Selasa, 29 Desember 2015

TUGAS AKHIR SEMESTER SOSIOLOGI Dewi Rahmayuni(11150510000026) Jurnalistik 1A Mutia Regina Saura(11150510000165) Jurnalistik 1B Ida Kurnia Dewi(11150510000060) Kpi 1B

 

BAB I

PEMBAHASAN

 

1.      Pengertian Pasar

Secara umum pengertian pasar merupakan suatu tempat di mana para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harap dapat laku terjual dan memperoleh uang sebagai gantinya. Disana penjual dan pembeli akan melakukan tawar – menawar harga hingga terjadi kesepakatan harga. Setelah kesepakatan harga dapat dilakukan, barang akan berpindah dari tangan penjual ke tangan pembeli. Pembeli akan menerima barang dan penjual akan menerima uang. Hal ini merupakan pengertian pasar secara konkrit, artinya pengertian pasar dalam kehidupan sehari–hari, yaitu tempat orang–orang bertemu untuk melakukan suatu transaksi jual beli barang. Namun pasar juga dapat diartikan dalam pengertian pasar menurut ilmu ekonomi (abstrak), yaitu suatu pertemuan antara penjual dan pembeli untuk jual beli barang atau jasa tertentu dengan harga tertentu pula.

Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli.  Syarat terjadinya transaksi adalah:

1.    ada barang yang diperjual belikan

2.    ada pedagang

3.    ada pembeli

4.    ada kesepakatan harga barang

5.    tidak ada paksaan dari pihak manapun.

 

1.      Jenis-jenis Pasar

Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.

1. Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya

  • Pasar Nyata

Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.

·       Pasar Abstrak

Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.

2. Jenis pasar menurut cara transaksinya

  • Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.

  • Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

3.  Jenis Pasar menurut jenis barangnya


Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak.


4.  Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi


Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:

·         Pasar Lokal

·         Pasar Daerah

·         Pasar Nasional dan

·         Pasar Internasional

5.  Jenis Pasar Menurut Bentuk dan strukturnya

Pasar menurut struktur dibedakan menjadi empat macam yaitu pasar persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli.

  • Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama mengetahui keadaan pasar.

Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri berikut ini:

1) Banyak penjual dan pembeli.

2) Barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen).

3) Penjual maupun pembeli memiliki informasi yang lengkap tentang pasar.

4) Harga ditentukan oleh pasar.

5) Semua faktor produksi bebas masuk dan keluar pasar.

6) Tidak ada campur tangan pemerintah. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain pasar hasil-hasil pertanian.

  • Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna adalah kebalikan dari pasar persaingan sempurna yaitu pasar yang terdiri atas sedikit penjual dan banyak pembeli. Pada pasar ini penjual dapat menentukan harga barang. Barang yang diperjualbelikan jenisnya heterogen (berbagai jenis barang). Pasar persaingan tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar.

1) Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran terhadap sejenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau sejumlah penjual tertentu.

Pada pasar monopoli terdapat ciri-ciri berikut ini :

·       Hanya ada satu penjual sebagai pengambil keputusan harga (melakukan monopoli pasar).

·       Penjual lain tidak ada yang mampu menyaingi dagangannya.

·       Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan undang-undang atau karena teknik yang canggih.

·       Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.

·       Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan harga, contoh: PT Pertamina (persero), PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api (persero).

2) Pasar Persaingan Monopolistis

Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong.

Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini:

1.      Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.

2.      Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.

3.      Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.

4.      Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.

5.      Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.

6.      Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.


3) Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk suatu barang tertentu, sehingga antara penjual yang satu dengan yang lainnya bisa memengaruhi harga. Contoh:perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri telekomunikasi, dan perusahaan semen.

Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri berikut ini :

a.       Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari salah satu penjual akan memengaruhi penjual lainnya.

b.      Produk-produknya berstandar.

c.       Kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka.

 

 

Selanjutnya,  di sini kita akan membahas tentang pasar tradisional secara meluas yang dititikberatkan pada kasus perbedaan kelas social yang ada di pasar tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan.

1.        Pengertian Pasar Tradisional dan ciri-cirinya

Pasar tradisional adalah pasar yang pelaksanaanya bersifat tradisional tempat bertemunya penjual pembeli, terjadinya kesepakatan harga dan terjadinya transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga.

Biasanya pasar tradisional umumnya menyediakan berbagai macam bahan pokok keperluan rumah tangga, dan pasar ini biasanya berlokasi di tempat yang terbuka. Bangunan di pasar ini berbentuk toko dan los. Toko semi permanen umumnya digunakan untuk berjualan aneka kue, pakaian, dan barang atau perabotan lainnya. Adapun los-nya yang digunakan untuk berjualan buah-buahan, sayuran, ikan, daging dan sebagainya. Penerangan di pasar tradisional secukupnya, dan tidak ber-AC. Kebersihan juga kadang kurang terjaga, seperti sampah banyak berserakan dan bertumpukan sehingga sering menimbulkan bau. Akibatnya jika turun hujan, akan becek dan kotor. Tapi semakin hari, kebersihan di pasar tradisional mulai ditingkatkan, bahkan sekarang ada pasar tradisional yang rapih dan bersih sehingga nyaman untuk dikunjungi.

2.        Pengertian Status Sosial dan Kelas Sosial

-  Pengertian Status Sosial

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

-  Pengertian Kelas Sosial

Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.

 

3.             Faktor Penentu Kelas sosial

Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan­-tujuan atau kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang status.

 

Talcott Persons, mengatakan bahwa ada lima hal yang menentukan tinggi atau rendahnya status seseorang, yaitu:

1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan)

2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)

3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat, jabatan)

4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)

5. Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlawanan).

 

·         Faktor penentu kelas sosial

Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:

a.      Kekayaan

Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.

 

Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiailisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.

 

Uang juga memiliki makna halus lainnya. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.

 

Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosiai yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.

 

b.      Pekerjaan

Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.

Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.

Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial seseorang.

 

c.   Pendidikan

Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-­kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.

Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka sebanding.

 

·         Pengukuran kelas sosial

Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:

a.Berdasarkan Status Ekonomi.

1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan dan menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida :

1.      Golongan pertama (Golongan sangat kaya) : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.

2.      Golongan kedua ( Golongan kaya) : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.

3.      Golongan ketiga (Golongan miskin) : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.

 

2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:

a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.

b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.

c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk di dalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.

Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.

 

·         Apakah kelas sosial berubah

Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status sosial yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang lambat laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan selera konsumen terhadap suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi nasi dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi. Dan ini juga bisa mempengaruhi berbagai permintaan produksi suatu barang maupun jasa.

 

·         Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial

Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial berbeda – beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat apabila ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau memiliki status sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang higienis, terbaru, bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah. Penggunaan iklan pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan promosi yang lebih kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak mementingkan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas sosial yang ada.

 

Fenomena yang terjadi di pasar secara keseluruhan

1.      Pengaruh munculnya minimarket 24 jam terhadap pedagang tradisional

Dengan menjamurnya minimarket 24 jam di kota-kota Indonesia sudah pasti mempengeruhi penjualan pedagang tradisonal. Saingan para pedagang tradisional akan bertambah. Saingan antara sesama pedagang dan saingan dengan toko modern (minimarket). Selain itu, banyak pasar tradisional yang digusur pemerintah karena alasan tata kota. Lahan mereka dijadikan pusat perbelanjaan yang lebih mewah dan mahal. Tetapi, ketika kelompok kami mewawancarai beberapa pedagang tradisional malah berbeda dengan logika di atas. Beberapa pedagang yang kami wawancarai mengaku keberadaan mini market tidak berpengaruh banyak terhadap penjualan mereka. Dagangan mereka tetap laris walau di daerah tersebut banyak terdapat mini market. Hanya saja yang kelihatan berpengaruh adalah pedagang bahan pokok seperti minyak goreng, kecap, saos dll. Mereka merasa penjualannya sangatdrastis menurun semenjak adanya minimarket.

Namun, pedagangan tradisonal ini akan tetap terancam keberadaannya terutama yang ada di perkotaan. Sudah banyak pasar tradisonal yang digusur karena alasan tata kota. Keberadaan mereka diangggap menggangu kerapihan kota. Seakan-akan kota adalah tempatnya gedung-gedung tinggi dan mewah. Secara perlahan pedagang tradisonal mulai di pinggirkan ke pelosok-pelosok kota. Di pelosok kota siapa yang akan menjadi pembeli mereka?
Mungkin saat ini memang belum begitu terasa bagi pedagang bahan makanan di pasar tradisional akan adanya minimarket. Karena minimarket belum semua menyediakan bahan makanan yang lengkap seperti di pasar tradisonal. Hanya supermarket yang menydiakan semua kebutuahan masyarakat. Dan supermarket belum begitu banyak jumlahnya di Indonesia. Seiring waktu berjalan bukan tidak mungkin mini marketpun akan menjual semua kebutuhan masyarakat. Dengan kelebihan lebih praktis dan higienis mungkin bisa mengalihkan konsumen untuk membeli di minimarket.

 

2.      Pengaruh minimarket terhadap system social budaya

Dengan adanya minimarket 24 jam maka masyarakat indoneisa di bawa kearah perubahan sosial. Perubahan sosial disini sangat merugikan pasar tradisional. Konsumen diajarkan untuk blanja dengan lebih simple dan praktis tanpa adanya tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Ini akan mrubah cirri khas perdaganagn yang ada di Indoneisa. Semua harga sudah di patokkan. Interaksi antara pembeli dan pedagang pun nyris tidak ada. Pembeli hanya datang membeli barang yang dibuthkan dan pergi. Sikap individualistis sangangat terlihat di sini, hanya saja ditutupi dengan ramahnya pramuniaga yang memang dibayar untuk ramah kepada pelanggannya.
Ada 2 faktor penyebab perubahan sosial dalam masyarakat yaitu faktor extern dan intern


FAKTOR INTERN

1.          Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)

2.          Adanya Penemuan Baru:

·         Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada

·         Invention: penyempurnaan penemuan baru

·         Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat


3.  Konflik yang terjadi dalam masyarakat


4. Pemberontakan atau revolusi


Pada poin ke 2 yaitu adanya penemuan baru ini terkait dengan penemuan baru dalam kegiatan jual beli. Minimarket menyuguhkan jual beli tanpa tawar menawar yang menyaingi pasar tradisional. Bukan hanya hal itu saja fasilitas, harga dan kenyamanan dimenangkan oleh minimarket namun masalah kesegaran produk makanan mungkin masih dimenangkan oleh pasar tradisional.


Inovassi ini mengancam keberadaan pasar tradisional. Persaingan perdagangan semakin berat apalagi bagi pemilik modal yang kecil. Sedikit demi sedikit passer tradisonal akan disingkirkan. Kita lihat saja contohnya saat ini di Negara kita. Pasar tradisional mulai di gusur oleh pemerintah diganti dengan minmarket aatau supermarket. Pemerintah seakan lupa pada prinsip ekonomi yaitu koprasi. Ini lebih kearah monopoli perdagangan. Kerjasama pemerintah dan pemilik modal melumpuhkan ekonomi kecil. Padahal kesuksesan perekonomian Negara ditunjang dari ekonomi micro.


FAKTOR EXTERN :

1.      perubahan alam

2.      peperangan

3.      pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi  (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).

Dengan adanya minimarket yang diadopsi dari Eropa maka masyarakat juga terkena pembauran budaya yang akan mempengaruhi budaya kita. Cara hidup di Eropa akan menjadi budaya baru yang akan di baur dengan budaya Indonesia. Bisa kita lihat sekarang bagai mana anak muda senang sekali membeli produk dari mini market dan bangga akan belanja pada mini market. Kebanyakan anak muda Indoneisa merasa kalau belanja pada mini market sudah termasuk orang yang modern. Padahal, hampir semua produk yang ada di mini market tersebut merupakan produk asing.

Bila minmarket terus sukses maka kehidupan modern akan dialami masyarakat Indonesia. Layaknya Amerika yang tidak mempunyai pasar tradisonal. Masyarakat diajarkan hidup lebih praktis.

Teori struktural fungsional mengansumsikan bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem sosial. terdapat beberapa bagian dari sistem sosial yang perlu dijadikan fokus perhatian, antara lain, faktor individu, proses sosialisasi, sistem ekonomi, pembagian kerja dan nilai atau norma yang berlaku.

Pemikir fungsionalis menegaskan bahwa perubahan diawali oleh tekanan-tekanan kemudian menjadi integrasi dan berakhir pada titik keseimbangan yang selalu berlangsung tidak sempurna. Artinya teori ini melihat adanya ketidakseimbangan yang abadi yang akan berlangsung seperti sebuah siklus untuk mewujudkan keseimbangan baru. Variabel yang menjadi perhatian teori ini adalah struktur sosial serta berbagai dinamikanya. Penyebab perubahan dapat berasal dari dalam maupun dari luar sistem sosial.
Pedagang pasar tradisional di sini merupakan bagian dari sistem sosial yang ada. Fungsinya sebagai tempat masyarakat berinteraksi, bisa dikatakan sangat penting. Karena sebagai suatu subsistem, ia menjaga keseimbangan sosial dalam masyarakat. Kegiatan interaksi yang terjadi di dalamnya, menciptakan suasana yang harmonis antara pedagang dan pembeli sebagai individu dalam masyarakat.

Proses sosialisasi yang terjadi di dalamnya, ideal dengan budaya ketimuran orang Indonesia seperti yang telah dijelaskan di atas. Persamaan makna dari suatu komunikasi, terlihat dari kegiatan tawar-menawar yang dilakukan antara pedagang dan pembeli. Interaksi yang ada antara pedagang dan pembeli, mengakibatkan adanya proses saling mengenal satu sama lain.

Dengan munculnya minimarket 24 jam, yang sekarang menjamur, pedagang pasar tradisional mendapat tekanan-tekanan, walaupun hal tersebut tidak langsung dirasakan mereka. Namun, secara tidak sadar, hadirnya minimarket-minimarket ini, lama-kelamaan akan menekan keberadaan mereka. mulai dari saingan yang bertambah tidak hanya antara sesama pedagang, namun juga dengan minimarket yang ada.
Hal ini juga dengan sendirinya merubah proses sosialisasi yang ada. Sistem sosial yang ada akan berubah, menjadi tidak seimbang lagi dikarenakan fungsi pasar tradisional sebagai tempat berinteraksi telah berkurang. Ini tidak hanya berdampak pada proses sosial saja, namun juga berdampak bagi masing-masing individu dalam masyarakat. Akan muncul sifat individualis masyarakat. Sebagai contoh, pada pasar tradisional pembeli sepenuhnya dilayani oleh pedagang, yang mengakibatkan terjadinya interaksi secara langsung satu sama lain. Namun tidak demikian di minimarket, atau supermarket. Pelayanan dirubah menjadi swalayan, atau self service. Yaitu, pembeli diarahkan untuk melayani diri sendiri dalam membeli barang yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan kurangnya interaksi antara individu. Lama kelamaan, hal ini akan menjadi biasa, dan menjadi gaya hidup dalam masyarakat.

Tidak hanya itu, dari segi ekonomi juga sangat berdampak bagi pedagang pasar tradisional. Para pelanggan yang berkurang karena mereka beralih pada minimarket dan supermarket, tentunya mengurangi pendapatan para pedagang. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan terjadi ketidakseimbangan di bidang ekonomi. Para pedagang yang tadinya mengandalkan pendapatan dari berdagang, terpaksa harus mencari lahan lain yang dapat menghasilkan pendapatan.

Begitulah tinjauan berdasarkan fungsional struktural. Bahwa setiap sistem sosial merupakan siklus yang selalu berubah dan membentuk suatu sistem yang baru. Adanya minimarket 24 jam, mengakibatkan ketidakseimbangan dalam sistem sosial. Namun perlahan-lahan, ketidakseimbangan tersebut akan bergerak dan membentuk suatu keseimbangan yang baru. Mau tidak mau, pedagang pasar tradisional harus mengikuti perkembangan tersebut. Mereka akan beralih fungsi membentuk suatu tatanan yang baru, dan kebiasaan yang baru pula.


2.3. Solusi pengaruh minimarket terhadap pasar tradisional

1. Adanya perhitungan membangun minimarket di setiap daerah. Karena kita lihat saat ini minimarket sangat menjamur di setiap daerah terutama pusat kota. Jaraknya bisa hanya 200m atau 300m antara minimarket yang sama. Belum lagi minimarket yang berbeda yang tidak jarang terlihat bertetanggaan. Jumlah ini harus dapat dikendalikan pemerintah agar dalam perdagangan dan persaingan dengan pasar tradisonal tetap sehat.
2. Harga produk supermarket dan minimarket harusnya lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar tradisonal. Dengan begitu pedagang tradisonal merupakan pilihan alternative bagi pembeli. Di supermarket dan minimarket adalahtempat yang lebih mewah dan rapi, jadi wajar bila harganya lebih mahal dari pasar tradisional yang becek dan tidak rapi.

3. Pemerintah seharusnya mampu mengelola pasar tradisonal dengan lebih baik. Bila alasanya pasar tradisonal tidak rapi dan merusak tata kota kenapa harus di alokasikan? Kenapa tidak dibenahi saja dan atur bentuk dan kerapiahannya.?

 

 

Analisis terhadap Studi Kasus di pasar

a.         kelas atas

Contoh pedagang kelas atas adalah plaza Ramayana ciputat, kebanyakan dari pembelinya sangat beragam, namun rata-rata berasal dari kalangan pekerja, pelajar dan mahasiswa. Sebagai pedagang tentu saja mereka lebih nyaman dengan kondisi tempat mereka berjualan apalagi dengan fasilitas yang sudah sangat memadai seperti gedung full AC dan juga dilengkapi dengan pencahayaan yang pas. Meskipun tempat tersebut tergolong pasar kelas atas, ia tetap menawarkan harga yang standard. Oleh karena itu, ia memiliki banyak pengungjung yang berasal dari semua lapisan masyarakat. Dari hasil wawancara pengunjung, mereka juga member pengakuan bahwa mereka sangat puas berbelanja di Plaza tersebut selain karena tempatnya yang nyaman, di sana juga tersedia pilihan yang banyak sehingga dapat melengkapi semua kebutuhan konsumen. Plaza dipadati saat weekend, terlebih lagi saat hari minggu. Karena di Ramayana tersedia beberapa tempat untuk makan, jadi setelah lelah berbelanja kita dapat menikmati hidangan dengan menu yang nikmat serta harga yang terjangkau juga.

b.         Kelas menengah

Kelas menengah dapat diambil contoh seperti pada gambar di atas, terdapat banyak pedagang kelas menengah di Pasar Ciputat. Kebanyakan dari mereka adalah penjual baju, kerudung, sandal, sepatu, kosmetik, elektronik dan lain-lain. Tempat yang mereka tempati untuk berdagang sederhana, namun tidak mengurangi peminat. Bahkan terkadang ada pembeli yang malas ke plaza yang terlalu padat dengan penjual, justru mereka lebih memilih untuk berbelanja di toko biasa yang ada di pinggiran jalan. Pembeli pun mengatakan bahwa tidak ada perbedaan harga yang signifikan antara di Plaza dan di toko biasa. Mengenai kualitas, ada padagang kelas menengah juga menyediakan barang dengan kualitas yang tinggi dan dengan merek yang cukup ternama. Oleh karena itu, tak heran konsumen yang berbelanja di took biasa juga berasal dari seluruh lapisan masyarakat mulai dari yang kaya sampai ke yang miskin.

c.         Kelas bawah

Padagang kelas bawah kebanyak terdiri dari penjual bahan pokok makanan seperti pedagang sayur, ikan, kelontong, bumbu dapur, sembako dan lain-lain. Namun ada juga pedagang kelas bawah yang menjual bahan pakaian seperti kerudung, baju, rok dan lain-lain di lesehan atau yang biasa disebut kaki lima. Para pedagang tidak banyak mengeluh tentang keadaan tempat yang sedemikian rupa karena tempat seperti itu justru lebih cocok untuk menjual bahan-bahan yang telah disebutkan di atas. Lagipula, kelayakan tempat penjualan tidak mempengaruhi jumlah pembeli dari hari ke hari. Perbedaan jumlah pembeli  hanya terletak pada weekdays atau weekends. Ketika weekend, jumlah pembeli meningkat sekitar 2 kali lipat dan waktu penjualan pun menjadi lebih lama. Ketika mewawancara pedagang, begi mereka yang lebih memilih berbelanja di pasar kakin lima karena dapat memperoleh harga yang cukup murah dan dapat melakukan penawaran yang memuaskan. Namun kekurangannya adalah mereka tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Terlebih harus bermacet-macetan dan menahan bauyang bertebaran di sana sini.

 

     

         

 

GAMBARAN LOKASI

 

PASAR CIPUTAT

 

Pasar ciputat adalah pasar tradisional yang bisa kita temui di daerah ciputat tepatnya di jalan Dewi Sartika,Banten. Meskipun terlihat seperti pasar tradisional tetapi pasar ciputat ini masih termasuk golongan pasar tradisional karena di pasar ini masih banyak sekali pedagang yang menjual barang-barang yang sudah lama, unik, dan langka. Memang dipasar ini juga terdapat mall kecilnya yang bisa di sebut dengan plaza. Plaza ini tepat bersebelahan dengan pasar ciputat. Perbedaannya jika di pasar ciputat penjual, menjual perlengkapan rumah tangga mulai dari bahan baku, berbagai macam perlengkapan baik di dapur, sampai ke kamar dan kamar mandi. Apapun yang kita cari disini pasti ada karena ini masih pasar tradisional jadi masih lengkap sekalipun barang tersebut sudah jarang kita temui contohnya seperti bakul nasi yang terbuat dari rotan tipis, ulekan sambal dari batu, sampai mainan anak-anak yaitu kapal-kapalan yang menggunakan bahan bakar batu bara.

Karena pasar ini masih tergolong pasar tradisional maka pedagang daging, sayur, buah dan yang lainnya ada juga. Seperti yang dijelaskan kita bisa melihat dan berfikir bagaimana rumitnya berdagang karena banyak saingan apalagi jika harga barang tersebut sedang melunjak naik. Pasar ciputat ini bisa dikatakan pasar yang sangat ramai dan banyak sekali pengunjung. Mulai dari kalangan orang tua seperti ibu-ibu pada mayoritasnya sampai kalangan remaja. Kalangan remaja juga banyak yang mengunjungi pasar ciputat ini karena mereka juga suka mencari bahan untuk tugas mereka dan pasti mereka mendapatkannya karena ini pasar tradisional yang isinya masih lengkap.

Jika dilihat dari posisinya, pasar ciputat ini berada dipinggir jalan sehingga terkadang suka membuat jalanan jadi macet. Karena dipasar ini berbagai macam golongan pedagang yang beragam dari pedagang kelas bawah, menengah bahkan kelas atas.

 

PASAR CIMANGGIS

Pasar cimanggis juga termasuk salah satu pasar tradisional. Dimana yang letaknya juga tidak jauh dari pasar ciputat. Tetapi perbedaannnya adalah pasar cimanggis masih terkesan sangat kumuh karena dari lingkunagnnya yang kotor dan peenuh dengan sampah yang berserakan. Pasar cimanggis juga tidak begitu ramai seperti pasar ciputat. Mungkin dilihat dari perbandingan harga, jarak dan kualitas dari barang jualan. Pasar cimanggis yang belum teratur tempat parkirannya juga menjadi salah satu penyebab para konsumen tidak begitu suka ke pasar ini karena dari segi keamanannya yang kurang.

Sekalipun pasar ini juga berada dipinggir jalan seperti pasar ciputat tetapi pasar ciputat jauh lebih bersih dan teratur baik dari segi keamanan dan pembeli. Seperti yang diketahui pasar cimanggis tidak terlalu besar dan luas seperti pasar ciputat.  Meskipun barang yang dijual sama seperti yang ada dipasar ciputat karena keduanya sama-sama pasar tradisional tetapi pasar ciputat jauh lebih diminati daripada pasar cimanggis ini.

 

 

 

 

 

TUGAS AKHIR SEMESTER SOSIOLOGI

PERBEDAAN KELAS PEDAGANG

DI PASAR TRADISIONAL

 

Dewi Rahmayuni(11150510000026) Jurnalistik 1A

Mutia Regina Saura(11150510000165) Jurnalistik 1B

Ida Kurnia Dewi(11150510000060) Kpi 1B

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pasar tradisional adalah tempat pembeli dan penjual melakukan transaksi secara langsung dan disertai dengan proses tawar menawar. Barang yang diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti makanan, kue, buah-buahan, pakaian, barang elektronik, dan jasa. Biasanya setiap pasar tradisional diberi nama. Ada yang diberi nama menurut tempatnya, seperti Pasar Ciputat dan Pasar Cimanggis. Ada yang diberi nama menurut hari, seperti Pasar Jumat, Pasar Rebo, dan Pasar Senen. Ada juga yang diberi nama menurut barang yang diperdagangkan, seperti pasar hewan yang hanya menjual hewan, pasar buah yang khusus menjual buah, pasar beras yang hanya menjual beras, dan pasar sayur mayur yang hanya menjual sayur mayur. Pasar tradisional semacam itu disebut juga pasar induk. Di pasar inilah para pedagang membeli barang dagangan untuk dijual kembali di tempat lain. Bangunan di pasar tradisional berbentuk toko dan los. Toko biasanya digunakan untuk berjualan aneka kue, pakaian, dan barang pecah belah. Adapun losnya digunakan untuk berjualan sayuran, buah-buahan, ikan, dan daging. Ruangan untuk berjualan di pasar tradisional tidak luas, penerangan secukupnya, dan tanpa pendingin udara. Kebersihan juga sering kurang terjaga. Sampah banyak berserakan sehingga menimbulkan bau. Akibatnya jika hujan, pasar tradisional terlihat becek dan koto. Namun, saat ini pengelolaan pasar tradisional mulai ditingkatkan. Genangan air, lingkungan kumuh, dan suasana berdesak-desakan jarang terlihat di pasar tradisional. Kini pasar tradisional semakin bersih dan nyaman untuk dikunjungi.

 

B.Tinjauan Teori

Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat perbatasan dengan Prancis di tahun 1818. lahir setelah perang Napoleon, dan setahun setelah David Ricardo meluncurkan bukunya "The Principles of Political Economy". Dia merupakan pendiri Idiologi komunis yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya sekedar ekonom, namun juga seorang philosopis, sosiologis, dan seorang revolusionir. Merupakan seorang profesor dalam berbagai ide yang Revolusioner, yang menginspirasi pemikir-pemikir lainnya. Setelah menyelesaikan gelar Ph. D dalam filsafat pada tahun 1841 di Bonn, Berlin, dan Jena. Maka dari sinilah karier Marx dimulai. Pemikiran Karl Marx merupakan adopsi antara filsafat Hegel, French, dan tentunya pemikiran dari David Ricardo (pemikir teori ekonom klasik). Analisa Karl Marx tentang kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat juka,"sejarah berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses menjdai lebih baik."

Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan (alienasi) manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri. Hasil keberadaan pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan kemampuan manusia untuk memperoleh kebahagiaan sejati, karena dia menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia berpendepat bahwa dalam ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan pribadi, dan pengaruh kebradaan pasar pada manusia. Sehingga sangat penting untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi, ketamakan, pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan kompetisi, nilai dan devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi klasik adalah, is tidak memeperimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan produksi.

C.Metode

Metedo yang digunakan adalah metode penelitian,observasi,turun lapangan, dan wawancara yang dilakukan di pasar ciputat dan di pasar cimanggis. Melibatkan langsung para pedagang yang berada di pasar tersebut dalam melalukan wawancara dan penelitian, turun lapangan langsung untuk melakukan gambaran lokasi serta pengamatan terhadap pasar-pasar yang ada di daerah Tangerang Selatan.

 

D.Rumusan Masalah

1. Keuntungan dan Kerugian dalam berdagang di pasar tradisional?

2. Hambatan dan keluh kesah dalam berdagang di pasar tradisional?

3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan di pasar menghadapi pesaing?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

KESIMPULAN

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak.    

 

 

DAFTAR PUSAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Hortn, Paul B dan Chester L Hunt. 1984. Sosiologi Edisi keenam. Jakarta: Erlangga

Pasar Ciputat dan Pasar Cimanggis, Tangerang Selatan.

Para pedagang yang berada di pasar tradisional tersebut.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini