Senin, 01 Oktober 2012

TEORI KRITIS MARX (M. RIDHO ANDRIANSYAH KPI 1E - TUGAS 4)

   
    Teori kritis   Teori ini berkembang melampaui batas aliran Frankfurt. Sebagian besar teori kritis ini terdiri dari kritikan-kritikan terhadap aspek-aspek kehidupan sosial dan intelektual yang tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat lebih akurat.
 
    Kritik terhadap Teori Marxian   Dimana kaum borjuis 'menekan' para kaum proletar untuk bekerja seharian  dan memberikan upah yang minimum untuk mendapatkan hasil kekayaan yang berlimpah. Para kapitalisme ini berlomba-lomba mengumpulkan kekayaan yang banyak namun tidak mengimbangi dengan menggaji para buruh dengan nilai yang seharusnya.  Menurut Marx, bila kejadian ini terus berlangsung para buruh atau kaum proletar akan semakin merasa terdesak, memberontak dan menuntut keadilan dari para kapitalisme atau kaum borjuis.
 
    Kritik terhadap Positivisme  Kritik terhadap positivism sebagian berkaitan dengan perekonomian pada waktu itu, karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian teori positivisme tersebut tentang peng etahuan. Ilmu fisika menjadi patokan positivisme sebagai standar kepastian dan ketepatan untuk semua disiplin ilmu. Tetapi beberapa pemikiran muncul bahwa slmu tak berada dalam posisi mendukung bentuk tindak-tindak sosial khusus apapun. Postivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah, yang mengabaikan individunya sebagai aktor atau pemain, tidak memerhatikan aktifitas atau cara-cara aktifitas individu tersebut. Akibatnya, para individu atau aktor tersebut menjadi terlihat pasif. Ini dikarenakan positivisme hanya memerhatikan atau menilai alat-alat untuk mencapai tujuan tersebut.
 
Kritik terhadap Sosiologi  diserang karena 'keilmiahannya' Karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan dalam dirinya sendiri, yang membuat para aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak akan membuat struktur sosial masa kini berubah. Anggota aliran kritis ini juga berpendapat bahwa sosiolog lebih memerhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan dibandingkan dengan individu dalam masyarakat, hingga akhirnya interaksi individu dengan masyarakat terabaikan. Karena diabaikannya interaksi individu-individu tersebut dengan masyarakat, para sosiolog pun dianggap tak mampu mengatakan sesuatu yang bermakna tentang perubahan politik yang bisa mengarah ke sebuah maysarakat yang adil.
Kritik terhadap Masyarakat Modern
Sebagian besar teori Marxian awal secara tegas tertuju kebidang ekonomi, sedangkan aliran kritisnya menggeser orientasi ke tingkat cultural mengingat cultural dianggap sebagai realitas masyarakat modern. Yang artinya, pendominasian masyarakat modern yang sebelumnya di bidang ekonomi bergeser ke bidang cultural.
 
Kritik terhadap Kultur   Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. Douglas Kellner (1990) mengkritik aliran kritis karena mengabaikan analisis rinci tentang ekonomi politik media televisi, mengonseptualisasikan kultur massa sebagai sebuah instrumen ideologi kapitalis semata". ". Aliran kritis juga tertarik dan kritis terhadap apa yang disebut sebagai "industri pengetahuan", yang mengacu pada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan yang menjadi struktur otonom di dalam masyarakat. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat positif, tetapi ia lebih banyak memberi konstribusi yang lebih kritis ketimbang konstribusi positif.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini