Senin, 01 Oktober 2012

Lukman Hakim_Jurnalistik 1A

Lukman Hakim_Jurnalistik 1A

TEORI KRITIS

 

Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. The Institute of Social Research, organisasi yang berkaitan dengan teori kritis ini resmi didirikan di Frankfurt, Jerman, pada 23 Februari 1923, meski sejumlah anggotanya telah aktif sebelum organisasi itu didirikan. Teori kritis telah berkembang melampaui batas aliran Frankfurt. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika.

 

Kritik terhadap Teori Marxian.

Teori kritis mengambil kritik terhadap teori Marxian sebagai titik tolaknya. Teori kritis ini sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Teoritisi kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain.

 

Kritik terhadap Positivisme.

Teori kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme, positivisme dilukiskan sebagai mewakili berbagai hal. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang studi. Penganut positivisme yakin bahwa pengetahuan bersifat netral, mereka merasa bahwa mereka dapat mencegah masuknya nilai kemanusiaan kedalam pemikiran mereka.

Adapun alasan penentangan positivisme yakni melihat kecenderungan kehidupan social sebagai proses alamiah. Kritik ini mengarah ke pandangan bahwa posivisme berwatak koserfatif, tak mampu menentang system yang ada.

 

 

Kritik terhadap Sosiologi.

Sosiologi diserang karena "keilmiahannya" yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri, aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini.

 

Kritik terhadap Masyarakat Modern.

Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Kebanyakan teori Marxian awal  secara tegas tertuju ke bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural mengingat kultur dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, tempat dominasi masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi ke bidang kultural. Aliran kritis masih tetap memperhatikan masalah dominasi, meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen kultural ketimbang oleh elemen ekonomi. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat.

 

Kritik terhadap Kultur.

Teori kultur melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan atau dibirokratiskan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Industry kultur menghasilkan apa yang secara konvensional disebut "kultur massa" yang di definisikan "sebagai kultur yag diatur tak spontan, dimaterialkan, dan palsu, bukan sesuatu yang nyata". (Jay, 1973 :216)

Ada dua hal yang cukup dicemaskan oleh para penganut teori ini yang pertama yakni , mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya.  Kedua, teori kritis terganggu hal yang bersifat menentramkan, menindas dan membius dari industry kultur terhadap rakyat.

            Aliran kritis juga tertarik dan kritis terhadap apa yang disebut sebagai "industry pengetahuan", yang mengacu kepada entitas-enstitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan (misal, universitas dan lembaga penelitian) yang menjadi struktur otonomi di dalam masyarakat. Sebagian besar teori kritik adalah sejalan dengan analisa kritik, meskipun teori kritik juga memiliki sejumlah minat positif yang lebih mengarah kepada kontribusi yang bersifat kritis ketimbang kontribusi positif. Dan karena ini mereka merasa bahwa teori kritik tak banyak memberi sumbangan kepada teori sosiologi.

Kontribusi Utama

Subyektivitas. Kontribusi besar aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian kearah subyektivitas.

Dialektika. Focus utama yang kedua dari teori kritis yakni minat pada dialektika. Yang memuat metodologis suatu komponen kehidupan social tidak dapat dikaji tanpa kompoen selebihnya.

Pengetahuan dan kepentingan manusia.  Kepentingan yang memadu berada di balik system pengetahuan yang pada umumnya tak dikenal oleh masyarakat awam, dan disini peran kritik untuk mengungkap.

 

Kritik terhadap teori kritis

Sejumlah kritik telah diajukan kepada teori kritik. Pertama, teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya. Kedua, aliran kritis, seperti telah kita lihat, umumnya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritisi kritik cenderung beragumen bahwa kelas pekerja telah hilang sebagaimana halnya kekuatan revolusioner, pandangan yang bertentangan dengan analisis Marxian tradisional.

Jadi seperti yang telah dikatakan oleh Bottomore dalam kasus Habermas "aliran kritis telah mengalami penyesuaian dengan teori Maxisme dan sosiologi dan pada saat yang sama beberapa ide aliran Frankfurt dipelihara dan dikembangkan" (1984:76).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini