Rabu, 02 Desember 2015

Maulida Wahid - 11150510000023 - KPI 1A - Observasi Sosiologi

LAPORAN PENELITIAN

PENGANTAR SOSIOLOGI

 

 

 

DISUSUN OLEH :

MAULIDA WAHID – 11150510000023 - KPI 1A

FAIZAH AZIZAH – 11150510000212 - JURNALISTIK 1B

 

 

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M / 1437 H


PENDAHULUAN

 

Pada penelitian kali ini kami kami meneliti tentang seorang pedagang kaki lima atau lebih tepatnya seorang pedagang buah yang berjualan di daerah Pasar Ciputat yang berada di daerah Tanggerang Selatan .seorang ibu rumah tangga yang berjualan bersama keluarganya untuk menghidupkan kehidupan keluarganya.

            Tahapan yang kami lakukan untuk melakukan penelitian tersebut menggunakan waktu selama 3hari. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut  Hari pertama, kami mulai mengamati keadaan sekitar dengan melihat keadaan di pasar yang begitu ramai, kumuh dan sedikit kurang tertib dan terlihat sampah dan bau busuk dimana-mana. Tapi karna kami dating sekitar jam.15.00 sudah jarang dan tak seramai keadaan jual beli pada saat itu. dan kami mulai mendatangi seorang penjual buah dan kami memberitahu bahwa kami akan melakukan penelitian dan kami meminta tolong kepada penjual buah tersebut untuk menjadi narasumber. Dan penjual tersebut bersetuju, dan wawancara akan di lakukan esok hari.

            Hari Kedua kami mendatangi kembali penjual buah tersebut dan mulai untuk mewawancarainya. Dan setelah beberapa waktu kami mendapatkan hasil dari wawacara tersebut.

            Hari Ketiga kami mulai melakukan kompilasi data-data yang telah ada dengan mulai menganalisis dengan teori – teori yang ada. Dan menjadikannya dalam sebuah makala yang berisikan data-data tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.      TINJAUAN TEORITIK

Marxisme adalah suatu paham ekonomi dan sosial berdasarkan ide politik dan ekonomi dari Karl Marx dan Frederich Engels. Marxisme adalah sistem sosialisme dimana kepentingan yang dominan ialah pada kepemilikan public, yaitu produksi, distribusi dan tukar menukar.

Ekonomi lebih ditonjolkan dalam  paham ini dan politik berada dalam paham ini dan politik berada dalam posisi kedua karena politik sebagian beesar ditentukan oleh konteks sosial ekonomi, sehingga kelas sosial yang dominan di ekonomi, secara otomatis juga dominan dalam politik. Sifat hubungan ekonominya adalah konfliktual, dimana antar Negara dapat saling mencari maximum profit seluas-luasnya dan diperbolehkan menjatuhkan Negara lain. (Jackson & Sorensen. 1999).

Pada marxime, public dibagi menjadi dua golongan, dimana kaum berjuis yang berperan sebagai alat produksi, serta kaum proletar (buruh) yang berperan sebagai tenaga kerja/penggerak produksi. Bisa dikatakan bahwa actor dari marxime ialah kedua kelas tersebut, borjuis dan proletar (dengan kelas borjuis sebagai memegang kendali). Elemen dasar marxisme dalam nuku Dictionary of Internasional Relations diantaranya:

1.      Semua sejarah (dalam marxisme) adalah sejarah dari perjuangan kelas antara kelas yang berkuasa dan kelas yang menentang.

2.      Kapitalisme membangkitkan adanya pertentangan kelas, antara kelas borjuis dan proletar dengan kelas borjuis sebagai pemegang kendali.

3.      Kapitalisme menggunakan perang untuk semakin memanjangkan umur.

4.      Sosialisme, yang menghancurkan kelas, juga harus menghancurkan perang.

5.      Ketika suatu Negara telah lemah, begitu pula politik internasional. (Evans & Newnham. 1998).

Neo-Marxisme

Neo-Marxisme adalah sebuah paham yang mengacu pada kebangkitan kritis teori Marxis pada periode pasca perang, yang paling sering digunakan untuk menunjukkan pekerjaan dibidang ekonomi politik radikal yang mencoba untuk menggabungkan aspirasi revolusioner dan berorientasi konsep marxisme dengan bberapa perangkat yang disediakan oleh ekonomi non-Marxis, terutama karya Keynes.

Politik dengan rasa keterbatasan Marxisme dalam menghadapi fenomena seperti fasisme atau massa budaya, tampaknya telah pertama kali diperkenalkan untuk menggambarkan pemikir, seperti Joan Robinson, Paul A, Baran dan Paul M. Sweezy yang  berusaha untuk memperbaharui kritik ekonomi politik dalam situasi yang ditandai dengan munculnya korporasi global.

Neo-Marxisme adalah sebutan untuk menunjukkan upaya, selama dan setelah perang dunia II, yang bercermin pada ketepatan kategori marxis untuk memhami kondisi perubahan akumulasi modal. (Toscano, Alberto.2007). pada neo-Marxisme, actor yang berperan penting adalah Negara, kaum borjuis dan kaum proletar.

Berkenaan dengan tatanan dunia dan sistem internasional, neo-marxisme melihat kesemuanya itu sebagai sebuah siste kapitalis dari rangkaian berbagai hubungan sosial, ekonomi, dan politik yang saling terhubung dan secara bersama-sama membentuk sebuah struktur. Dengan artian, kaum neo-marxis melihat sistem kapitalis global sebagai suatu sistem yang menunjukkan mulai munculnya berbagai hubungan diantara para elit dengan saling berbagai kepentingan dasar. (Steans & Pettiford.2009).

Pada paham neo-marxis pula, mucul dua teori yang berpengaruh besar, yaitu teori ketergantungan (depencdency theory) yang berpendapat bahwa pereknomian di Asia, Afrika, dan Amerika Latin berada dipinggiran dalam perekonomian global dan mereka bergantung pada Negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Utara yang berada di pusat sistem. Artinya Negara pinggiran tersebut hanya memproduksi bahan mentah maupun barang setengah jadi, dan bukan barang jadi, sedangkan Negara pusat sudah bisa memproduksi barang manufaktur seperti kulkas, televise dan lain sebagainya. Teori lain ialah teori sistem dunia, dimana pada teori ini memandang bahwa kapitalisme digerakkan olehdorongan dari setiap pengusaha baik individu maupun perusahaan besar yang berusaha untuk memaksimalkan keuntungan mereka, maka dari itu timbul kecendrungan mendasar untuk memperluas volume produksi masih sangat besar dalam perekonomian dunia.

2.      HASIL OBSERVASI LAPANGAN

Pada penilitian kali ini kami akan mengobservasi seorang pedangang buah yang bernama ibuJona yang berumur 42 tahun berasal dari pemalang jawa, beliau sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak dan beliau seorang ibu rumah tangga yang sekaligus bekerja sebagai seorang penjual buah. Ibu tersebut sudah bekerja sebagai penjual buah selama 5 tahun, yang berjualan di Pasar Ciputat daerah Tanggerang Selatan. Keadaaan pasar disana masih banyak sampah dimana-mana dan sedikit bau busuk, dan masih agak kurang tertib.  Ibu tersebut awal dari berjualan modal sendiri, karena beliau tidak ingin meminjam kepada Bank, ataupun orang yang biasa memberikan pinjaman. Menurut beliau jika meminjam disana akan banyak  mengambil banyak bunga, tetapi jika memang sudah dalam keadaan yang mendesak maka beliau mau tidak mau akan meminjam kepada saudarannya.

Jam buka toko/warung tersebut buka mulai dari pagi dan sampai sore atau hampir memasuki waktu maghrib. Tetapi terkadang adakala membuka sesukanya. Dan untuk biasa waktu ramai adalah waktu pagi hari dan sore. Dan untuk bulan –bulan tertentu terkadang pada bulan Ramadhan sangat ramai karena pada bulan tersebut banyak orang yang berpuasa dan ingin berbuka dengan buah-buahan ataupun ingin membuat es buah dan masih banyak lagi.

Untuk penghasilan setiap harinya kadang tidak menentu. kenapa? Karena ibu ini seorang penjual buah yang berada dipinggir jalan, yang belum tentu setiap hari bias mendapatkan banyak pelanggan. Bukan seperti seoarang karyawan yang bias mendapatkan gaji/penghasilannya setiap bulannya, terkadang hanya dapat ¾ orang setiap  harinya dan itu mungkin hanya mendapatkan 100.0000  ribu. Tetapi terkadang biar  mendapat banyak pembeli.

Untuk masalah barang/buah-buahan beliau mengambil barang dari Pasar Induk yang berada di Keramat Jati Jakarta Timur karena disana merupakan pusat dari pada penjual buah-buahan. Beliau membeli buah di Pasar Induk tersebut karena harganya masih murah dan jika ingin mengambil untung/laba masih bias mendapatkan untung yang banyak. Dan jika membeli buah-buahannya dari pasar sekitar Pasar Ciputat tersebut hanya akan mendapatkan sedikit keuntungan.

Karena ibu jona berjualan buah yang terkadang jangka waktu busuknya tidak diketahui maka terkadang ibu jonah arus bias memanage buah-buahan tersebut. Karena jika tidak bias memanage maka yang didapat hanyalah kerugian. Apabila seorang pembeli membeli buah–buahan ibu jona dan ternyata setelah sampai di rumah yang didapat ternyata buah tersebut busuk, maka ibu jona memperbolehkan untuk menukarkan buah tersebut dengan buah yang lain tetapi harus jelas kapan pembelian dan mebelinya haruslah jelas belinya di tempati bu jona karena biasanya banyak pembeli yang membeli buah dan ternyata beliau membelinya bukan ditempati bu jona. Dani bu jona juga memiliki 2sampai 4 pelanggan tetap yang membeli buah dengan ibu jona.

Untuk pergantian yang menjaga took biasanya ibu jona bergantian dengan sang suami karena mereka bekerja sama-sama menjadi penjual toko. Jarak rumah dengan tempat beliau berjualan lumayan jauh, ibu jona harus mengendarai motor  yang biasa beliau di anatar oleh sang suami menuju tempat beliau berjualan.

Dalam berjualan buah ibu jona menyewa lapak dengan seseorang yang mempunyai lapak tersebu tatau yang mempunyai  tanahdisekitar be;iau berjualan.ibu jona menyewa 2 lapak yang pada setiap lapak tersebu tseharga 6 juta/pertahun,jadi setiap tahunny \a ibu jona harus membayar sekitar 12 juta/per tahun kepada pemilik lapak tersebut. Karena ibu jona telah menyewa kepada seseorang pemilik lapak maka beliau tanpa harus membaya rpajak Negara,dikarenakan pajak tersebut telah terbayarkan dengan membayar uang sewa tersebut.

Untuk masalah premanisme yang ada pad apasar tersebut sudah mulai berkurang dikarenakan sebab-sebab yang dikemukakan oleh ibu jona.

1.karena orang-orang sekarang sudah mulai berani dan sudah tidak selemah yang dulu.

2.Pemilik lapak tersebut merupakan orang yang disegani.

3. Mulai banyak penjagaan dari pihak kepolisian yang bertugas untuk menertibkan pasar.

4. Sudah mulai berkurangnya preman-preman yang memunguti pungutan liar

Maka dari ituseperti apa yang kita ketahui dan kita amati bahwa keadaan masyrakat di Pasar sudah tidak adalagi Premanisme. Dan rasa takut dari masyaraka tsudah mulai berkurang.karena apanbila Premanisme itu masih terjadi maka yang ada hanyalah keresahan pada diri masyarakat sekitar apalagi para penjual yang berada di Pasar tersebut.

Sudah sewajibnya sebagai aparat kepolisian yang baik dan menjalankan tugas adalah memberikan rasa kenyamanan kepada masyarakat. Dan perekonomian penjual buah tersebut terpenuhi.

 

 

 

3.      KESIMPULAN

Jadi Intinya, neo-marxisme memperluas analisis karl marx tentang pengeksploitasian antara kaum borjuis terhadap kaum proletar. Neo-marxisme berpendapat bahwa perekonomian kapitalis global yang notabene dikendalikan oleh kapitalis kaya, dipergunakan untuk mengekploitasi Negara pinggiran (periphery). Maka teori tersebut bersamaan dengan observasi yang sudah kami lakukan, dengan adanya perekonomian yang begitu ketat di Negara kita (di Indonesia), tokoh observasi yang telah kami wawancaraipun memilih tempat berjualan di pinggiran. Karena memang tempat yang strategis untuk berjualan. Kami juga menemukan tidak adanya kesenjangan sosial seperti tidak adanya premanisme (pasar).

 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Jackson, R., & Sorensen, G. 1999. Introduction  to Internasional Relations, Oxford University Press.

2.      Burchill, Scott & Linklater, Andrew. 1996. Theories of Internasional Relations. New York: St. Martin's Press.

3.      Evans, Graham & Newnham, Jeffrey. 1998. The Penguin Dictionary of  Internasional Relations. Penguin group.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini