Nama saya Hana Futari, saya lahir tanggal 13 Desember 1994 di Kota Tangerang Selatan. Saya anak ke-4 dari 4 bersaudara. Kakak saya yang pertama perempuan 6,5 tahun lebih tua dari saya yang sekarang telah bekerja menjadi karyawati di sebuah perusahaan swasta. Kakak saya yang kedua laki-laki 5,5 tahun lebih tua dari saya, kakak saya yang kedua ini merupakan lulusan dari Institut Teknologi Bandung jurusan Fisika dan kini telah bekerja di perusahaan Batu Bara di Kalimantan. Kakak saya yang terakhir laki-laki dan 4,5 tahun lebih tua dari saya yang sekarang tengah menuntut ilmu di Universitas Padjajaran jurusan Peternakan.
Saat berumur 4 tahun saya masuk sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Bhakti Putera Bangsa yang berlokasi di komplek tempat tinggal saya. pada saat umur saya 5 tahun, ketika kenaikan kelas ke TK B,saya sudah dapat membaca, menulis dan berhitung dengan baik dan benar. Lalu orang tua saya memutuskan untuk langsung menyekolahkan saya ke SD kelas 1 tanpa mengikuti kelas TK B.
Saat itu orangtua saya mengingin kan saya bersekolah di SDN Puspiptek karena dekat dengan rumah, lingkungan nya bagus dan merupakan SD unggulan untuk tingkatan Sekolah Dasar Negri. Tetapi sekolah itu tidak menerima saya karena pada saat itu saya masih dibawah umur 6 tahun. Akhirnya orangtua saya menyekolahkan saya di SDN Setu I. Setahun saya di SDN Setu I, nilai-nilai saya cukup baik. Nilai-nilai baik itu merupakan modal saya untuk dapat diterima di SDN Puspiptek yang setahun lalu telah menolak saya. Pada kenaikan ke kelas 2, orangtua saya memindahkan saya ke SDN Puspiptek.
Di SD kelas 1 sampai 3 nilai saya cukup baik dan tak pernah absen di posisi 10 terbesar dikelas, tetapi pada saat kelas 4 sampai 6 nilai saya benar-benar menurun dan saya sering mendapat nilai dengan kriteria C. Setelah 6 tahun duduk di bangku SD, akhirnya saya pun menghadapi UAS.
Setelah tamat dari SD, saya melanjutkan ke SMPN 2 Cisauk yang sekarang berganti nama menjadi SMPN 8 Kota Tangerang Selatan, salah satu SMP unggulan di Kota Tangerang Selatan. Pada kelas 7 nilai-nilai saya sangat buru, sampai-sampai orangtua saya dipanggil oleh walikelas saya. Namun saat kelas 7 semester 2 nilai saya naik sedikit demi sedikit. Pada saat kelas 8, saya bertemu dengan sahabat-sahabat saya yaitu, Ovi, Resta dan Regina.Kami semua memiliki banyak sekali perbedaan mulai dari suku, agama, hobi dan sifat. Namun perbedaan-Perbedaan tersebut yang membuat kami saling mengisi. Persahabatan kami baik-baik saja hingga sekarang, walaupun waktu dan jarak yang memisahkan. Pada saat kelas 8 juga saya mengikuti sebuah club karate di wilayah Kota Tangerang Selatan, hingga kini saya sudah menjadi pelatih dan anggota Tim Karate Tangsel. dan sekitar 4 bulan yang lalu saya telah lulus ujian sabuk hitam.
Setelah 3 tahun saya duduk di bangku SMP, Ujian Nasional pun saya tempuh.Nilai Ujian Nasional saya cukup baik, nilai itu merupakan modal saya untuk melanjutkan sekolah ke SMA yang saya inginkan dari dulu
Setelah tamat SMP saya melanjutkan ke SMAN 2 Kota Tangerang Selatan, salah satu sekolah unggulan di wilayah Kota Tangerang Selatan, sekolah impian saya dari saat saya SD. Tetapi setelah saya menjadi siswi di SMA tersebut, sekolah yang saya impikan itu, tidak terlalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan. Memang dari segi pendidikan dan sekolahnya sangat baik. Sekolah tersebut mampu menyalurkan bakat siswa, namun yang saya tidak suka adalah pergaulan murid-muridnya yang kalangan atas sehingga membuat saya capek dan tidak kuat bergaul di sekolah itu, maka dari situ saya tidak memiliki banyak teman di SMA. Saat kenaikan kelas XI, saya memilih jurusan IPS karena kemampuan dan minat saya. Saya juga ingin melepaskan gambaran bahwa anak IPS adalah anak IPA buangan. Di kelas IPS nilai saya cukup memuaskan. Di SMA juga saya telah merencanakan cita-cita saya. cukup banyak memang cita-cita saya yaitu : psikolog, wartawan dan Polwan. Namun keinginan saya untuk menjadi Polwan harus saya kubur rapat-rapat karena orangtua saya tidak mendukung, walaupun Kakek saya dahulu seorang Polisi. Saya pun memutuskan untuk lanjut ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pilihan prodi pertama Psikologi dan yang kedua Jurnalistik.
Setelah 3 tahun di SMA dan menempuh Ujian Nasional yang terakhir selama hidup saya, 2 bulan kemudian saya mengikuti Ujian Mandiri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebulan kemudian saya dinyatakan Lolos sleksi dan menjadi mahasiswi jurnalistik. Agak kecewa sebenarnya saat itu karena saya tidak lolos sleksi psikologi. Seiring berjalan nya waktu, saya telah menerima dengan ikhlas kalau saya terpilih di jurnalistik. Kini rencana saya kedepan, setelah lulus dari jurusan jurnalistik, saya ingin menjadi reporter wisata dan melanjutkan studi s2 di jurusan psikologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar