Selasa, 29 Desember 2015

UAS SOSIOLOGI, TERSESAT DI HUTAN BETON: KISAH PENGANGGURAN KOTA Fahmi Darmawan KPI 1B (11150510000070) Chairiyani Jurnalistik 1A (11150510000115) Siska Mailana Putri Jurnalistik 1B (11150510000175)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    MENGAPA GEJALA SOSIAL INI PENTING UNTUK DITULIS/DITELITI
            Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan (science) karena memenuhi kriteria bersifat empiris, teoritis, kumulatif dan nonetis. Sosiologi tidak hanya berbicaraa tentang kriminalitas (perilaku menyimpang). Fenomena social lain seperti kemiskinan, ketidakadilan, konflik, dan kekuasaan juga menjadi objek kajian sosiologi. Singkatnya sosiologi berusaha mengkaji kehidupan social manusia terutama tindakan manusia baik tindakan individual, tindakan kelompok, tindakan yang lazim maupun yang tidak lazim.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sosiologi adalah sebuah studi sistematis tentang :
1.      Perilaku sosial dari individu-individu
2.      Cara kerja kelompok-kelompok sosial, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat
3.      Pengaruh dari kelompok, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat terhadap perilaku individu dan kelompok.
Meskipun beberapa orang berpendapat bahwa pusat perhatian ilmu sosiologi hanya pada kelompok-kelompok dan perilaku masyarakat, definisi di atas menjelaskan bahwa sosiologi juga membahas perilaku-perilaku individu yang di pengaruhi oleh kelompok atau masyarakat.
Oleh karena itu, maka kali ini kelompok kami akan meneliti sebab pengangguran yang marak terjadi di sekitar kami. Salah satu permasalahan yang sedang dihadapi bangsa dan Negara berkembang yaitu masalah pengangguran. Pengangguran merupakan orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah - masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
 
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain - lain.
B.     TINJAUAN TEORI
Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakaan aktor yang kreatif dan realitas social bukan merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta social. Artinya, tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercangkup di dalam konsep fakta social. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur social dan pranata social. Dikatakan bahwa struktur social dan pranata social merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakn social.
Salah satu bias yang menonjol ialah mengenai tindakan instrumental, dimana manusia hanya akan mengejar tindakan efektif dan fisien tanpa menghiraukan nilai-nilai kemanusiaan. Tindakan rasional instrumental akhirnya mengajarkan kepada manusia mengenai kapitalisme yang cenderung menghalalkan segala cara untuk mencaapai akumulasi modal. Rasio instrumental yang disadari sejak awal dianggapnya sebagai ciri rasionalitas modern berubah menjadi ideology yang menjaajaah orang atau kelompok lain, sehingga adaa tuduhan bahwa melalui imperalissme yang mendunia dalam bentuk penguasaan sumber-sumber kehidupan akan memperoleh pembenaran.
  Jenis penjelasan yang diberikan
Weber sangat tertarik dengan fenomena social, ekonomi, sejarah, dan agama. Karyanya yang sangat menonjol, yaitu the protestan ethic and the spirit of kapitalism yang mencoba menjelaskan asosiasi antara  protestan dan capitalism.weber tidak menggunakan konsep sebab akibat dalam hubungan antara keduanya, akan tetapi menggunakan konsep electitve affinity (afinitas elektif), yaitu konsistensi logis dan pengaruh motivasional yang bersifat mendukung secara timbal balik. Di dalam protestan terdapat elemen yang memberikan motivasi dan dukungan psikologi yang dapat merangsang jenis perilaku yang dibutuhkan atas lahirnya kapitalisme borjuis.
 
C.     METODE
Metode ilmiah adalah merumuskan masalah melalui observasi (pengamatan) terhadap gejala-gejala terhadap objek kajian dari ilmu itu sendiri. Rumusan masalah yang diajukan kemudian dianalisis melalui kerangka pemikiran untuk mendapat hipotesis. Setelah itu dilakukan langkah pembuktian ilmiah atas hipotesis iniMmelalui data-data dari realitas sosial.
Metode yang kelompok kami gunakan untuk kasus pembahasan ini adalah metode survei lapangan, metode ini di lakukan untuk memperoleh dan mencari data yang ada di lapangan dengan terjun langsung ke dalam lingkup masyarakat tersebut. Data diperoleh dengan beberapa cara diantaranya dengan teknik wawancara,  observasi dan lain-lain
 
 
 
 
 
BAB II
GAMBARAN LOKASI
 
Biografi
 
Aldi Prasetio (20 tahun)
 
Aldi Prasetio dilahirkan pada tanggal 8 Desember 1995 di Jakarta. Aldi adalah anak dari pasangan bapak Darikun dan ibu Nur Jaenah. Aldi memiliki 2 saudara kandung di keluarga nya yaitu abang nya Dhanu Aji yang berselisih umur 3 tahun dan adik nya khoirul yang berselisih umur 2 tahun.
Aldi berdomisili di daerah Jakarta Barat yaitu tepatnya di jalan kemanggisan utama raya no.23 RT 04/03 kelurahan kemanggisan kecamatan palmerah.
Aldi menunjang semua pendidikan di daerah Jakarta, yaitu pendidikan pertama nya di SDN 01 PAGI KEMANGGISAN yang berlokasi di jalan anggrek rosliana 3 no.21 rt 01/02 kelurahan kemanggisan kecamatan pamerah, dan tamat di tahun 2007. Kemudian dilanjutkan dengan sekolah menengah pertama nya di SMPN 61 JAKARTA yang berlokasi di jalan h.soleh no.35 rt 04/03 kelurahan kota bamboo kecamatan petamburan, dan tamat di tahun 2010. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama nya ia melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di SMK AL-CHASANAH JAKARTA yang berlokasi di jalan tanjung duren barat 3 no.1 rt 02/04 kelurahan tanjung duren kecamatan grogol, dan tamat pada tahun 2013.
 
Feri Adhi (22 tahun)
 
            Feri Adhi dilahirkan pada tanggal 6 November 1993 di Jakarta. Feri adalah anak dari pasangan bapak Darwo dan ibu Tarmi, dan Feri merupakan anak sulung dari keluarga nya. Feri hanya memiliki 1 saudara kandung yaitu adik nya Regi yang memiliki selisih umur 6 tahun dengannya.
            Feri berdomisili di daerah Jakarta Selatan yaitu tepatnya di jalan flamboyan no.33 rt 05/01 kelurahan sukasari kecamatan kemang.
            Feri menunjang semua pendidikan nya di daerah Jakarta, yaitu pendidikan pertama nya di SDN 06 PAGI SUKASARI yang berlokasi di jalan kamboja no.9 rt 08/07 kelurahan sukasari kecamatan kemang, dan tamat pada tahun 2005. Kemudian Feri melanjutkan ke sekolah menengah pertama nya di SMPN 69 JAKARTA yang berlokasi di jalan serambi rt 04/06 kelurahan sukasari kecamatan kemang, dan tamat pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah pertama nya Feri melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di SMK YADIKA 2 JAKARTA yang berlokasi di jalan tanjung duren utara no.16 rt 01/01 kelurahan tanjung duren kecamatan grogol, dan tamat pada tahun 2011.
 
Dimas Bayu (26 tahun)
 
Dimas Bayu dilahirkan pada tanggal 15 Agustus di Semarang. Dimas adalah anak dari pasangan bapak Junaidi dan ibu Rohana, dan Dimas merupakan anak sulung dari
keluarga nya. Dimas hanya memiliki 1 saudara kandung yaitu Kevin yang berselisih umur 10 tahun dengan nya.
Dimas berdomisili di daerah Jakarta yaitu tepatnya di jalan tanjung duren selatan no.29 rt 05/03 kelurahan tanjung duren kecamatan grogol.
Dimas menunjang pendidikan nya di daerah Semarang dan Jakarta, Dimas mengawali pendidikan pertama nya di SDN 03 PAGI SEMARANG yang berlokasi di jalan pahlawan no.7 rt 02/02 kelurahan kelapa satu kecamatan semarang provinsi jawa tengah, dan tamat pada tahun 2001. Kemudian Dimas melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi ke sekolah menengah pertama nya di SMPIT DARUNNAJAH yang berlokasi di jalan ciledug raya kelurahan kebon duku kecamatan ciledug Jakarta Barat, dan tamat pada tahun 2004. Selesai dari pendidikan menengah Dimas melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di SMK MUHAMMADIYAH 4 yang berlokasi di jalan raya slipi no.12 rt 04/03 kelurahan kemanggisan kecamatan palmerah Jakarta Barat, dan tamat pada tahun 2007. Seusai Dimas menyelesaikan pendidikan nya Dimas melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi yaitu ke perguruan tinggi UNIVERSITAS Prof. Dr. MOESTOPO (BERAGAMA) jurusan manajemen bisnis yang berlokasi di jalan hang lekir 1 no.8 kelurahan senayan, DKI JAKARTA, dan tamat pada tahun 2013.
 
BAB III
ANALISIS
            Pengangguran merupakan masalah besar yang tidak hanya di Negara berkembang tetapi juga di Negara-negara maju, namun demikian tingkat pengangguran di Negara-negara berkembang pada umumnya lebih tinggi. Pengangguran mempunyai dampak negatif yang tidak hanya pada masalah ekonomi, Tetapi juga menjadi pemicu kerawanan sosial. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia? Nah, pada analilis yang ke-3 ini kami akan menganalisis tentang pengangguran. Seperti yang kita ketahui bahwa pengangguran di Indonesia semakin meningkat yang di sebabkan oleh masyarakat yang peduduknya semakin meledak setiap tahunnya dan peluang pekerjaan yang tidak bisa menampung semua penduduk. kenyataannya masyarakat dapat bertahan hidup dengan menopang kehidupannya dengan mencari nafkah agar kehidupannya tidak mengalami kesusahan dan kesengsaraan. 
            Definisi pengangguran secara teknis ialah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu  pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja ,baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan. Dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain dengan definisi tersebut masih banyak istilah arti dari pengangguran salah satunya yaitu definisi pengangguran  menurut Sandono Sukirno pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
            Kata-kata pengangguran sudah tidak asing lagi kita dengar karena memang di Indonesia angka pengangguran pada tiap tahunnya semakin meningkat padahal banyak di antara pengangguran tersebut yang berpendidikan tinggi. Tetapi mengapa mereka tetap saja menjadi pengangguran yang pada kenyataannya angkatan kerja sudah berpendidikan. Kata pengangguran ialah istilah untuk orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, atau seseorang yang berusaha mendapatkan pekerjaan. Pengangguran pada umumnya disebabkan oleh jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering kali menjadi masalah perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.   
 
            Pada masa pemerintahan Orde Baru Soeharto, pembangunan perekonomian mampu menambahkan beragam pekerjaan baru di pasar Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi angka pengangguran nasioanal. Sektor-sektor yang terutama mengalami penigkatan tenaga kerja adalah sektor industri dan jasa, sementara sektor pertanian di Indonesia malah berkurang. Pada tahun 1980-an sekitar 55% populasi tenaga kerja di bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka tersebut berkurang menjadi sekitar 40%. Namun, krisis keuangan Asia yang terjadi pada tahun 1990-an merusak pembangunan ekonomi Indonesia dan menyebabkan angka pengangguran di Indonesia meningkat menjadi 20% dan angka tenaga kerja yang harus bekerja di bawah level kemampuannya (underemployment) juga meningkat.
             Sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di daerah perkotaan pindah ke perdesaan dan bergabung dengan sektor informal (terutama di bidang pertanian). Walaupun Indonesia telah mengalami pertumbuhan makro ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun belakangan dan boleh di katakan Indonesia telah pulih dan normal dari krisis ekonomi pada tahun 1990-an itu, sektor informal ini baik di kota maupun di desa sampai sekarang tetap berperan besar dalam perekonomian Indonesa. Walaupun sedikit sulit untuk menentuka jumlahnya secara pasti, di perkirakan sekitar 55% sampai 65% pekerjaan di Inonesia adalah pekerjaan informal ( bidang pertanian). Saat ini sekitar 80% dari pekerjaan informal itu konsentrasi di wilayah perdesaan, terutama di sektor kontruksi dan pertanian. Itulah perkembangan ekonomi di Indonesia pada masa pemerintahan orde baru tahun 1990, pasti sudah banyak perubahan pada saat ini.
            Jika dikaitkan dengan ilmu sosiologi kelompok kami mengambil teori dari salah satu tokoh yang sangat populer dalam paradigma defenisi sosial yaitu Max Weber. Dalam analisisnya tentang tindakan sosial (social action), Weber memperkenalkan konsep tentang makna suatu tindakan. Inti tesisnya adalah bahwa suatu ''tindakan manusia itu penuh dengan arti''. Oleh karena itu, Weber diklasifikasikan sebagai salah satu tokoh yang menghasilkan teori yang dapat dikatagorikan kedalam paradigma definisi sosial.
            Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya, tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentuka oleh norma, kebiasaan, nilai, dan sebagiannya yang tercakup di dalam konsep fakta sosial. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam bentuk tindakan sosial. Fakta yang dianut oleh Weber tampak ada suatu kesamaan dengan paradigma yang dianut oleh Emile Durkheim tentang paradigma fakta sosial, dimana studi historis dan studi komparatif yang dilakukan Weber terhadap pengaruh agama dalam kehidupan ekonomi yang telah menjadi model atau metode dalam pembelajari fakta sosial.[1]
          

  Pada analisis kali ini kami sudah mewawancarai langsung dengan narasumber kami yang pertama bernama Aldi Prasetio yang sudah menganggur selama 4 bulan. Ia mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan saat ini karena ia hanya lulusan SMK di daerah Jakarta lulusan tahun 2013. Ia mengaku tidak mempunyai title apa-apa sedangkan perusahaan menurutnya membutuhkan angkatan kerja yang sudah berpendidikan tinggi dan mempunyai pengalaman pekerjaan. Setelah ia lulus SMK pada tahun 2013 ia telah mendapatkan pekerjaan di PT.Persemija salah satu perusahaan di daerah jakartayang bekerja pada  bagian administrasi, namum ia keluar karena ada suatu kejadian yang tidak bisa kami paparkan di sini. Saat ini ia sedang sibuk mencari pekerjaan yang sekiranya bisa menerimanya karena hanya lulusan SMK. Terakhir melamar pekerjaan kurang lebih dua minggu yang lalu dan sampai sekarang ia masih menunggu panggilan dari perusahaan tempat ia melamar pekerjaan. tempat yang ia lamar diantaranya TIKI, JNE, Restoran, dan Mini Market.
            Mencari lowongan pekerjaan bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan, apalagi pada saat ini meledaknya penduduk karena semakin banyaknya orang yang telah lulus dari pendidikan Sekolah Menengah keAtas yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi melainkan mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan sehingga mereka harus bersaing dengan orang-orang yang berlulusan sarjana. hal itu disebabkan oleh ekonomi masyarakat yang tidak mendukung menjadikan perebutan dalam mencari lowongan pekerjaan yang pada saat ini tidak sebanding dengan angkatan kerja, itulah yang menyebabkan pengangguran di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.Tetapi Aldi tetap berusaha dalam mencari pekerjaan selagi ia masih menunggu keputusan perusahaan yang menerimanya atau menolak lamaran tersebut, ia mencari informasi melalui internet, Koran, dan informasi dari temannya. 
 
            Weber sangat berbeda dalam melihat sosiologi, ia mendefinisikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengertahuan yang berusaha memperoleh pemahaman interpretative mengenai arah  dan akibat-akibat dari suatu tindakan. Adapun Durkheim mengartikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang fakta sosial yang bersifat eksternal dan memiliki sifat memaksa kepada individu warga masyarakat, dan hal ini harus dijelaskan oleh fakta sosial lainnya. dalam konteks ini, Weber melihat kenyataan sosial sebagai suatu yag didasarkan pada motivasi individu dan tindakan sosial. Baginya sosiologi merupakan ilmu yang emperis yang berusaha memahami perilaku manusia dari perspektif pemahaman mereka sendiri. Oleh karena itu, Weber memperkenalkan metode untuk mempelajari sosiolgi  dengan istilah Verstehen, yaitu metode yang digunakan untuk memahami tindakan maanusia melalui pemahaman subjektif  individu.
Dari tulisan-tulisan Weber tentang metologi, ia berasumsi bahwa makna tindakan seseorang yang dirasakan akan selalu problematic dan cenderung berbeda dengan apa yang dilakukan pelakunya. Jadi, Weber meyatakan adanya aturan yang melindasi suatu tindakan sosial. Hal ini berhubungan dengan pengangguran yang hanya tamatan SMK/SMA, akan kesuliatan dalam mencari pekerjan karena pada umumnya setiap perusahaan mempunyai aturan yang sudah di tetapkan dalam mencarai angkatan kerja.
            narasumber kami yang pertama ini memang sebelumnya berkerja tetapi sesudah ia keluar dari pekerjaan tersebut ia telah menganggur selama 4 bulan, dan itu juga berkaitan dengan fenomena pengangguran yang berkaitan dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja. Hal itu bisa terjadi dengan beberapa kemungkinan antara lain: perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam ekspor dan impor dan masih banyak lagi yang memungkinkan suatu peruhaan mengeluarkan kariyawan yang ada pada perusahaan tersebut. Terdapat beberapa perusahaan yang terpaksa memberhentikan kariyawan karena memang ada masalah dalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini dapat meningkatkan angka pengangguran yang pada awalnya sudah mendapatkan pekerjaannya dan persaingan mencari lowongan pun menjadi ketat.
            Dalam konteks ini ada hubungannya dengan teori Weber yaitu melihat kenyataan sosial sebagai suatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan sosial. Sosiologi bagi Weber merupakan ilmu yang empiris yang berusaha memahami perilaku manusia dari persepektif pemahaman mereka sendiri. Oleh karena itu, Weber memperkenalkan metode untuk mempelajari sosiologi dengan istilah Verstehen, yaitu suatu metode yang digunakan untuk memahami tindakan manusia melalui pemahaman subjektif individu. Bagi kariyawan yang memang dengan sengaja dikeluarkan dari suatu perusahaan harus menerimanya, mungkin pemilik bermaksud untuk menyesuaikan karena telah terjadi krisis ekonomi, itulah yang dinamakan tindakan sosial. Tindakan yang dilakukan oleh para pemilik perusahaan agar dapat menyeimbangkan krisis ekonomi tersebut.
            Ketiadaan penganggur menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan  politik, keamanan dan sosial sehingga menganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNI dan pendapatan perkapita suatu Negara.
            Di berbagai Negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah ''pengangguran terselubung'' dimana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, namun dilakukan oleh banyak orang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang didapat relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang .
            Narasumber ke-dua bernama Feri Ardhi yang telah menganggur selama kurang lebih 6 bulan, menurutnya yang membuat sulit dalam mencari pekerjaan karena, persaingan yang ketat membuatnya menjadi terbelakang ditambah lagi ia hanya berijazah  lulusan SMK saja. Sering ia mencari lowongan pekerjaan di perusahaan tetapi hasilnya tetap nihil karena menurutnya perusahaan pada saat ini lebih selektif memilih angkatan kerja dengan mempekerjakan bagi orang-orang yang baru lulusan sarjana, sedangkan ia hanya berijazah SMK hal ini yang membuatnya menjadi kesulitan dalam mencari pekerjaan. dalam mencari pekerjaan ia tak hanya sendiri sering sekali ia meminta bantuan kepada teman sekolahnya.
            Terakhir ia melamar pekerjaan tepat dua minggu yang lalu ia mencoba mengajukan pekerjaan di restoran sebagai pelayan dan menjadi dealer kendaraan secara bersamaan. Di telah telah mengikuti interview di kedua tempat tersebut tapi, ia tetap gagal belum diterima oleh pemilik perusahaan tersebut. Pada akhirnya ia terus mencari lowongan pekerjaan melalui informasi dari teman, media massa yaitu Koran dan mengikuti jobfair. Ia sangat ingin menjadi wirausaha tetapi tidak memiliki modal untuk membangun usaha tersebut.
 
            Selain Weber, ada tokoh lain yang terkenal dengan ahli sosiologi yaitu Petter L. Berger yang melihat masyarakat sebagaisebuah proses yang berlangsung dalam tiga momen dialektis sekaligus yaitu proses yang mereka sebut dengan eksternalisasi , objektifikasi, dan ternalisasi, tekait dengan persoalan legitimikasi yng berdimensi kognitif dan normative inilah yang disebut dengan realitas sosial. Berger menyatakan bahwa proses seperti itu merupakan suatu kontruksi sosial masyarakat dalam sejarah perjalanan pajang dimasa silam hingga masa kini dan masa yang akan datang. Berger juga berupaya untuk memadukan banyak perspektif dari berbagai teori sosiologi, dengan lebih memusatkan pada suatu aspek dan mengabaikan aspek lainnya. penjelasan yang dihasilkan ternyata mampu menunjukkan hakikat masyarakat yang bercorak pluralis dinamis, dan komplek. Dari pemikiran Peter Berger inilah peranan sosiolai pengetahuan yang sebelumnya dipandang sebagai sejarah pemikiran intelektual memperoleh posisinya yang baru, agar menemukan hakikat masyarakat ke depan secara lebih jelas.[2]
            Masalah pengangguran dan setengan pengangguran tersebut, diatas salah satunya dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta orang, mereka ini didominasioleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah, ini dapat diartikan bahwa angkatan kerja di Indonesia kualitasnya masih rendah. Keadaan lain juga yang mempengaruhi pengangguran dan setengah pengangguran tersebut adalah keadaan kesempatan kerja yang tidak sesuai dengan banyaknya angkatan kerja.
            Keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan criminal.dan dapat penghambat pembangunan dalam jangka  panjang. Pembangunan Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan keahlian dalam bekerja. Sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhu kebutuhan hidup, kesehatan, dan pendidikan. Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi, kebijakan fisikal, dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu kebijakan dari akses, pendanaan usaha kecil, dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.
 
            Kebijakan pemerintah pusat dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP), mengingat 70% penganggur didominasi oleh kaum muda, maka dari itu diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum mudaoleh semua pihak. Pengangguran di Indonesia terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi psar kerja bagi para pencari kerja.
            Dalam teori sosiologi yang dikemukakan oleh Weber adalah salah satu bias yang menojol tindakan instrumental, dimana manusia hanya akan mengejar tindakan efektif dan efesien tanpa menghiraukan nilai-nilai kemanusiaan. Jika kita lihat pada saat ini banyak orang-orang yang sudah putus asa dalam mencari pekerjaan memilih bekerja dengan cara yang kriminal contohnya : banyak didaerah stasiun kereta api atau terminal yang merampok secara paksa penumpang. Itulah akibat dari pengangguran yang sudah berfrustasi dalam mencari pekerjaan sehingga ia berani melakukan apapun demi mendapatkan  uang sekalipun melukai atau membunuh orang lain.
            Menurut Weber tindakan rasioanal instrumental seperti contoh di atas akhirnya mengajarkan kepada manusia mengenai kapitalisme yag cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai akumulasi modal. Rasio instrumental yang disadari sejak awal dianggapnya sebagai ciri rasionalitas modern berubah menjadi idiologi yang menjajah orang atau kelompok lain sehingga ada tuduhan bahwa melalui imperialisme yang mendunia dalam bentuk penguasaan sumber-sumber kehidupan akan memperoleh pembenaran.
            Selanjutnya, narasumber kami yang ke-3 Dimas Bayu kurang lebih telah menganggur selama satu tahun. Sarjana manajemen bisnis di Universitas Moestopo lulus pada tahun 2013, setelah lulus dari perguruan tinggi ia mendapatkan pekerjaan Selama kurang lebih satu tahun ini ia menganggur dan terakhir melamar pekerjaan pada tiga bulan yang lalu, ia mencari lowongan pekerjaan di beberapa Bank Swasta daerah Jakarta seperti BCA, Mandiri, Muamalat, dan lainnya. namun sampai sekarang ia belum diterima menjadi pekerja ditempat-tempat yang ia lamar. Setiap perusahaan yang ia lamar tidak diterima karena masih belum memenuhi kriteria yang pemilik perusahaan inginkan. Lalu dengan kejadian tersebut tidak mengurangi rasa semangatnya ia terus mencari pekerjaan melalui via internet, dan ia meminta bantuan kepada teman-teman kampusnya, dan teman-teman organisasinya.
            Dengan skillnya yang lulusan dari manajemen bisnis ia mencoba membuka usaha kecil-kecilan hanya untuk sampingan saja namun, karena sulit untuk mendapatkan pegawai untuk membantu dalam membangun usahanya tersebut tapi belum ada yang sesuai dengan kriteria yang ia mau, pada akhirnya uasaha kecil-kecilannya itu tidak bertahan lama. Dengan kata lain ia masih tetap menunggu konfirmasi dari beberapa perusahaan yang ia lamar sebelumnya. 
 

            Dapat disimpulkan bahwa tidak hanya lulusan SMA saja yang sulit dalam mencari pekerjaan tetapi yang sudah bergelar sarjana pun terkadang masih sulit mencari pekerjaan. Dimas Bayu tetap ingin bekerja di Bank karena ia berkata agar ilmu yang telah ia dapatkan selama berkuliah di manajemen bisnis bisa berkembang dan diaplikasikan melalui perusahaan tersebut. Pada zaman ini memang belum tentu setiap sarjana secara praktis bisa mendapatkan pekerjaan karena, di luar sana terdapat ribuan mahasiswa yang lulus dan sedang mencari pekerjaan sama halnya dengan kebnyakan orang yang sudah lama lulus dari perkuliahan.
Masalah perekonomian di Indonesia sekarang sangatlah rumit. Terjadi tidak hanya dikarenakan satu faktor, tetapi oleh beberapa faktor pendukung yaitu faktor sosial, budaya serta faktor geografis dan demografis turut menjadi faktor pendukung. Globalisasi menjadi faktor tama dan menambah kekomplekan masalah ekonomi di  Indonesia. Pemasalahan perekonomian secara umum dan nyata yang terjadi di Indonesia terbagi menjadi beberapa permasalahan , diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah terjadinya kemiskinan
Salah satu faktor kemiskinan yang terjadi di Indonesia adalah berkurangnya pendapatan masyarakat Indonesia, berkurangnya pendapatan masyarakat ini berdampak pada daya beli barang, terutama kebutuhan pokok untuk kehidupan sehari-harinya. Hal ini perlu membuka lapangan pekerjaan sehingga mereka yang miskin bisa mendapatkan penghasilan yang cukup untuk kehidupannya dan sedikit demi sedikit mengangkat mereka dari kemiskinan yang dialami.
2.  Masalah pada ekonomi Indonesia yang semakin menurun
Indonesia merupakan Negara yang berkembang, sama halnya dengan Negara-negara yang lainnya yang juga masih dalam proses berkembang, memiliki masalah dalam hal investasi dan juga modal. Oleh karena itu, ketergantungan modal dan investasi asing cukup tinggi. Kelambatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga di sebabkan oleh naiknya harga minyak dunia, dengan naiknya harga minyak dunia maka banyak berpengaruh pada kenaikan harga barang lainnya.
3.  masalah pada angka pengangguran yang tinggi
Pengangguran paada umumnya menjadi salah satu masalah yang sering ditemui di Negara berkembang contohnya Indonesia, pengangguran biasanya disebabkan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada, dengan jumlah penduduk terus meningkat dan kurangnya kualitas masyarakat dalam bekerja. Permasalahan pengangguran juga bisa terjadi dari adanya globalisasi ekonomi yang membuat pihak luar bebas untuk masuk dan melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Di tambah lagi masyarakat Indonesia tidak bisa bersaing dengan para pekerja asing yang akhirnya tidak mendapatkan pekerjaan.
Ada beberapa sebab yang menimbulkan pegangguran yaitu sebagai berikut :
a. Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran karena menigkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja.
b. Ketidak berhasilan sector industri, pada investasi yang ada cenderung padat modal menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja.
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
d. Ketidak stabilan perekonomian, politik, dan keamanan Negara. Krisis ekonomi pada pertengan tahun 1997 juga menyebabkan terjadinya pengangguran sebanyak 15,4 juta orang.
e. Pajak penghasilan (PPn) yang tinggi akan membuat ornag cenderung mengurangi jam kerja.
f. Perkembangan teknologi tinggi tidak bisa diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan  dari para pencari pekerja
e. tidak ada kecocokan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
f. tidak memiliki kemauan wirausaha, orang yang tidak punya kemauan kerja tidak akan berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang lain.
g. adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat mengakibatkan timbulnya pengangguran.
BAB IV
KESIMPULAN
            Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih sedang mencari. Kemiskinan adalah akibat terbesar dari banyaknya pengangguran.
            Indonesia adalah negra dengan tingkat kemiskinan tinggi itulah yang disebebkan oleh banyakmya pengangguran. Karena hal itulah banyak yang terjadi permasalahan di Indonesia diantaranya adalah masalah perekonomian. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia berusaha untuk menekan angka kemiskinan agar tidak menimbulkan permasalahan yang lebih buruk lagi. Banyaknya masyarakat desa yang mengadu nasib untuk ke Jakarta karena di anggapnya Jakarta mudah dalam mencari pekerjaan itulah yang menyebabkan banyaknya pengangguran-pengangguran di daerah Jakarta. Kurangnya lowongan kerja yang tak sebandig dengan angkatan kerja juga termasuk penyebab dari banyaknya pengangguran, mungkin disisi lain masyarakat yang tidak berpendidikan tinggi berfikir bahwa orang-orang yang bergelar sarjana sajalah yang hanya bisa mendapatkan pekerjaan. tetapi, hasilnya belum tentu seperti itu. Pada saat ini masih banyak ribuan masyarakat yang lulus besarjana tetapi tidak memiliki pekerjaan.
            Masalah ketenagakerjaan di Indonesia ini sudah sangat memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah pengangguran yang cukup tinggi, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pegangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang ada. Menjadi beban keluarga dan masyarakat. Sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka waktu yang panjang.
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan,Ida Bagus,2012,''Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma'',Jakarta,Kencana.
M.poloma, Margaret, 1992, ''Sosiologi Kontemporer'', Rajagrafindo Persada.
Setiadi, M.setiadi, dan Usman Kolip, 2011, ''Pengantar Sosiologi'',Kencana.
 
Mardiyatmo, 2011, ''Ekonomi SMA kls XI'', Jakarta, Yudistira.


[1] Wirawan,Ida Bagus,2012,Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma,Jakarta,Kencana hal. 98
[2] Wirawan,Ida Bagus,2012,Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma,Jakarta,Kencana hal.106
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini