Rabu, 23 September 2015

Syarifah Asmar_Studi Kasus Kota Depok_Tugas3Soskot

Nama  : Syarifah Asmar

NIM    : 11140540000016

Prodi   : PMI 3

Bagaimana sebuah kota dibangun? Kota adalah suatu ciptaan peradaban umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan. Pedesaan sebagai "daerah yang melindungi kota" (P.J.M. Nas 1979 : 28). Kota seolah-olah mempunyai karakter tersendiri, mempunyai jiwa, organisasi, budaya atau peradaban tersendiri.

Sejarah Pembetukan Kota

Jadi dalam perkembangannya sebuah kota berdasarkan tahap perkembangannya kota dimulai dari tahap :

1. Eopolis yaitu tahap perkembangan daerah kota yang sudah diatur ketahap kehidupan kota (kota kecamatan )

2. Polis yaitu tahap perkembangan kota yang masih ada pengaruh kehidupan agraris (kota kabupaten)

3.  Metropolis, yaitu tahap perkembangan kota sudah mengarah ke sektor industry

4. Megapolis, yaitu tahap perkembangan kota yang telah mencapai tingkat tertinggi diantaranya dengan dengan pemekaran atau perluasan kota

5. Trianopolis, yaitu tahap perkembangan kota yang kehidupannya sudah sulit dikendalikan baik masalah lalulintas, pelayanan maupun kriminalitas

6. Nekropolis, yaitu tahap perkembangan kota yang kehidupannya mulai sepi bahkan mengarah pada kota mati.

Terbentuknya Kota Depok

Berawal pada akhir abad ke 17 seorang saudagar Belanda, eks VOC, bernama Cornelis Chastelein (1657-1714) membeli tanah di Depok seluas 12,44 km persegi (hanya 6,2% dari luas kota Depok saat ini yang luasnya 200,29 km persegi) atau kurang dari 4 kali luas kampus UI Depok. Dengan harga 700 ringgit, dan status tanah itu adalah tanah partikelir atau terlepas dari kekuasaan Hindia Belanda. Cornelis Chastelein menjadi tuan tanah, yang kemudian menjadikan Depok memiliki pemerintahan sendiri, lepas dari pengaruh dan campur tangan dari luar. Daerah otonomi Chastelein ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Pada zaman kemerdekaan Depok ini menjadi sebuah kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor.

Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan Jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.

Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa.

Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan, sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan

Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Di sisi lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama–sama Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tesebut, dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan Pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok.

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, wilayah Kota Depok meliputi wilayah Administratif Kota Depok, terdiri dari 30 (tiga) kecamatan sebagaimana tersebut di atas ditambah dengan sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor

Mengapa kota Depok penting saat ini? Depok menjadi pusat penyangga ibukota serta menjadi sentral di antara kota lainnya Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi. Artinya dari pemetaan wilayah, Kota Depok menjadi pusat dan tempat pelintasan di antara kota-kota tersebut. Bukankah ini menjadi peluang besar untuk mengembangkan potensi wisata di kota Belimbing ini. Nah pertanyaannya, potensi wilayah apa yang pas untuk dikembangkan? Kemudian apa yang harus kita lakukan agar Depok yang dijuluki Kota Seribu Setu ini mampu menyerap pengunjung dan menjadi sumber pendapatan masyarakat Depok?

 

Seorang pakar lingkungan Universitas Indonesia, DR.Ir.Tarsoen Waryono, MSi angkat bicara  mengenai hal itu  "Depok tampaknya tidak mungkin menjadi kota wisata. Tetapi potensi wisata di Kota Depok sangat mungkin menjadi sumber pendapatan masyarakat dan mendatangkan PAD. Dengan demikian potensi wisata tersebut mampu menunjang pembangunan ekonomi di Kota Depok," tukas Tarsoen.

Tarsoen menuturkan, Depok memiliki berbagai potensi yaitu Bantaran Sungai (23 km), Situ-situ (119 ha), Studio Alam(25 ha), Kawasan Hijau Produktif (150 ha), Hutan Raya (5 ha), dan Hutan Kota (45 ha). "Depok berada di antara kawasan wisata argo Bogor dan Urban Industry Ibukota Jakarta. Maka itu, aspek dan prospek pengembangan ekowisata terpadu berbasis potensi Sumber Daya Alam di wilayah Kota Depok perlu dioptimalkan," jelas Tarsoen yang pernah meraih Kalpataru 2005 kategori Pembina Lingkungan ini.

Apa yang membuat kota Depok bertahan?

Sebuah kota dapat bertahan jika terpenuhinya:

  • Tersediaanya perumahan atau pemukiman yang memeadai
  • Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
  • Tersedianya tempat-tempat untuk parkir
  • Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

  • Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
  • Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.
  • Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
  • Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
  • Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
  • Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.
  • Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi. (stereotip ini kemudian menyebabkan penduduk kota dan pendatang mengambil sikap acuh tidak acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka mengabaikan fakta bahwa masyarakat kota juga bisa ramah dan santun dalam berinteraksi)

Pendapatan produk domestik bruto Kota Depok sebesar Rp.14 triliun. Depok, juga memiliki sarana ekowisata berupa danau atau setu sebanyak 25 setu. Depok juga merupakan penghasil ikan hias ekspor yang angka perputarannya mencapai miliaran rupiah. Depok merupakan kota Agro Industri, yaitu kota belimbing Dewa," kata Nur Mahmudi, selaku walikota Depok yang sampai saat ini menjabat.

Keunggulan Depok :

a.       Bebas banjir, dengan kemiringan kota berkisar 40-140 m dpl, sungai ciliwung yang membelah kota dan situ yang tersebar di berbagai sudut kota, membuat depok merupakan kota yang aman dari bahaya banjir.

b.      Kota pendidikan, depok sejak awal dikenal sebagai kota pendidikan. universitas Indonesia yang terletak di jantung kota depo, menguatkan image itu. hingga kini, Depok memiliki 17 buah universitas, terbanyak diantara kota satelit Jakarta

c.       Fasilitas lengkap. seiring dengan pesatnya perkembangan penduduk, depok dipenuhi dengan berbagai fasilitas terbaik. pasar modern (mall), rumah sakit, IT centre, sarana rekreasi dan sekolah ternama berkembang pesat di kota Depok

d.      Aksesibilitas, rencana pemerintah membuka 2 jalan tol yang membelah depok menjadikan kota ini memiliki akses terbaik dan tercepat menuju kota jakarta. selain itu, transportasi umum pun hidup selama 24 jam dengan sarana krl 2 line dan berbagai angkutan kota

e.       Lingkungan asri dan nyaman. sebagai daerah hunian yang hanya memiliki sedikit daerah industri, kualitas lingkungan di depok menjadi yang terbaik, tercermin dari kualitas air tanah yang bersih dan udaranya yang segar.

Bagaimana pemimpin kota Depok mengelola kota? Kota yang cerdas, dipimpin oleh pemimpin yang cerdas. Dengan demikian, peran wali kota sangat berpengaruh terhadap kemajuan kota itu sendiri. Para wali kota di Indonesia saat ini mampu mengatasi banyak permasalahan di kotanya. Pemerintah Depok membangun kota, membangun manusianya, dan juga potensi-potensi yang bisa dikembangkan kemudian. Untuk mewujudkan pembangunan perekonomian tadi, kami menata semua perangkat pendukung, mulai dari penataan birokrasi, evaluasi perizinan, dan lain sebagainya sampai pemberian insentif. Pemerintah Depok akan mengembangkan potensi SDM dengan IPM tinggi ini melalui rancangan besar yang dinamakan Kota Religius yang Maju dan Sejahtera berbasis pada industri kreatif dan jasa perdagangan.

Kota Depok tidak mungkin dikembangkan sebagai kawasan industri bersifat berat yang menghasilkan polutan. Karena itu, Depok saat ini sedang berkonsentrasi membangun perekonomian yang berbasis pada industri, jasa, dan perdagangan yang bersifat kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini