Rabu, 19 Desember 2012

Konflik dan Pertentangan Dalam Masyarakat_Eva Fauziah JNR 1/B_Laporan ke 6

TAWURAN ANTAR PELAJAR STM (SEKOLAH TEKHNIK MESIN)  DI KOTA DEPOK

Nama               : Eva Fauziah

NIM                : 1112051100034

I.                   LATAR BELAKANG

Seorang siswa Sekolah Tekhnik Mesin di kota depok tewas terbunuh, korban mengalami luka dikepala belakang dan dipaha kanan akibat disambit oleh batu dan mendapat tebasan samurai seorang siswa STM dari sekolah lain. Korban meninggal karena kehabisan darah saat dilarikan ke sebuah Puskesmas terdekat di daerah Mampang, Depok untuk mendapatkan pertolongan. Naas karena saat dilarikan ke Puskesmas tidak ada dokter atau suster yang menolong, dan akhirnya abu (17 tahun) siswa STM Baskara Kota Depok menghembuskan nafas terakhirnya.

Berawal setelah bel pulang sekolah berbunyi sekitar pukul 12.30 WIB kejadian terjadi sekitar dua bulan yang lalu, alm. Abu bersama teman-temannya menunggu mobil tumpangan yang biasa ia naiki bersama teman-temannya. Mereka menunggu mobil bak terbuka atau truk untuk mendapat tumpangan gratis. Sekolah alm. Abu berdekatan dengan lokasi sekolah musuh bebuyutan mereka yaitu STM Pancoran Mas (PanMas) yang berlokasi kurang lebih 1 KM dari sekolah alm. Abu yaitu STM Baskara.

Saat alm. Abu dan teman-teman melintasi Sekolah musuh mereka, alm. Abu dilempari batu oleh murid STM Pancoran Mas. Saat itu kepala alm. Abu terkena lemparan batu dan mendapat luka yang cukup parah dibagian kepala belakang. Teman-teman alm. Abu pun dengan sigap menolong abu untuk turun dari mobil truk yang mereka tumpangi. Bukannya berhenti menyerang tetapi seorang siswa STM PanMas malah menghunus samurai ditangannya dan mendaratkannya ke paha alm. Abu.

Dibawalah alm. Abu menggunakan motor teman mereka yang kebetulan lewat dan segera melarikan abu yang telah bersimbahan darah untuk menyelamatkan alm. Abu. Tapi apa daya,  siswa yang baru duduk di kelas 2 STM tersebut terenggut nyawanya karena hal yang sepele "Tawuran". Saya seorang murid lulusan salah satu SMK di kota Depok merasa sangat prihatin dan sedih akan peristiwa yang kembali terlurang seperti ini. Dan akhirnya saya memutuskan untuk mengangkat tema tentang tawuran dalam laporan Sosiologi saya yang bertemakan "Konflik dan Pertentangan Sosial"  dikarenakan untuk mengetahui mengapa tawuran anatara murid SMA/ sederajat sangat populer di daerah Depok dan sekitarnya.

Dan saya mewawancarai dua Narasumber yang berbeda yang berasal dari dua sekolah yang sedang berseteru di Kota Depok yaitu : STM Baskara dan STM Pancoran Mas (PanMas). Kedua sekolah ini memang sering bertikai. Bukan hanya kali ini saja sampai menjatuhkan korban , memang beberapa tahun silam kedua Sekolah ini memang sudah saling bermusuhan. Tetapi kedua belah pihak sekolah tidak ada yang mengalah ataupun damai hingga saat ini.

 

II.                PERTANYAAN POKOK

Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan serupa yang saya tanyakan kepada Narasumber yang berbeda.

1.      Mengapa anda tertarik untuk ikut tawuran antar pelajar ?

2.      Bagaimana pihak sekolah menanggapi kasus tawuran antar pelajar ?

 

III.             METODE YANG DIGUNAKAN

Metode yang saya gunakan dalam laporan ini adalah metode Kualitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut dapat nyata dalam masyarakat.

 

1.      Saya mewawancarai Rian salah satu seorang Murid dari STM Pancoran Mas Depok. Wawancara dilakukan pada :

Waktu/tanggal : 18 Desember 2012, Pukul 14.00 – 16.00 WIB

Tempat            : Jalan Raya Sawangan Permai Kota Depok.

 

2.      Saya mewawancarai Boby salah satu seorang Murid dari STM Baskara Depok. Wawancara dilakukan pada :

Waktu/tanggal : 19 Desember 2012, Pukul 16.00 – 17.00 WIB

Tempat            : Jalan Raya Meruyung kecamatan Limo Kota Depok.

 

IV.              GAMBARAN TOKOH

Tokoh pertama yang saya wawancarai yaitu Rian biasa dipanggil Ucok oleh teman-temannya dikarenakan mukanya yang seram seperti orang Batak. Rian adalah murid kelas 3 siswa STM Pancoran Mas (PanMas) mengambil jurusan Otomotif dan murid pindahan dari STM Teladan. Ia memilih pindah ke STM PanMas karena tidak betah dengan kondisi di sekolah lamanya, dan ia pun memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di STM PanMas.

Rian pindah ke sekolah barunya saat ia kelas 2, dan tidak membutuhkan waktu lama ia sudah mendapatkan banyak teman dan menjadi pentolan di kelasnya (sosok jagoan). Ia pun menjadi sosok yang terkenal. Dulu, Rian adalah sosok yang suka mengikuti tawuran dengan alasan kekeluargaan atau solidaritas antar sesama temannya. Dan bila tidak mengikuti tawran ia akan dikucilkan dan dianggap bukan sebagai pria.

Suatu hari ketika diajak untuk tawuran dengan sekolah lain Rian memilih untuk tidak ikut karena alasan takut ditangkat polisi. Justru temannya mengolok-olok dirinya dengan sebutan 'banci'. Karena tidak mau dipanggil seperti itu Ucok pun memilih ikut tawuran.

Dan saat mengikuti tawuran ia pun tertangkap polisi dan dibawa ke kantor untuk pemerikasaan, tetapi Rian mengakui tidak ada gurunya yang membebaskannya ataupun orang tua yang menengok. Saat di kantor ia pun diberi beberapa pertanyaan, Rian mendapat perakuan buruk dari  aparat, mulai dari disetrum dengan arus listrik sampai kepalanya diinjak oleh aparat yang tidak bertanggung jawab.

Tetapi sekarang Rian telah berubah, ia tidak pernah mengikuti tawuran lagi karena ia merasa tawuran tidak memberikan manfaat apapun bagi dirinya. Justru memberikan dampak yang buruk bagi dirnya. Sekarang ia lebih memilih untuk bekerja sambilan sebagai tukang parkir jalanan di daerah Sawangan, Depok. Setelah pulang ia langsung turun ke jalan untuk mencari jajan tambahan.

Tokoh kedua yang saya wawancarai  adalah Boby, Boby adalah murid kelas 2 di STM Baskara. Boby mengambil jurusan otomotif karena ia menyukai dunia otomotif, ia mendapat dukungan dari orng tuanya untuk melanjutkan sekolanya ke sekolah mesin. Usia Boby baru menginjak 17 tahun dan Boby adalah teman sekelas dari alm. Abu, siswa Baskara yang tewas terbunuh beberapa bulan yang lalu.

Boby sempat merenung saat saya mewawancarainya, ia bilang alm. Abu adalah sahabatnya, lalu saya melanjutkan perbincangan kami dengan mengalihkan beberapa topik yang masih berkenaan dengan masalah tawuran.

Semenjak kelas 1, Boby sudah aktif mengikuti tawuran, dengan beberapa alasan yang kurang rasional menurut saya. Tetapi, sekarang Boby sudah tidak mengikuti tawuran lagi dikarenakan takut dengan polisi, dan boby memiliki pengalaman dibawa ke kantor polisi akibat kasus tawuran. Dan ia pun jera akan hal tersebut dan lebih memilih untuk fokus dengan pendidikan di sekolahnya.

 

V.              ANALISIS

Tawuran antar pelajar makin meningkat setiap tahunnya, tidak menyalahi pihak sekolah yang lalai dari pencegahan tawuran atau pihak keluarga yang kurang memberi perhatian pada anaknya, dan tidak menyalahi agama yang dianut oleh pelajar yang melakukan tawuran. Tetapi tawuran menjadi sesuatu yang asing lagi di telinga saya terutama warga Depok yang mendapat kabar yang cukup menghebohkan dengan diberitakan tewasnya pelajar tekhnik mesin Baskara.

Dua bulan yang lalu berbagai media cetak maupun elektronik menyoroti kematian alm. Abu , siswa STM Baskara depok yang tewas ditangan pelajar siswa STM Pancoran Mas (PanMas). Alm.Abu berusia 17 tahun adalah siswa jurusan otomotif mesin yang duduk di kelas 2. Bukan hanya alm. Abu saja yang menjadi korban tawuran , dua tahun lalu terdapat murid STM Pancoran Mas yang meninggal di tangan siswa STM Baskara.

Perseteruan dua STM ini memang sangat populer dikalangan pelajar kota Depok. Dengan mendapat pencitraan yang kurang baik di mata pelajar kota Depok STM panMas dan Baskara masih gencang menabuh gendrang peperangan . Tidak peduli berapa banyak korban yang berjatuhan tetapi tetap Nyawa harus Dibayar dengan Nyawa! Itulah slogan yang sering diucapkan ketika ada korban jatuh disalah satu pihak sekolah. Seakan konflik ini tidak menemui akhir. Tidak jelas awal mula konflik tersebut , banyak versi yang berkembang di Masyarakat.

Konflik yang berkembang di dua Sekolah ini memang terjadi sejak lama, sekitar tahun 90an kedua sekolah ini sudah berseteru dan jika jatuh korban tetap saja tawuran akan menjadi sesatu yang kekal. Dari kedua belah pihak sekolah seakan tidak peduli dengan masalah tersebut. Seperti tidak terjadi apa-apa dengan murid-murid mereka. Salah satu pernyaan yang cukup mengejutkan dari pihak STM Baskara adalah ada salah satu guru yang mendukung kegiatan tawuran tersebut dikarenakan guru tersebut mempunyai dendam pribadi dengan STM PanMas.

Yang menjadi alasan terkuat pelaku tawuran adalah dikarenakan rasa Solidaritas dan kekeluargaan , mereka menganggap solidaritas itu amatlah penting dan karena mereka berasal dari 1 sekolah yang sama jadi wajib hukumnya untuk menjaga nama baik sekolah di mata sekolah-sekolah lain. Agar mereka tidak dianggap lemah dan dipanggil mental 'ayam sayur' oleh murid sekolah lain.

Selain itu, Senior atau alumni dari sekolah tersebut memberikan banyak contoh buruk yang diajarkan kepada junior yang baru masuk ke sekolah tersebut. Setiap tahunnya rutin diselenggarakan acara "Penataran" yang diadakan oleh senior yang telah lulus. Dan kegiatan ini adalah kegiatan tidak resmi dan diadakan tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Kegiatan ini adalah pengumpulan siswa STM satu angkatan, dimana mereka mendapat pendidikan yang mengatas namakan kekeluargaan. Jika kalian masuk sekolah ini, maka musuh kalian adalah sekolah .... jadi budaya tawuran dapat dikatakan adalah budaya turun-menurun yang ditularkan oleh senior mereka. Para senior memberikan sugesti kepada junior mereka bahwa nama sekolah wajib dibela karena hal tersebut adalah harga mati untuk kita. Jangan sampai nama baik kita diinjak-injak dan kita sebagai pelajar ditindas oleh mereka.

Dari STM PanMas dan STM Baskra setiap tahun rutin mengadakan penataran, dan sekolah tidak mengetahui kegiatan ini, dan kegiatan yang terkandung dalam penataran tersebut kurang mendidik dan tidak memberikan manfaat apapun. Mendoktrin siswa baru yang tidak mengenal tawuran sebelumnya menjadi siswa yang aktif mengikuti tawuran.

Tidak ada pihak yang diuntungkan dari tawuran yang terjadi dari generasi ke generasi, satu bulan yang lalu diadakan deklarasi perdamaian antar kedua belah pihak sekolah setelah kematian Alm. Abu siswa STM Baskara, tetapi tawuran masih saja terjadi dan meberikan dampak yang negatif kepada pelakunya. Disamping perbuatan tercela tawuran antar pelajar dapat mengakibatkan korban terluka sampai kehilangan nyawa.

 Banyak pihak yang dirugikan akibat tawuran, diantarnya rusaknya prasarana umum , mengganggu keamanan dan ketertiban pengguna jalan serta masih banyak lagi kerugian yang dihasilkan dari tawuran. Alangkah bagusnya jika pelajar Indonesia menuangkan ide kreatif atau minat dan bakat mereka kepada hal-hal yang baik dan bersifat positif. Tentunya tawuran di Indonesia dapat di kurangi dan dihilangkan namanya dari mua bumi ini. Serta adanya aturan yang tegas dari pihak sekolah yang memberi hukuman pada siswa yang melakukan tawuran, peran pemerintah amat diperlukan tentunya. Diadakannya penyuluhan tentang tawuran yang bersifat persuasif agar para pelajar Indonesia tahu akan bahaya tawuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini