Rabu, 02 Desember 2015

Tugas Sosiologi Muhammad Irfan Jurnalistik A \ Alif Rizki M. KPI1 B

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Dinamika Pendidikan pesantren di Indonesia pada dasarnya  tidak dapat disamaratakan sistem dan metode pendekatan pendidikan lainnya. Karena  masing-masing pesantren memiliki keunikan dan ciri khastersendiri. Sehingga sulit untuk mengklasifikasikannya dalam bentuk maupun model tertentu. Namun demikian, para peneliti pada umumnya membagi bentuk pesantren menjadi tiga bentuk atau tipe. Pertama, pondok pesantren tradisional, dengan pola pengajarannya menerapkan sistem halaqoh yang dilaksanakan di masjid atau surau. Inti dari sistem pengajaran pesantren ini adalah hafalan sehingga terciptanya santri yang menerima dan memiliki ilmu. Kurikulumnya pun tergantung para kyai dan pengasuh pesantren. Sedangkan para santrinya ada yang bermukim dan ada pula yang tidak menetap (santri kalong).Kedua, Pondok Pesantren Modern. Pesantren dengan tipeini proses pembelajarannya mengadopsi sistem klasikal dengan menerapkan kurikulum yang baku baik secara nasional maupun kurikulum yang menjadi ciri khas pesantren itu sendiri.Ketiga, Pondok Pesantren Komprehensif. Pesantren dengan model ini memadukan antara sistem pendidikan tradisional dengan sistem pendidikan modern. Dalam artian pengajaran kitab-kitab klasik dengan metode sorogan, bandongan, dan wetonan tetap dilaksanakan namun secara reguler sistem modern juga diterapkan dan dikembangkan.Walaupun terjadi pembagian tipe pesantren di atas, akan tetapi pada dasarnya sistem pendidikan pesantren mempunyai pendekatan yang sama, yaitu pendekatan yang bersifat holistik. Dalam artian,  para pengasuh pesantren memandang bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan kesatuanyang  lebur dalam totalitas kegiatan dan kehidupan sehari-hari. Proses belajar tidak mengenal perhitungan waktu, kapan harus mulai dan harus selesai, dan target apa yang harus dicapai. Dan  hanya ilmu fardu ain yang dipandang sakral, sedang ilmu fardu kifayah dipandang tidak sakral.

Secara historis, perjalanan sejarah pesantren tidak saja berfungsi sebagai lembaga pendidikan dengan unsur utama pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab klasik, santri dan kyai, tetapi pesantren juga berfungsi sebagai lembaga sosial keagamaan. Sebagai lembaga sosial keagamaanpesantren menampung anak dari segala lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial-ekonomi orang tuanya.Berdasarkan  fungsi pesantren tersebut, maka pesantren memiliki integritas yang tinggi dalam hubungannya dengan masyarakat sekitarnya dan mampu menjadi rujukan moral bagi kehidupan bermasyarakat.Sebagai rujukan bagi masyarakat sekitarnya, mau tidak mau pesantren dengan seluruh santri, para asatidz dan kyainya harus mampu menempatkan diri dan mengambil posisi sebagai tauladan dalam bersikap serta bertingkah laku. Oleh karena itu, dalam pesantren perlu ditetapkan aturan-aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh segenap warga pesantren, juga sebagai media latihan bagi santrinya, setelah menamatkan pendidikannya di pesantren dan kembali ke tengah-tengah masyarakatnya. Berkaitan dengan ini Allah SWT berfirman  yang ada kaitannya dengan seorang yang menuntut ilmu dan kembali ke kampung masing-masing untuk mengamalkan ilmu yang didapatkan. Allah SWT berfirman:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِروْا كَافَةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوْا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

Artinya:

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S Attaubah [9] :122)

 

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tidak seharusnya semua orang mukmin pergi ke medan perang untuk berperang dikatakan jihad di jalan Allah, akan tetapi salah satu dikatakan jihad dijalan Allah adalah menuntut ilmu dan mengamalkannya setelah sukses nanti. Nah inilah yang di tanamkan oleh pimpinan pondok pesantren Madinatunnajah kepada seluruh santrinya untuk menjadi kader di kampung masing-masing setelah sukses.

Dalam pesantren modern, kyai tidak lagi menjadi sentral segala kegiatan dan aktifitas santrinya, karena adanya pembagian tugas dan bidang  tanggung jawab yang diserahkan kepada para pembantu-pembantunya (para asatidz). Bidang tugas tersebut misalnya, bidang pengasuhan santri, bidang pengajaran,

bidang rumah tangga pesantren dan bidang lainnya yang relevan dengan kebutuhan pengembangan pesantren itu sendiri. Dan bidang pengasuhan santri adalah bidang yang bertanggungjawab terhadap segala aturan-aturan dan tata tertib yang harus ditaati dan diikuti oleh segenap warga pesantren.

                        Sebagai Pesantren Modern, Pondok Pesantren Madinatunnajah yang terletak di desa Jombang Ciputat Tangerang dengan santrinya yang berasal dari berbagai macam suku dan strata sosial yang berbeda pula, adanya aturan dan tata tertib yang telah ditetapkan oleh bagian pengasuhan santri adalah sebuah keniscayaan yang mampu menempatkan dirinya sebagai rujukan sosial bagi masyarakat sekitarnya. Disamping itu pula, adanya aturan-aturan tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar santri. Peraturan tentang waktu belajar misalnya, selalu diikuti oleh seluruh santri dan diawasi oleh para asatidz yang berkeliling pada saat itu juga, sehingga apabila terdapat mata pelajaran yang kurang dapat dimengerti dan dipahami oleh santri, dapat langsung menanyakannya kepada ustadz saat itu juga. Hal ini tentunya dapat memacu santri dalam belajar dengan adanya perhatian para asatidz. Dan selanjutnya dapat meningkatkan prestasi belajar santri.

Metode Penilitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung ke lokasi, teknik wawancara kepada narasumber dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau autoritas atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah. Dalam melakukan wawancara dengan narasumber kami sangat berhati-hati untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan.

Obrservasi merupakan salah satu teknik mengupulkan data yang tidak hanya mengukur sikap dari narasumber, namun juga dapat digunakan untuk mengabadikan berbagai situasi yang terjadi. Dalam makalah ini kelompok kita menggunakan teknik observasi terus terang atau tersemara. Dalam teknik observasi ini kami berterus terang kepada narasumber bahwa sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat kami juga tidak terus terang kepada narasumber untuk memperoleh data yang sifatnya rahasia. Kemungkinan jika dilakukan dengan terus terang maka penelitian tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi.

TINJAUAN TEORITIS

Pengertian Max Weber

-         penafsiran Weber tentang Islam dalam konteks lahirnya dunia modern. Maka menjadi penting untuk menjawab beberapa pertanyaan, apakah sebenarnya argumentasi Weber tentang hubungan antara kepercayaan beragama dengan timbul dan bertahannya lembaga-lembaga kapitalis? Di sini jelas bahwa pertanyaan ini merupakan titik pusat masalah dalam memahami penafsiran Weber tentang Islam.

HASIL OBSERVASI WAWANCARA

Profil Narasumber

Nama: Muhamad Arsan

Tempat,Tanggal lahir: Mamuju, 05 Mei 1985

Pekerjaan: Guru, Aktivis muda Islam

Alamat sekarang: Jl. Jombang-BSD No.97 Jombang, Ciputat, Tangsel

Motto: خيرالناس انفعهم للناس     

Analisis Observasi Wawancara

1.    Pengertian Pondok Pesantren

Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondokberasal dari Bahasa Arabfunduuq (فندوق) yang berarti penginapan, khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan namadayah.

Untuk mengidentifikasi dan menerangkan kapan bagaimana sesungguhnya pesantren itu yang ada di bumi Indonesia,banyak studi yang dilakukan oleh para sarjana kadang-kadang belum menemukan jawabannya. Temuan yang dapat dipakai sebagai sumber informasi yang benar-benar dipercaya mengenai perjalanan kehidupan di pesantren seperti dikemukakan oleh Clifford Geertz sebagai dikutip oleh Zamakhsyari Dhofier, bahwa :

"Islam masuk ke Indonesia secara sistematis pada abad ke 14 berpapasan dengan suatu kebudayaan yang besar yang telah menciptakan sistem politik, nilai-nilai estetika, dan kehidupan sosial keagamaan yang sangat maju, yang dikembangkan oleh kerajaan Hindu Budha di Jawa yang telah sanggup menanamkan akar yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat indonesia."

 2.Gambaran Umum Pondok Pesantren Madinatunnajah

a.      Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Madinatunnajah

Pesantren Madinatunnajahdidirikan oleh KH. Mahrus Amin. Beliau juga salah satu pendiri pondok pesantren Darunnajah.Semangat berdakwah ini nampak pula dalam upaya beliau dalam mengembangkan dan membina sebuah pondok pesantren ditempat kelahirannya yaitu Kalimukti, Cileduk, Cirebon.

Keinginan mendirikan sebuah pondok pesantren seperti Madinatunnajah ini baru terwujudkan pada tahun 1997.Madinatunnajah berdiri dengan berbagai fasilitas, disiplin, dan sistemnya yang modern.

Pesantren ini terus berkembang.Luas tanah pesantren Madinatunnajah semakin hari semakin berkembang begitupun dengan murid-muridya hingga sekarang.Dengan upaya cucuran keringat yang tidak sedikit. Pada awalnya pesantren ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 300 meter persegi, peninggalan orang tuanya. Namun kemudian, tanah tersebut diperluas menjadi lebih dari 2 hektar. Lokasinya cukup strategis, terletak diantara dua kota mandiri Bumi Serpong Damai dan Bintaro Jaya.

Pengembangan lahan ini teramat penting, terutama untuk dunia pendidikan, dimana sistem pendidikan disaat ini semakin memasyarakatkan adanya fasilitas tempat yang memadai.Hal ini memang sangat disadari oleh Kyai Mahrus Amin. Karena itu  beliau ingin mengembangkan semacam pesantren dengan kekhususan yang memberi nilai tambah kepada santri atau pesantren itu sendiri.  Madinatunnajah yang berlokasi di desa Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan Banten ini adalah implementasinya sebuah pesantren ini yang bernilai tambah bagi dunia pendidikan anak.

Menurut pimpinan umum KH.Mahrus Amin dan pimpinan harian KH. M. Agus Abdul Ghofur M.Pd, namaMadinatunnajah mengandung filosofi dan makna yang tinggi, yang diambil dua kata dari bahasa Arab yaitu "madinah"yang berarti "negeri" atau "kota" dan an-najah berati "keberhasilan" atau "kesuksesan" jadi bisa digabungkan menjadi "kota keberhasilan" atau "kota kesuksesan"

Dengan kata lain Madinatunajah merupakan sebuah pesantren yang diharapkan menjadi kota keberhasilan bagi para penuntut ilmu, yang akan melahirkan kader-kader umat yang tangguh dan berintelektual yang tinggi sehingga mampu berkiprah ditengah masyarakat. Sesuai dengan motto pesantren itu sendiri yaitu, Berakhlak Mulia, Berwawasan Cendekia, Dan Berbudaya Madina

Menurut pimpinan umum pondok pesantren Madintunnajah, salah satu faktor yang melatar belakangi berdirinya pesantren ini keprihatinan dan kepedulian beliau terhadap masyarakat setempat dimana gereja akan didirikan dan sementara kebiasaan yang berlangsung di tengah masyarakat banyak sekali yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti minum-minuman keras, berjudi dan hibur-hiburan yang kurang mendidik generasi mudahnya. Beliau ingin merubah masa depan desa ini menjadi desa yang mengenal ilmu pengetahuan dan mencegah kristenisasi melalui didirikannya pesantren Madinatunnajah.

Pondok pesantren Madinatunnajah berada dibawah naungan yayasan pendidikan dan wakaf Islamiyah, An-Najah, yang mempunya visi robbi zidni ilman yang berarti, "Ya Allah tambahkanlah aku dengan karunia Ilmu-Mu" berawal dari visi itulah dikembangkan intergrated educational system dari jenjang pendidikan anak usai dini sampai pendidikan tinggi. Dengan sistem boarding diharapkan pendidikan anak dapat dikontrol dengan sedemikian rupa dan pengawasan dapat dilakukan secara langsung.

Selain itu, untuk memberikan pendidikan komprehensif, maka dikembangkan program pembinaan disiplin dan mental, seperti latihan pidato, kepramukaan, kemampuan berbahasa Arab dan inggris, bimbingan ibadah, olah raga, serta kesenian. Untuk itu, dirumuskan misi pesantren :

1.    menyiapkan kader-kader calon pemimpin umat dan bangsa yang bertaqwa, cerdas, kuat, terampil dan ulet

2.    menjadikan Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai keunggulan kompotitif dibidang ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Pondok Pesantren Madinatunnajah adalah lembaga pendidikan Islam yang mendidik para santrinya untuk  siap memimpin ummat dan bangsa. Madinatunnajah adalah sebuah nama pemberian dari  seorang ulama yang berarti ''Kota Kesuksesan''.

Pada tanggal 14 Februari 1997 Pondok Pesantren Madinatunnajah didirikan oleh  Almukarrom Drs. KH Mahrus Amin di lahan milik pribadinya seluas  2,5 hektar terletak di Jombang Ciputat Tangerang Selatan. Dan dilakukan peresmiannya oleh Almarhum KH.Shoiman Lukmanul Hakim salah satu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1997.

Pendiri Pesantren Drs. KH. Mahrus  Amin ketika berada di dalam Ka'bah berdoa agar diberikan kemampuan untuk  mendirikan seribu pesantren di Indonesia melalui dua sayap sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberikan kekuasaan kepada Dzulqarnain. Hal itu sesuai juga dengan apa yang  diamanatkan  oleh gurunya KH. Imam Zarkasyi (Pendiri Pondok Modern Gontor). Maka setelah sukses mendirikan dan memajukan Pesantren Darunnajah Jakarta, beliau mengembangkan "sayap'' lainnya yaitu PesantrenMadinatunnajah.

Oleh karena itu, keberadaan Pesantren Madinatunnajah di setiap daerah diharapkan memberi manfaát sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia, dengan memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak yatim dan dhuafa sebagai kader-kader daerah.

Proses pendidikan dan pengajaran di Pesantren Madinatunnajah berlangsung selama dua puluh empat jam, dengan maksud agar terbentuk karakter kepemimpinan dan Life dan mental Skills pada diri setiap santri. Maka, akan menghasilkan kader-kader pemimpin ummat dan bangsa yang siap membangun daerah asalnya, seperti : Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Flores, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sebahagian besar mereka adalah dari kalangan tidak mampu (yatim dan dhu'afa).

 

 

1.         Visi dan Misi serta Moto Pondok Pesantren Madinatunnajah

Diilhami oleh sebuah ayat dalam Al-Qurán Surat Thaha ayat 114 ;

رَبِّ زِدْنِى عِـلْمًا   

Artinya : "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

Maka Visi Pesantren Madinatunnajah adalah "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".

   Adapun Misi Pesantren Madinatunnajah adalah :

a.     Mendidik Kader-Kader Pemimpin Ummat dan Bangsa yang beriman dan Taqwa, Berakhlak Mulia, Cerdas, Rajin, Terampil dan Ulet.

b.    Menyelenggarakan seribu Pesantren Madinatunnajah di seluruh Nusantara.

c.     Menjalin hubungan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga baik dalam dan luar negeri untuk memajukan pendidikan dan usaha dakwah Islamiyah.

Sedangkan Motto Pesantren Madinatunnajah adalah : Berakhlak Mulia, Berwawasan Cendekia dan Berbudaya Madania.

Sikap Pesantren Madinatunnajah yaitu "Berdiri di atas dan Untuk Semua Golongan".

2.         Jenjang Pendidikan

Pesantren Madinatunnajah menyelenggarakan program pendidikan yang berjenjang mulai dari pendidikan pra sekolah sampai ke pendidikan tinggi, yaitu :

a.     Taman Pendidikan Al-Qurán

b.          Raudhatul Athfal / Taman Kanak-Kanak

c.           Madrasah Ibtidaiyah / Sekolah Dasar

d.          Madrasah Tahfizh Al Qu'ran

e.          Tarbiyatu al-Muállimin wa al-Muállimat al-Islamiyyah yaitu setingkat dengan MTs /SLTP dan MA/SLTA

f.           Ma'had 'Aly/Perguruan Tinggi

Kurikulum yang digunakan adalah perpaduan antara kurikulum pendidikan pesantren dengan kurikulum pemerintah (Kementerian Agama).Sehingga lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Karena para santrinya dibekali dengan kemampuan berbahasa  Arab maupun Inggris secara aktif.

 

3.         Kegiatan Penunjang Belajar

Untuk  melengkapi kemampuan santri ketika kembali ke tengah-tengah masyarakatnya, mereka dibekali dengan kegiatan keterampilan-keterampilan dasar yang kelak berguna dan dibutuhkan di masyarakat. Adapun kegiatan-kegiatan itu adalah :

a.  Pramuka

b. Muhadharah (Latihan Pidato) dalam 3 bahasa

c.  Klub Olahraga (Sepak Bola, Futsal, Basket, Voli, Tenis Meja, dll)

d. Sanggar Seni (Marawis, Nasyid, Teater, Tari Daerah, Anklung)

e.  MADU (Madinatunnajah Against Drugs)

f.  Organisasi Santri Madinatunnajah (OSMN)

g. Organisasi Gerakan Pramuka Madinatunnajah (GPMN)

h. Klub Bahasa

i.   Amaliyah Tadris (Praktik Mengajar)

j.   Praktik Pengabdian Masyarakat (PPM)

k. Fathu al-Kutub (Kitab Kuning)

l.   Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka

m.    Keterampilan (Menyulam, Tata Boga, Kaligrafi)

 

4.         Keadaan sarana dan prasarana Pesantren

Sarana dan pra-sarana untuk mendukung kegiatan pendidikan dan pembinaan santri di Pondok PesantrenMadinatunnajah, yaitu :

a.                   Masjid

b.                  Asrama santri putra 3 unit dan asrama santri putri 2 unit

c.                   Kantor 2 unit

d.                  Ruang Belajar 20 unit

e.                   Sarana Olaharga

f.                   Asrama Guru

g.                  Laboratorium Komputer

h.                  Laboratorium Bahasa

i.                    Laboratorium IPA

j.                    Koperasi Pesantren dan Kantin Santri

k.                  Perpustakaan

Keberadaan sarana dan pra-sarana tersebut di atas apabila dibandingkan dengan jumlah santri dan tenaga pendidikan masih belum mencukupi, terutama asrama santri dan ruang belajar.

5. konflik dan aturan-aturan dalam pondok pesantren madinatunnajah

1.    Kepengasuhan Santri

Kepengasuhan santri dalam pondok pesantren adalah sebuah institusi yang berperan dalam pembentukan akhlakul karimah pada santri, untuk itulah sistem kepengasuhan santri dalam sebuah pondok pesantren dituntut untuk bekerja secara propesional dan memberikan kesan positif kepada santrinya terhadap aturan-aturan kedisiplinan dalam pesantren.Upaya untuk meningkatkan ketaatan terhadap disiplin pondok pesantren, pengasuhan memberikan beberapa kebijakan yang tentunya dikalangan santri ada yang menerima dan adapula yang tidak menerima, hal ini mungkin merupakan suatu problem dalam kinerja bagian pengasuhan.Namun pengasuhan tetap memerintah dan santripun harus mendengarkan dan mentaati.Dalam  hadist Nabi dikatakan :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ،عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ أَنَّهُ قَالَ:عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ. فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرَهَ. إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ. فَإِنَّ أَمْرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ.)رواه البخارى و مسلم)

Artinya:

Diriwayatkan dari ibnu umar r.a dia berkata Nabi SAW bersabda: Wajib setiap muslim mendengar serta taat kepada perintah pemimpin suka atau tidak, kecuali diperintahkan untuk bermaksiat maka, hendaklah ia tidak mendengarkan dan tidak mentaatinya (H.R Bukhori  Muslim).

 

Karena dengan cara demikanlah santri dapat memperoleh hasil belajar secara maksimal tidak hanya itu pembentukan akhlakpun akan tumbuh dengan apa yang kita harapakan. Kepengasuhan dalam pesantren modern mewakili kyai atau pimpinan pesantren dalam menjalankan aturan-aturan dan tata tertib yang telah ditetapkan oleh kyai, aturan-aturan haruslah mendapat perhatian dan di taati oleh seluruh santri karena seluruh aturan itu pada dasarnya bertujuan memaksimalkan tujuan didirikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mengahasilkan insan kamil dengan kecerdasan akhlak dan kecerdasan intelektual, untuk itulah penulis mempunyai pemikiran bahwa :

a.         Kepengasuhan santri sangatlah penting dan berkualitas dalam memberikan  aturan-aturan kepada santrinya.

b.         Kepengasuhan yang berkualitas adalah yang dapat membuat aturan-aturan dan tata tertib pesantren serta dapat mendukung  tercapainya peningkatan belajar dan taat berdisiplin secara maksimal.

 

Dalam suatu lembaga pendidikan mutlak adanya suatu ketentuan yang bersifat kepedulian terhadap lembaga itu sendiri dan yang tidak kalah pentingnya, dalam sebuah pondok pesantren adalah kepengasuhan santri.Bidang ini yang bertanggungjawab dalam penerapan sistem yang diatur dan dikelolah sedemikian rupa untuk mencapai hasil pendidikan di pesantren dengan baik.Sistem tersebut dapat berupa aturan-aturan maupun perangkat nilai-nilai yang harus ditaati. Dengan aturan-aturan tersebut, santri dan pesantren mampu menempatkan dirinya sebagai rujukan sosial bagi masyarakatnya setelah mereka lulus dari pesantren. Disamping itu pula adanya aturan tersebut diharapka mampu meningkatkan ketaatan santri dalam berdisiplin.Dan kepengasuhan santri juga disebut sebagai lembaga yang membina seluruh kegiatan santri diluar kelas.Lembaga ini ditangani oleh pengasuhan Pondok sekaligus Pimpinan Pondok, dalam hal ini KH.M. Agus Abdul Ghofur, M.Pd dan dibantu oleh staf pengasuhan santri secara menyeluruh dalam kegiatan pesantren.

1.    Sekilas aturan-aturan tata tertib pesantren

Pesantren Madinatunnajah menerapkan tata tertib secara tertulis dan ditetapkan bersama oleh pengurus kepengasuhan dan segenap dewan guru, aturan tersebut dituangkan dalam sebuah buku kecil berwarna hijau yang sengaja dibuat oleh bagiaan kepengasuhan dan diberikan kepada santri yang mukim agar mereka dapat mempelajari seperangkap aturan-aturan tata tertib sebagaimana yang telah ditetapkan.[1] Seperangkap atura-aturan tata tertib tersebut adalah  :

a.       Ketentuan umum

Pengertian ketentuan umum disini adalah berisikan tentang istilah-istilah.

b.      Maksud dan tujuan

Dengan adanya aturan tata tertib santri di pondok pesantren madinatunnajah ialah mengamalkan, menerapkan syariat Islam, menamkan akhlak mulia dalam kehidupan santri, memberikan landasan dan arahan kepada santri dalam bersikap, berkata dan berbuat selama di pondok pesantren Madinatunnajah, bahwa setiap perbuatan itu adalah resiko dan pertanggung jawabannya.

c.       Tata tertib sekolah

Sehubungan dengan tipe pondok pesantrem modern, maka diperlukan juga beberapa ketentuan yang bersifat tentang tata tertib sekolah.

d.      Tata tertib dalam menggunakan busana dan atribut lainnya santri harus berpakaian sopan dan rapih serta disesuaikan.

e.       Bahasa santri

Bahasa santri yang telah ditentukan oleh pesantren adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris atau berbahasa Indonesia .santri tidak dibenarkan untuk menggunakan bahasa daaerah, gaul, dan tidak sopan atau tidak sesuai dengan nilai-nila agama Islam

f.       Ibadah santri

Ibadah sehari-hari yang melibuti amalan wajib dan sunah seperti sholat, puasa, dzikir dan tadarrus Al-qur'an bagi santri yang telah ditentukan oleh pesntren.

g.      Sikap dan perilaku santri

Taat kepada seluruh peraturan, tata tertib dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, menjalin hubungan yang harmonis antara santri, guru, administratur, karyawan, pengurus pesantren dan yayasan, bersikap dan berprilaku sesuai dengan syariat Islam, bersikap sopan santun ketika menghadiri suatu acara.

h.      Keamanan

Dalam bidang keamanan dalam pondok pesantren Madinatunnajah yang telah ditentukan oleh pesantren, tentunya keamanan juga punya aturan-aturan yang telah ditetapkan yang biasanya tugas keamanan disini juga santri terlibat.Waktu jaga malam keamanan yang bertugas ada 3-4 orang sedangkan pada pagi sampai sore yang bertugas 2 orang.

i.        Kebersihan dan kesehatan

Bagian diatas adalah peranan yang sangat berharga karena kebersihan merupakan tercegahnya penyakit, jadi di Pondok pesantren Madinatunnajah pun setiap hari para santri wajib membersihkan Sarana mulai dari kamar sampai lingkungan pesantren sekitar pondok. Kemudian kesehatanpun harus terjaga dan di Madinatunnajah tersedia pula tempat untuk pengobatan yang diberi nama BKSM (Badan Kesehatan Santri Madinatunnajah).

j.        Perizinan

Ketentuan ini berlaku di dalam pondok pesantren Madintaunnajah karena apabila santri keluar tanpa izin maka hukumannya sangat berat, perizinan dilakukan pada hari jumat karena pada hari itu santri libur. Perizinan tidak boleh dilakukan setiap hari ada batas yang ditentukan

k.      Ektrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler biasanya wajib di ikuti oleh setiap santri yang mampu, karena dengan ekstrakurikuler nilai hasil belajar bisa ditambahkan dengan kegiatan-kegiatan ekstra, dan ekstrakurikuler juga melatih mental para santri dalam mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler seperti : Muhadoroh atau Pidato tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia), Bela Diri (Tapak Suci), Pramuka dan ketrampilan santri dalam pengembangan usaha

l.        Jenis pelanggaran

Demi mengembangkan proses belajar pesantren Madinatunnajah menetapkan beberapa pelanggaran gunanya agar para santri taat dan serta tunduk atas peraturan-peraturan yang ditetapkan, ada tiga pelanggaran yaitu : Pelanggaran berat, Sedang, Ringan. Masing-masing memilki pasal-pasal yang ditentukan sesuai dengan perbuatan yang dilakukan

 

m.    Tahapan pemberian sanksi

Aturan-aturan diatas adalah bagian dari pelanggaran santri yang berbuat salah dan tidak mau mengikuti peraturan-peraturan yang dibuat oleh kepengasuhan, karena itu dibuatlah tahapan pemberian sanksi agar santri merasa sesuai apa yang telah dilakukannya itu sesuai dengan sanksi yang dilakukan. Itulah seperangkat aturan-aturan tata tertib yang berlaku di pondok pesantren madinatunnajah dan masih banyak ketentuan yang tidak di tuangkan, karena tidaklah mungkin kami perjelaskan semua kedalam ini hanya beberapa saja yang bisa kami berikan seperangkat tersebut dan itupun sudah menjadi bukti bahwasanya pondok pesantren madinatunnajah memilki ketentuan yang sangat tangguh demi menciptakan santri yang taat berdisiplin.

 



[1] Buku Tata Tertib. Tata Tertib Pondok Pesantren Madinatunnajah. Jombang Ciputat

 

6.      Pandangan Masyarakat terhadap Pondok Pesantren Madinatunnajah

            Ditengah masyarakat sekitar pun pesantren Madinatunnajah di terima dengan baik, banyak masyarakat sekitar yang membantu pesantren dalam berbagai macam bantuan, mulai dari pembangunan dan hingga sekarang, karena pesantren sebagai Sentral, dan juga pondasi atas dasar Negara yang maju.

Disamping itu pesantren Madinatunnajah tempat belajar agama oleh masyarakat setempat dengan adanya (PESAN ULAMA) pengajian awal bulan bersama ulama, pengajian yang diadakan oleh pesantren pada awal bulan untuk selalu terjalin silaturrahmi antara pesantren dan masyarakat sekitar.

Oleh Karena itu pesantren Madinatunnajah sangat diterima keberadaannya dikalangan masyarakat setempat.

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

Pondok Pesantren Madinatunnajah adalah salah satu pesantren modern yang keberadaannya dan pandangan dari masyarakat sekitar sangat baik dan banyak pengaruh yang positif, karna pesantren adalah pondasi Negara kita.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern Edisi Ke Tujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setiadi, Elly M. 2011. PengantarSosiologi. Jakarta: Prenadamedia Group

Hasil observasi lapangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini