Selasa, 19 Mei 2015

Cerita Mistis Si Manis Jembatan Ancol Oleh Firda Zanariyah

Cerita Mistis Si Manis Jembatan Ancol

Alkisah, pada awal abad 19, Indonesia yang kala itu masih dijajah oleh Belanda, dan Jakarta masih menggunakan nama Batavia, hidup seorang Mak Emper dan anaknya, Siti Ariah. Mereka tinggal di sebuah paviliun milik seorang juragan kaya. Saat Ariah berusia 16 tahun, sang juragan berniat untuk menikahi Ariah. Namun, Ariah tidak mau dengan alasan selain hanya akan menjadi selir, ada kakak Ariah yang belum menikah. Maka, Ariah pun kabur dari rumah untuk menghindari sang juragan kaya.

Dalam pelariannya itu, Oey Tambahsia, seorang yang terkenal kaya raya di Batavia saat itu dan punya vila di kawasan Bintang Mas ( sekarang daerah Ancol ), memergoki Ariah. Oey yang juga dikenal suka mengoleksi perempuan muda pun begitu terpesona dengan kecantikan yang dimiliki oleh Siti Ariah. Maka, Oey memerintahkan dua orang centengnya untuk menangkap Siti Ariah.
Ariah berlari dan memberikan perlawanan yang sangat hebat kepada dua centeng bernama Pi'un dan Surya itu. Hingga akhirnya, Bendungan Dempet dekat Danau Sunter yang waktu itu terkenal sangat angker, Ariah tewas di tangan kedua centeng tersebut. Jenazahnya dibuang di area persawahan, sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol. Peristiwa itu terjadi pada 1817.
Jembatan itu dahulu goyang, bukan karena keunikan bentuk bangunan atau ukuran jembatan ini, melainkan cerita di balik jembatan ini.
Di daerah ini sangat sepi dan jarang penduduk, membuat kriminalitas sangat tinggi. Dikisahkan, pada masa lalu di zaman kolonial Belanda, ada seorang wanita diperkosa lalu dibunuh di daerah ini, kemudian jasadnya dibuang ke kali Ancol. Seiring dengan berjalannya waktu, peristiwa ini pun terkubur dan terlupakan.
Di tahun 60-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang (tambak), seorang pendayung perahu pernah bertemu dengan Si Manis, julukan untuk sosok perempuan ini dan diyakini bernama asli Maryam.
Perempuan itu naik perahu malam-malam dan membayar pendayung tersebut, setelah tak berapa lama uang yang diberikan berubah menjadi daun dan wanita tersebut menghilang. Cerita ini didapat dari seorang fotografer keliling di Ancol yang sudah puluhan tahun disana.
Pada suatu malam di tahun 1995, seorang pelukis di Ancol pernah didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis.
Ketika itu sudah larut malam dan sang pelukis memang tidur di gelanggang seni Ancol dan di hari itu rintik gerimis pun mulai turun di daerah tepi pantai tersebut.
Sesuai permintaan perempuan itu maka sang pelukis mulai menyapukan kuasnya pada permukaan kanvas.
Namun, tak lama saat sang pelukis baru menggambar setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang.
Sang pelukis pun terperanjat heran, ia masih hafal sekali penampilan dan wajahnya, maka diteruskanlah melukis sebelum sosok wanita tersebut menghilang dari ingatannya, akhirnya lukisannya pun selesai. Sang pelukis dan banyak warga percaya bahwa perempuan yang minta dilukis itu adalah Si Manis Jembatan Ancol.
Sebenarnya siapakah Si Manis Jembatan Ancol tersebut? Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat sekitar, Si Manis tersebut bernama Mariyam, namun ada juga yang mengatakan gadis itu bernama Siti Ariah atau juga Halimah yaitu seorang gadis manis kembang desa yang meninggal di kawasan jembatan Ancol dan jasadnya dibuang setelah sebelumnya diperkosa.
Karena kematian yang tidak wajar, akhirnya Mariyam menjadi 'penunggu' jembatan Ancol yang beberapa kali menampakkan diri pada orang-orang tertentu. Seperti yang pernah dialami oleh Anshori, penjual rokok di dekat pintu keluar Ancol. Anshori mengaku pernah melihat Siti Ariah dari dekat. Ia membuka pertama kali kios rokoknya di sini pada 1990, tepatnya di samping jembatan goyang.
Saat itu malam Jumat, Anshori sedang menunggui kiosnya, agak gerimis. Sekitar pukul 1 pagi, lewat seorang perempuan.
Ketika sudah agak jauh, perempuan itu berbalik arah menghampiri kios Anshori sembari tersenyum. Anshori menyapa perempuan yang dikiranya calon pembeli dagangannya itu. Jarak Anshori dengan perempuan itu sangat dekat.
Menurut Anshori, perempuan itu berwajah manis, serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, perempuan itu menghilang. Meski tidak memakai pakaian serba putih, Anshori yakin perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol.
Narasumber Cerita
Menurut catatan Ridwan Saidi, tokoh Betawi yang melakukan penelitian tentang legenda Ariah dari saksi - saksi hidup pada tahun 1955 – 1960.

Analogi Cerita
Pada tahun itu banyaknya wanita-wanita pekerja sektor informal atau yang disebut sebagai wanita pekerja seks komersial. Terjadinya kisah mistis ini sebenernya mengacu kepada bebasnya kehidupan malam disekitaran ancol dan sunter. Setiap malam kerapkali banyak wanita-wanita pekerja sektor informal yang menjajakan dirinya didaerah tersebut. Sehingga suatu ketika seorang wanita yang menggunakan pakaian yang kurang sopan sedang lewat jembatan tersebut tengah malam sampai akhirnya terjadi tragedi pemerkosaan karena pada saat itu masih banyaknya pekerja seks komersial.
Setelah pemerkosaan pelaku pun membunuh wanita tersebut dan membuang tidak jauh dari jembatan tersebut dan menyebar sebuah mitos bahwa jika seorang wanita yang menggunakan pakaian kurang sopan akan dihantui oleh korban dari pemerkosaan dan pembunuhan itu. Sehingga membuat jembatan itu disebut jembatan angker. Padahal yang nyata saat ini tidak benar adanya mitos tersebut. Akan tetapi ada dampak positif di daerah tersebut akan adanya kejadian itu. Bahwasannya dengan adanya kejadian ini mengurangi pekerja seks komersial yang berada di daerah sunter dan ancol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini