Senin, 01 Oktober 2012

Teori Marx dan teori Marxian (nur fajri rahmawati _jrnlis1a)

TEORI MARX
Secara garis besar Marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk bertahan hidup mausia perlu bekerja di dalam dan dengan alam. Dengan mereka bekerja mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dorongan ini diwujudkan bersama – sama dengan orang lain. Dengan kata lain manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial  untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup mereka perlu bekerja sama.
Melalui perjalanan sejarah, proses alamiah ini di hancurkan,mula – mula oleh kondisi peralatan masyarakat primitive dan kemudian oleh berbagai jenis tantanan struktural yang diciptakan masyarakat selama perjalanan sejarah. Tantanan structural ini mengganggu proses produktif alamia melalui berbagai cara. Tetapi penghancuran ini terjadi paling parah dalam struktur masyarakat kapitalis. Penghancuran proses produktif alamiah mencapai titik puncaknya dalam kapitalisme.
Kapitalisme pada dasarnya adalah sebuah struktur (atau lebih tepatnya serangkaian struktur) yang membuat batas pemisah antara seorang individu dan proses produksi, produk yang diperoses dan orang lain dan akhirnya juga memisahkan diri individu itu sendiri.
Pemikiran Marx sangat terpusat pada struktur kapialisme dan dampak penindasannnya terhadap buruh. Secara politis perhatiannya tertuju pada upaya untuk membebaskan manusia dari penindasan struktur kapitalisme. Marx lebih lebih memikirkan upaya untuk membantu mematikan kapitalisme. Ia yakin bawa kontradiksi dan konflik didalaam kapitalisme menurut dialektika akan menyebabkan kehancurannya, tapi ia tak berfikir bahwa prosesnya tak terelakan. Untuk menciptakan system sosialisme orang harus bertindak pada waktu dan dengan cra yang tepat. Kapitalis mempunyai sumber daya yang sangat besar yang dapat dugunakan untuk mencegah munculnya sosialisme tetapi mereka dapat dikuasai melalui tindakan bersama dari kaum proletariat yang mempunyai kesadaran kelas. Dengan bantuan teknologi modern orang dapat berinteraksi dengann alam dan dengann orang lain secara selaras untuk menciptakan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup.
 
TEORI MARXIAN
Marxisme adalah suatu teori yang dicetuskan oleh Karl Marx (1818-1883) sebagai bentuk protes atas kapitalisme. Teori ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul "Communist Manifesto" yang dikarang bersama sahabatnya, Friedrich Engels. Asumsi dasar dari teori ini adalah tentang pertentangan kelas, dimana masyarakat pada intinya terbagi menjadi 2 kelas, yaitu mereka yang termasuk dalam para pemilik modal (kaum borjuis) dan mereka yang tidak memiliki modal dan alat-alat produksi (kaum proletariat). Karl Marx mengusulkan untuk menghapus kaum borjuis dan sistem kelas serta meninggalkan kapitalisme dan beralih ke komunisme yang menawarkan masyarakat tanpa kelas sehingga meminimalisir terjadinya konflik.
Asumsi dasar perspektif marxisme dalam hubungan internasional ialah adanya proses penyatuan human race melalui dinamika globalisasi kapitalis dan kapitalisme ini dianggap sebagai driving forces dalam tingkat interdependensi internasional.Analisis globalisasi dan fragmentasi di dalam tradisi Marxist dikenal sebagai paradigma kelas dan produksi di mana tingkat pereduksiannya bergantung pada dimensi ekonomi dari keadaan sosial yang secara politis maupun normatif berpengaruh terhadap perpolitikan dunia. Jika direlevansikan dengan keadaan saat ini, adanya teori marxisme mampu melewati masa bipolaritas dengan meningkatkan dampak globalisasi dunia dan fragmentasi (perpecahan) etnis yang bertentagan dengan struktur negara secara internasional. Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masing-masing telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu ekonomi Inggris.
Perkembangan Marxisme selanjutnya memunculkan paham Neo-Marxisme. Neo-marxisme mencoba mengembalikan Marxisme kepada prinsip-prinsip fundamentalnya yang selama ini cenderung diabaikan dan salah dinterpetasikan oleh generasi sesudah Karl Marx. Aliran ini berusaha untuk memberi kritik terhadap perkembangan yang ada  menggunakan sudut pandang Marxisme, sekaligus menyusun teori yang menyatakan kontribusi mereka terhadap perkembangan trend global.
Asumsi dasar dari Neo-Marxisme sendiri tidak jauh berbeda dari Marxisme, mengingat aliran ini berusaha untuk mengembalikan Marxisme seperti yang dicita-citakan oleh  Karl Marx. Perbedaan yang cukup signifikan terletak pada objek kajiannya, dimana Marxisme berkonsentrasi terhadap kelas yang ada di masyarakat, sedangkan Neo-Marxisme lebih kepada pembagian sistem internasional berdasarkan kelas-kelas yang menghasilkan negara core, periphery dan semi-periphery. Neo-Marxis juga memunculkan teori ketergantungan (dependency theory), suatu teori yang mengkritisi ketergantungan negara-negara yang termasuk negara dunia ke 3 (periphery state) terhadap negara-negara maju pemilik modal dan teknologi (core state).
 
 
                                                                                                Nama   : Nur Fajri Rahmawati
                                                                                                Jurusan: Jurnalistik 1a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini