Rabu, 19 Desember 2012

Konflik dan Pertentangan dalam masyarakat_HildaDziahAzqiah JRN 1B_Laporan ke6

 
Konflik dan Pertentangan antara Warung Kecil  di Kp. Tipar
HILDA DZIAH AZQIAH SM
1112051100035
I.                   LATAR BELAKANG
Kita sebagai makhluk social yang melakukan interaksi dengan masyarakat yang ada di sekitar kita pasti pernah mengalami suatu pertentangan atau perbedaan dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Pertentangan ini yang nantinya akan menjadi sebuah konflik yang jika dibiarkan akan menjadi suatu masalah yang akan membesar. Bisa dikatakan bahwa konflik merupakan suatu proses social antara satu orang atau lebih yang mana salah seorang di antaranya berusaha menyingkirkan pihak lain. Seperti yang dikatakan salah satu teori dari Karl Marx yang melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik.
Kalau kita melihat dari teori tersebut, bias kita simpulkan bahwa kita sebagai masyarakat tidak bias menghindari adanya konflik yang pastinya akan terjadi di kehidupan kita. Contoh kecil dari konflik yaitu dari lingkungan keluarga, terkadang kita mengalami perbedaan pendapat dengan salah satu anggota keluarga, yang nantinya pasti akan menjadi sebuah konflik karena konflik terjadi karena beberapa penyebab yang masing-masing mempunyai jalan tersendiri untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Pertentangan dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihak-pihak yang bertentangan. Selain itu, pertentangan itu juga dilakukan di atas dasar kesadaran pada masing-masing pihak bahwa mereka saling berbeda atau berlawanan. Konflik pada dasarnya merupakan bagian dari kehidupan sosial, karena itu tidak ada masyarakat yang steril dari realitas konflik. Karena konflik merupakan bagian kehidupan sosial, maka dapat dikatakan konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar.
Setelah kita ketahui akan konflik dan pertentangan, maka kita juga harus mengetahui akan kepentingan. Karena itu terjadi,  adanya kepentingan pada diri setiap individu. Oleh karena itu, kita harus mengetahui pengerrtian dari kepentingan.
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat essensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Dalam penanganan suatu konflik ada lima, yaitu:
·         Bersaing, tegas dan tidak kooperatif, yaitu suatu hasrat untuk memuaskan kepentingan seseorang atau diri sendiri, tidak peduli dampaknya terhadap pihak lain dalam suatu episode konflik.
·         Berkolaborasi, bila pihak-pihak yang berkonflik masing-masing berhasrat untuk memenuhi sepenuhnya kepentingan dari semua pihak, kooperatif dan pencaharian hasil yang bermanfaat bagi semua pihak.
·         Mengindar, bilamana salah satu dari pihak-pihak yang berkonflik mempunyai hasrat untuk menarik diri, mengabaikan dari atau menekan suatu konflik.
·         Mengakomodasi, bila satu pihak berusaha untuk memuaskan seorang lawan, atau kesediaan dari salah satu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh kepentingan lawannya diatas kepentingannya.
·         Berkompromi, adalah suatu situasi di mana masing-masing pihak dalam suatu konflik bersedia untuk melepaskan atau mengurangi tuntutannya masing-masing.
Pengendalian konflik dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan perwasitan (arbitration).
 
II.                PERTANYAAN POKOK PENELITIAN
Mengapa terjadi konflik antara 2(dua) warung ini?
 
III.             METODE PENELITIAN
Untuk mendapatkan keterangan yang baik saya menggunakan metode kualitatif yang merupakan salah satu metode dengan system wawancara ke narasumber.
Nara Sumber                     : Bapak Alex Batak dan Bapak Rojak
                  Waktu Penelitian               : Selasa, 18 Desember 2012
                  Lokasi Penelitian               : Kp. Tipar Rt 05 Rw 09 Cimanggis- Depok
 
IV.             GAMBARAN SUBJEK/ OBJEK PENELITIAN
Daerah yang sudah mulai kota ini, banyak sekali toko atau warung kecil yang berada dipinggir jalan. Warung ini menjual bahan dapur dan makanan ringan dan kebutuhan pokok sehari- hari. Warung ini berada di pinggir jalan raya. Dan tidak hanya satu warung yang ada, tetapi ada beberapa warung lainnya.
Walaupun warung ini ada jarak keberadaannya, namun diantara warung- warung itu ada yang mementingkan akan individunya. Dengan itu pernah terjadi konflik diantara keduanya. Konflik dan pertentangannya terjadi, karena ada rasa tidak kepuasan pembeli yang datang di warung itu.
Bapak Rojak yang sebagai pemilik warung tersebut, merupakan sesosok orang yang sudah lanjut usia,ia berasal dari daerah itu sendiri. Yang kemudian, ia mendirikan warung tersebut untuk mendapatkan uang sebagai kebutuhannya sehari- hari. Karena ia sudah ditinggal oleh istrinya.  Dan Bapak Alex yang sebagai pemilik warung yang satu lagi, ia masih muda, dan ia berasal dari Batak yang kemudian merantau kedaerah Depok tersebut. Berhubung ia seorang pengangguran, untuk mengisi kegiatannya ia juga mendirikan warung yang tidak jauh dari keberadaannya warung Bapak Rojak untuk menafkahkan keluarganya.
 
V.                ANALISIS
Karakter pribadi yang mencakup sistem nilai individual tiap orang dan karakteristik kepribadian, serta perbedaan individual bisa menjadi titik awal dari konflik. Dan dalam kehidupan sehari- hari terjadinya komunikasi. Komunikasi yang buruk merupakan alasan utama dari konflik, selain itu masalah-masalah dalam proses komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi dan merangsang kesalahpahaman.
Dan semua konflik seringkali dipandang sebagai pencapaian tujuan satu pihak dan merupakan kegagalan pencapaian tujuan pihak lain. Hal ini karena seringkali orang memandang tujuannya sendiri secara lebih penting, sehingga meskipun konflik yang ada sebenarnya merupakan konflik yang kecil, seolah-olah tampak sebagai konflik yang besar.
Konflik muncul diakibatkan salah satunya perebutan sumberdaya. Misalnya, jika dua orang yang memiliki warung ditempat yang berdekatan, maka akan terjadi konflik sumber daya. Dan apabila salah satu pihak bertingkah laku seakanakan mau menguasai tempat itu, pihak lain akan terganggu maka terjadilah konflik diakibatkan sumberdaya.
Diantara kedua bapak ini, ada yang merasa ketidak puasan akan pembelinya. Seperti Bapak Rojak yang merasa bahwa pembeli yang datang ke warungnya sangat sedikit. Maka, timbullah rasa keinginannya untuk mementingkan dirinya sendiri dengan  cara ia marah-marah ke Bapak Alex untuk mengemukakan pendapatnya agar Bapak Alex membuka warungnya pada hari tertentu saja.
Padahal sudah tampak jelas, bahwa warung yang didirikan oleh Bapak Alex itu lebih lengkap akan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Namun, Bapak Alex tidak langsung tersinggung melainkan empati pada Bapak Rojak. Kemudian Bapak Alex berfikir dan tidak egois untuk menghadapi konflik yang diberikan oleh Bapak Rojak.
Tetapi di satu sisi kejadian ini juga dapat merugikan Bapak Alex, jika warungnya hanya di bolehkan untuk dibuka pada waktu tertentu. Dan di sisi lain, jika ini terjadi maka Bapak Rojak mendapat keuntungan bila warungnya di buka setiap hari tanpa memikirkan warung Bapak Alex.
Namun jika pendapat dari Bapak Rojak tidak dipenuhi oleh bapak Alex, maka bisa terjadi konflik yang lebih panjang dan kemungkinan besar akan terjadi kekerasan yang akan dilakukan oleh Bapak Rojak. Karena seseorang yang lanjut usia,  emosionalnya lebih tinggi dan sensitive serta semua keingininnya harus bisa tercapai agar dapat memuaskan dirir pribadinya sendiri.
                        Namun ada beberapa cara untuk memecahkan konflik yang terjadi itu, yaitu :
·         Pemecahan masalah dengan cara pertemuan tatap muka dari pihak-pihak yang     berkonflik dengan maksud mengidentifikasi masalah dan memecahkannya dengan cara terbuka.
·         Menciptakan suatu  tujuan bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerjasama dari masing – masing pihak yang berkonflik.
·         Dengan cara penghindaran atau berusaha untuk menarik diri konflik misalnyan mengurangi kesempatan untuk berjualan.
·         Berusaha untuk mengecilkan arti perbedaan sementara menekankan kepentingan bersama antara pihak – pihak yang berkonflik.
·         Melakukan tindakan kompromi dengan cara tiap pihak yang berkonflik melepaskan atau mengorbankan sesuatu yang berharga.
Jadi, dalam kehidupan sehari- hari pasti selalu terjadi pertentangan namun itu terjadi karena diri individu itu sendiri. Dan setiap pertentangan itu menjadi konflik yang dapat diselesaikan dengan cara baik dan dengan cara buruk. Tetapi jika diselesaikan dengan baik akan member kebahagiaan juga bagi para pihak yang bersangkutan yang diselesaikan dengan bersama dan kesepakatan bersama.
 
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012
Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (Yogyakarta: LKiS, 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini