Senin, 01 Oktober 2012

FERDY RIZKY SAPUTRA / KPI 1E/ TUGAS 4

TEORI KRITIS

            Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Maxrian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993; untuk tinjauan yang lebih luas terhadap teori kritis) terutama kecendrungannya menuju determenisme ekonomi. Teori kritis resmi didirikannya di Frankfurt, Jerman, 23 Februari 1923, dan telah berkembang melalui lampau batas aliran Frankfurt. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruh teori ini tumbuh didalam sosiologi Amerika.


Kritik Utama terhadap kehidupan sosial dan intlektual

            Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik  terhadap sebagian aspek kehidupan sosial dan intlektual, namun tujuannya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.

 - Kritik terhadap teori Marxian

            Teori kritis mengambil kritik terhadap teori Marxian titik tolaknya. Teoritisi kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Beberapa orang diantaranya yang mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marxs, tetapi kritik mereka sangat di tekan oleh neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis.Selain menyerang teori Marxian lain, aliran kritis mengkritik masyarakat seperti bekas Uni Soviet yang pura-pura dibangun berdasarkan teori Marxian.

- Kritik terhadap positivisme

            Teoritisi kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat di terapkan pada seleuruh bidang studi.positivisme mengambil ilmu fisika sebagai standar kepastian dan ketepatan untuk semua disiplin ilmu. Penganut positivisme yakin bahwa pengetahuan bersifat netral. Mereka merasa bahwa mereka dapat mencegah masuknya nilai-nilai kemanusiaan kedalam pemikiran mereka. Keyakinan ini semua selanjutnya menimbulkan pandangan bahwa ilmu tak berada dalam posisi mendukung bentuk tindakan sosial khusus apapun.
 
 Aliran krtitis menentang positivisme karena berbagai alasan;
Pertama, Positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses ilmiah. Teoritisi kritis lebih menyukai memusatkan perhatian pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut mempengaruhi struktur sosial yang lebih luas.teoritisi krtitis tidak dapat menerima gagasan bahwa hukum umum sains dapat di terapkan terhadap tindakan manusia begitu saja. Positivisme diserang karena berpuas dirinya hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu karena tak membuat penilaian serupa terhadap tujuan. Kritik ini mengarah ke pandangan bahwa positivisme berwatak konservatif atau dapat disebut tak mampu menentang sistem yang ada. Seperti apa yang dikatakan Martin Jay tentang positivisme ini, "Akibatnya adalah mengabsolutkan fakta dan reifikasi tatanan yang ada". Positivisme mengakibatkan aktor dan ilmuwan sosial menjadi pasif. Meski kritikan ada kritik terhadap positivisme, beberapa orang Marxis misalnya, mendukung positivisme, dan Marx sendiri tampaknya yang terlalu positivis.

- Kritik terhadap Sosiologi

            Sosiologi diserang karena "keilmiahannya", yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan didalam dirinya sendiri. Selain itu Sosiologi dituduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang di tindas oleh masyarakat masa kini.sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dlam masyarakat dan mengabaikan interaksi individu dan masyarakat. Walau sebagian besar prospektif sosiologi tidak bersalah ketika mengabaikan interaksi ini, namun pandangan ini menjadi landasan serangan aliran kritis terhadap sosiologi.

- Kritik terhadap masyarakat modern    

            Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Kebanyakan teori Marxian awal secara tegas tertuju ke bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya. Kultur di anggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, tempat dominasi dalam masyarakat moderen bergeser dari bidang ekonomi ke bidang kultural. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat.
            Pemikiran kritis telh di bentuk tak hanya oleh teori Marxian, tetapi juga oleh teori Weberian, seperti tercermin pada perhatian mereka terhadap resionalitas sebagai perkembangan dominan dalam dunia modern. Seperti di jelaskan Tren Schroyer pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern, penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitas ekonomi sebagai masalah sosial dominan. Menurut teori kritis,rasionalitas formal tak mencrminkan perhatian mengenai cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Inilah yang dipandang sebagai "cara berfikir teknokratis" dimana tujuannya adalah untuk membantu kekuatan yang mendoninasi, bukan memerdekakan individu dari doninasi. Tujuannya adalah semata-mata untuk menemukan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan apapun yang di anggap penting oleh pemegang kekuasaan.

            Meski keadaan modern kelihatan rasional, aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan.

            Aliran kritis memusatkan perhatian pada satu bentuk rasionalitas formal-teknologi modern. Misalnya, mengencam keras teknologi modern setidaknya seperti yang digunakan dalam kapitalisme. Contoh utamanya adalah televisi untuk mensosialisasikan dan mensejahterahkan penduduk. Marcuse menolak gagasan bahwa teknologi adalah netral dalam dunia modern dan sebaliknya memandangnya sebagai alat yang menguasai rakyat.

- Kritik terhadap kultur

           
Teori kritis melontarkan kritis pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibriokratisasikan (misalna, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Perhatian kepada industri kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur Marxian ketimbang terhadap basis ekonomi.

            Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini.
Pertama, mereka mngkhawatirkan mengenai kepalsuannya.Mereka membayangkan sebagai sekumpulan paket gagasan yang di produksi secara massal dan disebarkan di tengah-tengah masa melalui media.
Kedua, teoristis kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. Meski demikian, Kellner melihat televisi sebagai ancaman terhadap demokrasi, individualitas, dan kebebasan, dan ia memberi saran untuk mengatasi masalah itu, (misalnya, akuntabilitas yang lebih demokratis, akses dan partisipasi yang lebih besar dari warga negara, diversitas yang lebih besar kepada televisi).

Aliran kritis juga tertarik terhadap apa yang di sebut dengan "industri pengetahuan", yang mengacu kepada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan. (Misalnya, Universitas dan lembaga penelitian)

Analisis kritis Marx terhadap kapitalisme membuatna berharap pada masa depan, akan tetapi banak teoritis kritis malah masuk pada pandangan putus asa dan tanpa harapan. Mereka melihat problem-problem dunia modern bukan hana ada pada kapitalisme, tetapi membawah sampai ke dunia yang di rasionalkan.
            Sebagian besar teori kritik (sperti rumusan asli Marx) adalah sejalan dengan analisis kritik. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat yang positif, tetapi ia lebih memberikan konstribusi yang lebih kritis ketimbang konstribusi positif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini