Rabu, 23 September 2015

Fana Tri Astuti Konflik Sosial dan Perebutan Sumber Daya Tugas 2 Jrn 1 B

Fana Tri Astuti

Jurnalistik 1 B

SOSIOLOGI

KONFLIK SOSIAL DAN PEREBUTAN SUMBERDAYA

v  BEBERAPA TEORI KONFLIK MENURUT PARA AHLI

1.      Menurut Alison dan Wallace, teori konflik memiliki 3 asumsi utama, dimana satu dengan yang lain saling berhubungan (Sutaryo, 1992). Asumsi utama teori konflik menegaskan, manusia memiliki kepentingan-kepentingan yang asasi dan mereka berusaha untuk merealisasikan kepentingan-kepentingannya itu. Asumsi kedua menunjukkan, "Power" (kekuasaan) bukanlah sekedar barang langka dan terbagi secara tidak merata, sehingga merupakan sumber konflik, melainkan juga sebagai sesuatu yang bersifat memaksa (coercive). Asumsi ketiga, ideologi dan nilai-nilai dipandangnya sebagai senjata yang digunakan oleh berbagai kelompok yang berbeda untuk meraih tujuan dan kepentingan mereka masing-masing. Ideologi itu merupakan aspek dari groups interest.

2.      Menurut Max Weber, Weber mengistilahkan konflik sebagai suatu sistem "Otoritas"atau sistem "Kekuasaan". Perbedaan antara otoritas dan kekuasaan yaitu sebagai berikut. Kekuasaan, cenderung menaruh kepercayaan pada kekuatan, sedangkan Otoritas adalah kekuassaan yang dilegitimasikan.

 

v  DEFINISI KONFLIK SOSIAL DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

Ø  Perhatian manusia terhadap konflik telah tercermin dalam literatur kuno. Max Weber menyatakan "Perang antardewa di zaman kuno bukan hanya untuk melindungi kebenaran nilai-nilai kehidupan sehari-hari, tetapi juga keharusan memerangi dewa-dewa lain, sebagai komunitas mereka juga berperang dan dalam peperangan ini pun mereka harus membuktikan kemahakuasaan mereka"

 

Ø  Sejumlah pengamat politik dan sosial lain menekankan pentingnya konflik dalam kehidupan manusia, antara lain: Polybius sejarawan Romawi, Khaldun, Machiavelli, Jean Bodin, dan Thomas Hobbes.Konflik antar kepentingan diri sendiri dan kepentingan sosial meliputi karya Adam Smith, temuan Charles Darwin yang menyatakan bahwa "Yang kuatlah yang paling beruntung dalam perjuangan mempertahankan hidup"

 

Ø  Menurut Dahrendorf, konflik sosial mempunyai sumber structural, yakni hubungan kekuasaan yang berlaku dalam struktur organisasi sosial. Dengan kata lain, konflik antar kelompok dapat dilihat dari sudut konflik tentang keabsahan hubungan kekuasaan yang ada.

 

Ø  Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perspektif ini memiliki proporsi sebagai berikut :

 

1.      Setiap masyarakat dalam segala hal tunduk pada proses perubahan; perubahan sosial terjadi dimana saja.

2.      Setiap masyarakat dalam segala hal memperlihatkan ketidaksesuaian dan konflik; konflik sosial terdapat dimana saja.

3.      Setiap unsur dalam masyarakat memberikan kontribusi terhadap perpecahan dan perubahannya.

4.      Setiap masyarakat berdasarkan atas penggunaan kekerasan oleh sebagian anggotanya terhadap anggota yang lain.

 

v  SUMBERDAYA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

Ø  Sumber daya merrupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam nonhayati, dan sumber daya alam buatan (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982). Sedang menurut perspektif Sosiologi, sumber daya adalah segala sesuatu yang memiliki potensi untuk membantu atau mempermudah pekerjaan seseorang atau kegiatan sehari-hari.

 

v  CONTOH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ø  Konflik sosial nelayan dalam memperebutkan sumber daya perikanan di Kabupaten Demak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini