Pemukiman dan Kependudukan
AHMAD AFANDI 1111054000007
PMI 3
TUGAS PROPOSAL SOSPER
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua, yaitu:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh :
· Angka kelahiran;
· Angka kematian;
· Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari luar negeri ke dalamnegeri.
5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara.
Pertambahan penduduk dari tahun ke tahun sangat bertambah pesat di karenakan oleh berbagai factor. Karena bertambah pesatnya penduduk terjadi kesenjangan social,salah satunya rusaknya lingkungan pemukiman. Yang selayaknya pemukiman itu tertata bersih,nyaman,dan indah terawatt tetapi,berubah terbalik menjadi kotor dan berantakan.
Dapat dilihat di sudut kota Jakarta,dimana ibukotanya Indonesia terdapat kawasan padat penduduk,sungguh di sayangkan hal seperti itu terjadi. Namun apa boleh buat.Ini merupakan salah satu kegagalan pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya. Bertambahnya penduduk di kota ini dikarenakan dasar ekonomi yang sangat lemah, tidak suksesnya program KB (Keluarga Berencana), banyaknya pendatang dari luar pulau atau luar negeri yang singgah ke Jakarta untuk mencari nafkah.
Padatnya pemukiman warga,menjadi banyak kendala,di antaranya; mudah terjadi kebakaran, lingkungan yang kotor, kebanjiran, pergaulan bebas. Namun disegi kelingkungan jarang sekali adanya kesadaran untuk kebersihan, mau tidak mau ketua RT dan RW sangat berperan penting untuk menjalin hubungan antar sesama.
Pemerintahpun telah membangun apartemen dan rumah susun untuk kalangan kebawah,tetapi sungguh disayangkan. Orang-orang dari kaum ekonomi atas menyerobot begitu saja. Di dunia ini tidak ada yang lebih penting dari uang dari ucapan kalangan ekonomi atas,menengah maupun kebawah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikemukakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Mengamati keadaan penduduk dan kondisi lingkungan Pekayon Pasar rebo Jakarta timur.
2. Mencatat keadaan penduduk dan kondisi lingkungan Pekayon Pasar rebo Jakarta timur
3. Menganalisa keadaan penduduk dan kondisi lingkungan Pekayon Pasar rebo Jakarta timur
C. Tujuan Praktikum
Tujuan daripada praktikum kali ini adalah guan:
1. Untuk mengamati keadaan dan kondisi penduduk lingkungan Pekayon Pasar rebo Jakarta timur
2. Untuk mencatat keadaan dan kondisi lingkungan Pekayon Pasar rebo Jakarta timur
3. Untuk menganalisa keadaan dan kondisi lingkungan Pekayon Pasar rebo Jakarta timur
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang ingin kita capai pada praktikum kali ini adalah:
1. Untuk mengetahui berbagai masalah tentang pemukiman penduduk serta faktor-faktor penyebab munculnya pemukiman padat penduduk.
2. Untuk meningkatkan wawasan dan kecintaan dengan lingkungan sekitar.
3. Sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam menata ruang kota serta mengatur pemukiman sehingga keputusan yang diambil bisa memberi pengaruh yang baik terhadap lingkungan Pekayon Pasar rebo Jakarta timur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian
Pemukiman sering disebut sebagai perumahan. Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana lingkungan. Perumahan menitikberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement. Pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human) (Kurniasih, 2007; 3).
Pemukiman penduduk selalu berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya adalah dengan menerapkan persyaratan rumah sehat (Kurniasih, 2007: 1).
Menurut Undang–Undang No. 4 tahun 1992 dalam Surtiani (2006: 39) pengertian tentang perumahan atau pemukiman yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga.
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.
3. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung (kota dan desa) yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat melakukan berbagai macam kegiatan atau aktivitas.
Kriteria Pemukiman yang Layak Huni
Suatu patokan atau standar penilaian rumah yang sehat dan ekologis dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan kondisi suatu pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan khususnya pada pemukiman padat penduduk. Menurut Krista (2009: 2) patokan atau standar penilaian yang dapat digunakan dalam pembangunan rumah yang sehat dan ekologis adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau.
2) Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.
3) Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.
4) Menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi bangunan.
5) Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air.
Perubahan Paradigma Masyarakat Dalam Memandang Fungsi Lingkungan Pemukiman
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar). Untuk mencapai upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan penajaman tentang kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat serta lingkungannya. Pemahaman yang komprehensif kriteria tersebut akan memudahkan perumusan kebijakan penanganan serta penentuan indikator keberhasilannya.
Rumah pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain sandang dan pangan, juga pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu maka dalam upaya penyediaan perumahan lengkap dengan sarana dan prasarana permukimannya, semestinya tidak sekedar untuk mencapai target secara kuantitatif, semata-mata, melainkan harus dibarengi pula dengan pencapaian sasaran secara kualitatif, karena berkaitan langsung dengan harkat dan martabat manusia selaku pemakai. Artinya bahwa pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan permukiman yang layak, akan dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan di dalam masyarakat Indonesia perumahan merupakan pencerminan dan pengejawatahan dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam satu kesatuan dan kebersamaan dalam lingkungan alamnya.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini adalah:
1. Keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Pekayon Pasar rebo Jakarta timur, setelah diamati termasuk pemukiman padat penduduk, hal ini terlihat dari jarak antar rumah yang satu dengan rumah yang lainnya sangat berdekatan. Kondisi fisik perumahan dan lingkungan tidak memenuhi syarat rumah sehat, karena sumber air dan tempat pembuangan limbah atau sampah berdekatan. Sampah dibuang di bawah rumah tidak pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Pemukiman ini dibangun di atas rawa-rawa.
2. Keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Pekayon Pasar rebo Jakarta timur ini dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu dengan mendekripsikan data hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara dengan penduduk setempat.
3. Tata ruang pada daerah ini perlu dikaji ulang kembali agar pemukiman padat penduduk tidak bertambah banyak. Meningkatnya pemukiman padat penduduk di Palangka Raya disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk yang lebih berpusat di tengah kota. Pendirian bangunan atau rumah juga harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan standar ekologis agar nantinya tidak berdampak buruk bagi penduduk yang tinggal di pemukiman tersebut.
AHMAD AFANDI 1111054000007
PMI 3
TUGAS PROPOSAL SOSPER
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar