Rabu, 19 Desember 2012

Qoribatul Choiriyah JRN 1B - Laporan 6 (tugas ke 10) - KONFLIK

Judul Penelitian :

Konflik PErsaingan antara Pedagang Warung Makanan Kecil di Pesanggrahan

 

Peneliti  :

Qoribatul Choiriyah (1112051100055) – Jurnalistik 1B

 

 

I.                   Latar Belakang

 

Manusi Lahir ke dunia sebagai makhluk individu, namun karena jumlahnya banyak dan saling berhubungan serta tergantung satu dengan yang lainnya, maka manusi juga disebut sebagai makhluk sosial. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial  dalam beberapa segi kehidupan dapat mendatangkan ketidakselarasan apabila tidak diatur dan diarahkan sebagaimana mestinya. Kebebasan individu ( social order) hendaknya berjalan bersama-sama. Tanpa keteraturan social, orangtidak akan mampu melakukan segala sesuatu dengan perasaan  tengan dan senang. Berarti, kebebasan individu diakui dalam masyarakat, tetapi akan senantiasa dihadapkan pada pengendalian sosial agar tercipta ketertiban sosial.

 

Suatu keteraturan dan ketertiban sosial dapat tercipta  apabila kegiatan masing-masing  individu berlangsung dan teratur dan dapat mencapai tujuannya. Keteraturan dan ketertiban social diperlukan untuk menjamin keberlangssungan hidup bersama dan menjaga agar norma dan nilai social tetap ditegakkan.

 

Suatu masyarakat pada dasarnya merupakan kumpulan individu yang membentuk organisasi social yang bersifat kompleks. Didalam organisasi social tersebut terdapat nilai-nilai, norma-norma, pranata-pranata social, dan peraturan-peraturan untuk bertingkah laku dalam kelompoknya, Meskipun setiap kelompok mempunyai norma, nilai, dan pranatanya sendiri, namun tidak semua anggota kelompok mengetahuinya sehinnga tidak mungkin semua anggota kelompok mengetahuinya sehingga tidak mungkin semua rang akan berperilaku sesuai dengan noram dan nilai-nilai yang ada. Selalu ada penyimpangan perilaku dalam kelompok atau bahkan bias mendatangkan pertentangan dalam masyarakat. Pertentangan  yang timbul dari perbedaan-perbedaan latar belakang individu atau kelompok akan menimbulkan konflik. Pertentangan ini bias saja disebabkan oleh perbedaan tata cara, adat istiadat, suku bangsa, dan bahkan agama.

 

Penegrtian konflik secara sederhana adalah "saling memukul" (configere). Tetapi definisi yang sederhana itu tentu belum memadai karena konflik tidak saja tampak sebagai pertentangan fisik saja. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Sedangkan beberapa ahli sosiologi memberikan definisi konflik sebagai berikut :

1.      Berstein (1965). Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.

2.      Robert M.Z. Lawang. Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

3.      Ariyono Suyono Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

4.      James W. Vander Zanden Menurut Zanden dalam bukunya Sociology, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.

5.      Soerjono Soekanto. Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan melibatkan orangorang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.

 

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

                 

Konflik dalam masyarakat dibedakan menjadi :

1.      Konflik Pribadi

2.      Konflik Rasial

3.      Konflik Politik

4.      Konflik Antarkelas Sosial

5.      Konflik Internasional

6.      Konflik Antarkelompok

Faktor-faktor penyebab konflik adalah :

1.      Perbedaan individu

2.      Perbedaan latar belakang kebudayaan

3.      Perbdaan kepentingan

4.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat

 

Ada tiga jenis macam bnetuk pengendalian konfllik sosial, yaitu sebagai berikut :

1.      Konsiliasi

2.      Mediasi

3.      Arbitrasi

Ketiga jenis pengendalian konflik diatas memilki daya kemampuan untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya ledakan-ledakan sosial dalam bentuk kekerasan.

 

Saya pun tertarik untuk meneliti tentang konflik yang terjadi dekat lingkungan saya sehari-hari yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua.

 

II.                Pertanyaan Pokok Penelitian

 

1.      Mengapa sampai terjadi konflik ?

2.      Apa yang dikonflikkan ?

 

III.             Metode Penelitian

 

Metode Penelitian             : Metode Kualitatif

 

Lokasi Penelitian               : Pesanggrahan, samping Universitas UIN jakarta

 

Waktu Penelitian               :  13.00-14.00,  16 Desember 2012

 

Nara Sumber                     : Ibu Emy dan Bapak Aom (Pedagang kios rokok)

 

 

IV.            Gambaran Subyek /  Obyek Penelitian

 

Dalam penelitian kepemimpinan kali ini, saya memilih dua orang nara sumber yang bisa memberikan sebuah contoh kecil tentang konflik dalam lingkungan masyarakat. Mereka berdua adalah pedagang kios  kecil yang menyediakan makanan ringan yang berlokasi disamping universitas UIN Jakarta atau biasa disebut dengan 'pesanggrahan'. Orang pertama yang saya wawancarai adalah seorang pedagang wanita yang telah berumur 35 tahun yang bernama emy, ia membantu ibunya dalam menjaga kios kecil tersebut untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Ia pun juga seorang ibu yang telah memiliki 1 anak. Kios kecil itu sudah lama menjadi sumber penghidupan bagi keluarganya, kurang lebih kios itu sudah berumur 30 tahun. Sedangkan orang kedua yang saya wawancara adalah seorang pedagang  lelaki yang berumur 37 tahun. Usaha kios ini telah ia jelani selama 15 tahun.

Dalam penelitian kali ini, saya mencari data tentang konflik melalui pendekatan kualitatif. Mengenai tentang mengapa konflik terjadi dalam masyarakat dan apa yang meyebabkan konflik itu tejadi diantara mereka.

 

 

V.               Analisis

 

Sebagai bagian masyarakat negara dan masyarakat dunia, tidak ada seorang pun yang menginginkan timbulnya konflik. Walaupun demikian, konflik akan selalu ada di setiap pola hubungan dan juga budaya. Konflik timbul sebagai akibat dari adanya kenyataan bahwa di masyarakat selalu terdapat persebaran kekuasaan yang terbatas untuk orang atau kelompok. Konflik selalu terjadi pada kehidupan sehari-hari dimasyarakat karenakonflik melekat dengan masyarakat. Demikian pula dengan kita, mungkin pernah mengalami atau menemukan konflik, baik yang sifatnya ringan maupun besar. Salah satu contohnya yaitu tentang konflik persaingan antara pedagang warung makanan kecil di pesanggrahan. Banyak pedagang warung makanan kecil yang dapat kita temukan disana, bahkan dengan jarak yang lumayan dejat mereka membuka usaha dagangnya masing-masing. Mereka pun menjual barang dagangan yang sejenis seperti chiki, air minum mineral, permen, rokok, dan lain-lain. Mereka sangat menyadari bahwa banyak pedagang yang sudah membuka usaha seperti itu. Persaingan antara pedagang satu dengan yang lain dapat menimbulkan konflik dengan mudah. Tergantung dari pedagang itu sendiri menanggapinya, apakah itu suatu persaingan yang harus mereka temukan siapa pemenangnya ? atau apakah itu hanya sebuah cobaan yang mereka terima, karena mereka yakin jika rezeki setiap manusia telah diatur oleh Allah SWT.  Mereka terus melanjutkan usaha kecil tersebut, yaa mungkin karena menganggap bahwa ini merupakan perwujudan ikhtiar mereka dalam mencari rezeki. Mayoritas dari pedagang tersebut telah lama menggeluti usaha dagang tersebut. Tidak hanya dalam kurun waktu 1 atau 2 tahun, namun ada beberapa pedagang yang telah menjalani usaha itu selama belasan tahun atau bahkan puluhan tahun lamanya.

 

Awalnya memang hanya ada bebrapa pedagang warung makanan kecil disekitar pesanggrahan namun makin berjalannya waktu, banyak pedagang-pedagang yang membuka warung yang menjual makan-makan kecil. Ada pedagang yang merasa terganggu dengan hadirnya pedagang baru tersebut karena khawatir jika pembeli dagangan mereka berkurang dang mempengaruhi pendapatan ekonomi keluarga mereka. Namun, ada pula pedagang yang merasa biasa saja, tidak terganggu karena mereka mempunyai langanan pembeli yang setia membeli daganagan mereka. Pedagang tersebut juga berkeyakinan bahwa rezeki itu telah diatur oleh Allah yang maha kuasa.

Perbedaan harga barang dagangan, antara pedagang satu dengan yang lainnya sering ditemukan. Contoh terkadang ada seoarng pembeli yang membeli sebuah air minuman mineral di salah satu warung tersebut, namun harga itu lebih mahal dibandingkan dengann harga yang ditawarkan warung yang lain sehingga pembeli itu bertanya " yaahh ! kok harganya mahalan, kalo di warung sana harganya lebih murah". Perbedaan harganya mungkin antara 100-500 rupiah saja, namun pembeli itu pasti lebih memiliih harga barang yang lebih muarah. Itu yang menimbulkan kecemburuan terhadap pedagang yang menawarkan harga barang yang lebih mahal.

 

Secara tidak sadar antara pedagang tersebut sedang mengalami konflik. Penemuan konflik tidak hany btampak sebagai pertentangan fisik yang tampak sebagai petentangan fisik yang nyata seperti adanya tindakan saling memukul atau kekerasan lainnya. Contoh konflik pedagang seperti ini difaktori dengan adanya perbedaan antara individu. Artinya setiap individu memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial. Sebab dalam menjalani hubugan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang telah ditentukan.

Suatu konflik dapat membawa akibat yang positif atau tidak, tergantung dari persoalan yang dipertentangkan dan juga dari struktur sosial tempat terjadi petentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai, atau kepentingan. Sepanjang konflik itu tidak bertentangn dengan pola-pola hubungan sosial didalam struktur sosial tertentu, maka konflik itu bersifat positif. Dengan adanya konflik, menmungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan hubngan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu.

 

Daftar Pustaka

 

Muin, Idianto. 2006. SOSIOLOGI SMA /  MA kelas XI. Jakarta : Pnerbit Elangga

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini