Senin, 01 Oktober 2012

Tugas Demografi 4_Tifla Syafitri

SUMBER-SUMBER DATA KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI
Pendahuluan
Sumber-sumber dan kependudukan/demografi yang pokok ialah, sensusu, sistem registrasi kejadian-kejadian vital, registrasi penduduk dan survey-survei terbatas atau survey sampel. Lain sumber tambahan yang sering berguna adalah catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi pemerintah. Di antara sumber-sumber ini, sensus merupakan sumber data yang paling utama di berbagai negara; terlebih-lebih di negara-negara berkembang. Dalam bagian ini akan diuraikan berbagai aspek yang meliputi sejarah sensus penduduk, kriteria modern dari sensus, dan sensus di indonesia.
Sejarah Sensus Penduduk
Pencacahan penduduk atau enumeration, dan juga kadang-kadang disebut cacah jiwa (dalam pelaksanaan kadang-kadang cacah rumah tangga), mungkin mempunyai sejarah hampir setua sejarah peradaban manusia.[1]. ada petunjuk-petunjuk bahwa pencacahan penduduk telah mulai dilakukan di Babylonia sebelum 3800 B.C., di negara Cina kira-kira pada tahun 3000 B.C., dan di Mesir sekitar tahun 2500 B.C. dalam abad ke 16-17, beberapa kali sensus telah pula dilakukan di sisilia, italia, spanyol. Di masa itu perhitungan jumlah penduduk pada ummnya mempunyai hubungan, dengan tujuan-tujuan militer dan perluasan kerjaan, serta untuk maksud-maksud perpajakan. Sensus sering pula dilaksanakan secara tak menyeluruh dan tak tertur; tergantung keperluan.
Sensus penduduk dalam paham modern mungkin sekali untuk pertama kali dilakukan di Quebec atau Kanada, perancis pada tahun 1666 sedangkan di swedia mulai dilaksanakan pada than 1749, amerika serikat tahun 1970, dan inggiris pada tahun 1801. Pelaksanaan sensus penduduk di inggiris membawa pengaruh pada negri-negri jajahannya. Di indonesia umpamanya, Raflles dalam masa pemerintahannya yang singkat sempat melakukan perhitungan jumlah penduduk di jawa (sensus penduduk raflles) pada tahun 1815 yang telah dikemukakan sebelumnya.
Menarik unutk dikemukakan bahwa, sampai permulaan abad ke-20 kurang dari 20 persen penduduk bumi yang dicangkup oleh sensus. Dalam tahun-tahun 1950-1953, sensus penduduk telah dilakukan di 41 negeri yang berdaulat dan juga di sejumlah negri yang belum berdaulat. Sensus penduduk yang pada mulanya mempunyai tujuan seperti yang telah disebut di muka, sejak abad ke-19 telah banyak berubah baik dalam cangkupan yang menjadi lebih luas dan ruang lingkup pemanfaatannya yang makin luas pula. Berbagai aspek telah dimasukan dalam daftar pertanyaan sensus seperti migrasi, karekteristik ekonomi, faertalitas, dan mengenai berbagai karekteristik penduduk yang penting yang pada gilirannya dpat memenuhi kebutuhan lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah, dan warga masyarakat umumnya.
Kriteria Modern dari Sensus
Istilah "sensus" dalam paham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu negara.[2] Sensus dilakukan dengan pemecahan langsung tiap orang atau rumah tangga.[3]. dengan demikian sutau sensus penduduk merupakan suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tenaga. Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dapat dilakukan dengan sistem de jure atau de facto, atau kombinasi dari keduanya. Sistem de jure bararti mencacah penduduk menurut tempat tinggal tetap.[4] Sedangkan dengan sistem de facto pencacahan dilakukan dimana seseorang ditemukan pada saat sensus kadang-kadang untuk kelompok-kelompok tertentu di kenakan perhitungan de facto seperti anak muda buah kapal, sementara terhadap penduduk lainnya dikenakan perhitungan de jure.  Suatu sensus pendudu dapat didefenisikan sebagai keseluruhan proses pengumpulan, kompilasi dan publikasi data yang berkenaaan dengan data demografi, ekonomi, dan sosial pada waktu-waktu tertentu, mencakup semua orang di suatu negara atau territorial terbatas dengan defenisi yang jelas.
Cirri-ciri utama dari suatu sensus penduduk nasional resmi mencakup kesponsoran, territorial, yang terdefinisi dengn jelas, universelitas, simultanitas, unit individual dan mengenai kompilasi dan publikasi.
Ilmu Kependudukan dan Demografi
             Studi ilmu kependudukan (Population studies) merupakan istilah lain bagi ilmu kependudukan yang digunakan di sini. Studi kependudukan terdiri dari analisis-analisis yang bertujuan dan mencakup:
1.      Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan-perubahannya.
2.      Menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut, dan
3.      Menganalisis segala konsekuensi yang mungkin sekali terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu.
Introduksi istilah ilmu kependudukan sesungguhnya dimaksud untuk memberi pengertian lebih luas tentang demografi, karena sejumlah ahli telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni atau kadang-kadang demografi teoretis. Kata demografi berasal dari Greek (Yunani) yang untuk pertama kali digunakan oleh Guillard, lebih dari seabad silam. Digunakan sebagai sinonim bagi Population study. Sedangkan kata Population bersumber dari bahasa latin.
 
 


[1] M. Spiegelman, introduction to demography (Chicago: the Society of actuaries, 1955) dan pollard A.H. et. Al. Demographic Technigues (oxford: pergamon press, 1974).
[2] G.W. Barclay, Technigues of population analysis (new York: john wiley & sons, 1958) hal.6
[3] Dalam pelaksanaannya, suatu daerah atau negara yang akan di sensus mempunyai batas-batas wilayah yang jelas dimana terdapat sejumlah rumah tangga (umpamanya, 150-200 rumah tangga).
[4] Dalam hal ini unsure waktu atau lama bertempat tinggal di suatu daerah sering menentukan; umapamanya seseorang baru dianggap bertempat tinggal disuatu daerah tertentu yang bersangkutan telah menetap paling sedikit 6 bulan di daerah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini