboknya tidak terang. Beberapa tembok kamarku suka berubah warna menjadi kuning gelap disaat hujan turun, dikarenakan air hujannya rembes ketembok. Tetapi Alhamdulillah dua hari yang lalu ibuku memanggil tukang untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dikamarku ini, dan sekarang tembok kamarku sudah tidak rembes lagi dan aku sudah tidak resah lagi kalau hujan turun.
Barang-barang di kamarku tidak terlalu banyak, hanya ada kipas angin dan lampu yang menempel di atap, gantungan pajangan dari kayu untuk menaruh bingkai foto, gantungan tembok, kaligrafi tulisan ayat kursi, satu lemari kayu jati berisi pakaian dan buku, satu lemari plastik ukuran sedang berisi buku, kasur tidur busa yang bisa dilipat, tas, koper kecil, timbangan berat badan, boneka super mario dan angry bird berukuran besar. Kipas angin yang menempel diatap kamarku jarang sekali aku pakai, karena aku merasa dingin jika kipas anginnya dinyalakan dan aku jarang merasa kepanasan didalam kamar. Kipas anginnya juga baru dipasang sekitar sebulan yang lalu, ketika aku ada acara dari Jurusan ke Boyolali selama dua minggu dan untuk sementara kamarku ditempati oleh adikku yang memang biasa memakai kipas angin disaat tidur. Maka dari itu dipasang kipas angin dikamarku supaya adikku mau menempati kamarku. Satu hal yang tidak pernah ditinggalkan dalam kamarku adalah menyalakan lampu, mengapa harus menyalakan lampu ? karena memang kamarku tidak memiliki jendela untuk menghirup udara luar dan untuk mendapatkan cahaya matahari, maka dari itu lampunya harus terus menyala agar tidak gelap. Mungkin hanya sesekali aku matikan lampunya disaat aku pergi keluar rumah. Penerangan lampu dikamarku sekitar 25 watt. Orang tuaku tidak membolehkan anak-anaknya belajar diruangan gelap, karena akan merusak mata, maka dari itu lampu kamarku harus terang. Didalam kamarku ada pajangan yang terbuat dari kayu yang menempel ditembok untuk menaruh bingkai-bingkai foto. Untuk sementara ini, baru ada 2 bingkai foto yang berisi foto-foto orang tuaku. Pajangan dari kayu ini dibeli ibuku waktu ibuku masih muda, tetapi masih kuat sampai sekarang. Terdapat juga gantungan baju disamping pajangan bingkai foto. Gantungan ini aku gunakan untuk menggantung mukena dan beberapa aksesoris. Aksesoris tersebut adalah kalung medali pelepasan sewaktu aku MTS/SMP dan MAN/SMA, topi paskibra dan paskibraka dan beberapa gantungan kartu nama sewaktu aku menjadi panitia dalam suatu acara. Sedikit cerita mengenai topi paskibra dan paskibraka yang aku dapatkan sewaktu aku MAN/SMA. Waktu itu aku melewati banyak halangan dan rintangan untuk mendapatkan topi tersebut. Pada saat pengambilan topi paskibra di sekolah menurutku tidak terlalu menakutkan dan menegangkan,  tetapi tetap sangat berkesan sampai saat ini. Yang sangat menegangkan waktu pengambilan topi paskibraka karena ranahnya sudah setingkat Provinsi DKI Jakarta, jadi harus banyak pengorbanan, air mata dan tenaga yang harus aku keluarkan. Sampai saat ini aku selalu memajang topi tersebut dikamarku dengan penuh kebanggaan, walaupun topinya sudah tidak sebagus dulu, tetapi semua kenangannya masih terekam jelas dalam memoriku. Seperti yang sudah aku jelaskan diatas, bahwa dikamarku terdapat dua lemari yaitu lemari kayu jati dan lemari plastik. Lemari kayu jati dikamarku ini sudah ada sejak orang tuaku baru menikah. Lemari ini langsung dikirim dari Palembang yaitu tempat kelahiran Ayahku. Lemarinya berbentuk persegi panjang dengan empat kaki dibawahnya dan memiliki lima sekatan didalamnya, yang terdiri dari dua sekat untuk menaruh buku-buku dan tas di paling kanan atas bawah. Sementara disampingnya satu sekat berbentuk persegi panjang untuk menaruh pakaian dan dibawahnya terdapat tiga laci dan sekat kecil disampingnya untuk menaruh kardus-kardus sepatu dan celengan plastik. Buku-buku yang ada dilemari ini hanya buku-buku kuliah dari semester satu sampai sekarang. Sekitar sudah lima kali lemari kayu jati ini terendam banjir, tetapi tetap masih kuat sampai saat ini, padahal setiap banjir aku sudah pasrah jika lemari ini menganyut dan hilang, karena memang lemarinya berat sekali, jadi susah untuk dipindahkan. Diatas lemari kayu ini terdapat beberapa aksesoris, yaitu Al-Qur'an, minyak wangi, bedak, pelembap, hand body, kalender, jam bergambar doraemon pemberian seseorang, kotak musik, headshet, jam tangan, jarum pentul, boneka angry bird dan lain-lain. Selanjutnya beralih ke lemari disampingnya yaitu lemari plastik berwarna hijau bergambar kartun Toy Story dan terdiri dari lima laci. Lemari plastik ini berukuran sedang, berisikan buku-buku adikku yang sekarang sedang menjajaki dunia SMA kelas satu. Di atas lemari tersebut ada boneka super mario berukuran besar pemberian kado ulang tahun dari seseorang waktu aku MTS/SMP kelas dua. Tepat di belakang pintu ada koper kepunyaan temanku yang aku pinjam berukuran sedang dan disampingnya ada timbangan berat badan. Mengapa aku menaruh timbangan dikamarku ? karena aku ingin terus mengontrol perkembangan badanku dan agar termotivasi untuk mempunyai badan yang ideal. Dari kesemua barang-barang yang ada dikamarku yang terpenting adalah kasur. Kasur dikamarku hanya sebuah kasur busa lipat berwarna biru muda bermotif bunga dan dipakaikan sprei dengan motif kotak-kotak panjang berwarna hijau krem biru dan merah pudar. Di atas kasur terdapat selimut yang hangat berwarna biru dongker bergambar Inter Milan yang selalu aku pakai disaat aku tidur. Tidak lupa pula terdapat satu bantal tidur dan satu bantal berwarna merah muda berbentuk persegi dan diatasnya terdapat gambar love pemberian dari seseorang yang selalu menemaniku saat ku terlelap tidur.

Menurutku, sejelek-jeleknya kamarku, aku akan tetap merasa nyaman, karena memang ini kamarku bukan kamar orang lain. Walaupun kamar orang lain lebih bagus dibanding kamarku, bagaimanapun juga rasa nyaman itu tidak akan aku dapati selain dikamarku sendiri. Tetapi bukan berarti aku suka suasana kamar yang kotor dan berantakan. Karena bagaimanapun juga secara tidak langsung sifat kita akan terlihat dengan tata cara kita merapihkan ruangan yang kita sering tempati yaitu dikamar tidur sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini