Selasa, 29 Desember 2015

Tugas UAS SOSKOT_PELAYANAN KESEHATAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN_Semester 3

Nama        :     Azhar Fuadi

                        Daimatul Mawaddah

                        Hasyim Asy'ari

NIM          :     11140540000004

                        11140540000020

                        11140540000021

Prodi        :     Pengembangan Masyarakat Islam

 

PELAYANAN KESEHATAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN

I.                   PENDAHULUAN

 

a.       Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik pada dasarnya mencakup aspek kehidupan masyarakat luas. Dalam kehidupan bernegara, pemerintah memiliki peran melayani publik, dalam bentuk mengatur maupun menerbitkan perizinan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang salah satunya kesehatan.

Kesehatan merupakan aspek penting dalam suatu negara. Bahkan kesehatan suatu masyarakat di suatu negara menjadi salah satu tolak ukur kesejahteraan negara tersebut. Namun kenyataanya saat ini untuk  mendapatkan pelayanan yang baik di berbagai unit instansi kesehatan sangatlah sulit. Jumlah penduduk yang banyak mengakibatkan negara harus mengeluarkkan biaya yang besar pula, sedangkan sumber biaya yang dimiliki oleh negara untuk pelayanan publik di bidang kesehatan tidaklah besar. Maka dari itu diperlukan langkah stategis untuk menyikapinya.

Dalam kehidupaan sehari-hari kita sering menemui pelayanan kesehatan di tempat tertentu, seperti di Klinik, Puskesmas, dan Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan yang terdiri dari pengobatan tradisional dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.

Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat  menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat  mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun karena keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.

Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi dalam pembangunan kesehatan. Hal tersebut harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Berbagai permasalahan penting dalam pelayanan kesehatan antara lain disparitas status kesehatan, beban ganda penyakit, kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa masalah penting lainnya yang perlu ditangani segera adalah peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan kesehatan di daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan penyebaran tenaga.

Permasalahan utama pelayanan kesehatan saat ini antara lain adalah masih tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antara perkotaan dengan perdesaan. Secara umum status kesehatan penduduk dengan tingkat sosial ekonomi tinggi, di kawasan barat Indonesia, dan di kawasan perkotaan, cenderung lebih baik. Sebaliknya, status kesehatan penduduk dengan sosial ekonomi rendah, di kawasan timur Indonesia dan di daerah perdesaan masih tertinggal.

Di sisi lain, kualitas, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan juga masih rendah. Kualitas pelayanan menjadi kendala karena tenaga medis sangat terbatas dan peralatan kurang memadai. Dari sisi jumlah, rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk yang harus dilayani masih rendah. Keterjangkauan pelayanan terkait erat dengan jumlah dan pemerataan fasilitas kesehatan. Pada tahun 2002, untuk setiap 100.000 penduduk hanya tersedia 3,5 Puskesmas. Itu pun sebagian penduduk, terutama yang tinggal daerah terpencil, tidak memanfaatkan Puskesmas karena keterbatasan sarana transportasi dan kendala geografis.

 

b.      Teori

Teori yang kami gunakan untuk kasus di atas yakni teori Karl Marx tentang konflik dan kelas sosial. Pada dasarnya pandangan teori konflik tentang masyarakat sebetulnya tidak banyak berbeda dari pandangan teori funsionalisme structural karena keduanya sama-sama memandang masyarakat sebagai satu sistem yang tediri dari bagian-bagian.Perbedaan antara keduanya terletak dalam asumsi mereka yang berbeda-beda tentang elemen-elemen pembentuk masyarakat itu. Menurut teori fungsionalisme struktural, elemen-elemen itu fungsional sehingga masyarakat secara keseluruhan bisa berjalan secara normal. Kunci untuk memahami Marx adalah idenya tentang konflik sosial. Konflik sosial adalah pertentangan antara segmen-segmen masyarakat untuk merebut aset-aset bernilai. Bentuk dari konflik sosial itu bisa bermacam-macam, yakni konflik antara individu, kelompok , atau bangsa. Marx mengatakan bahwa potensi-potensi konflik terutama terjadi dalam bidang pekonomian, dan ia pun memperlihatkan bahwa perjuangan atau konflik juga terjadi dalam bidang distribusi prestise/status dan kekuasaan politik.

Kelas sosial menurut pandangan Karl Marx adalah stratum atau suatu lapisan masyarakat yang dimana orang mempunyai kedudukan dan peranan yang sama. Diantara status-status dalam lapisan masyarakat terseut ada yang dapat digolongkan sederajat. Sehingga orang-orang yang berstatus demikian itu merupakan lapisan masyarakat. Berdasarkan beberapa pandangan maka kelas sosial dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang di dalamnya terdapat pembedaan atas sub kelompok yang didasarkan pada kesamaan derajat.

 

c.       Metode

Metode penelitian yang digunakan oleh kelompok kami adalah menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian Kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi. Metode penelitian Kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Penelitian kualitatif ialah penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna. Tujuan dari metodologi ini ialah pemahaman secara lebih mendalam terhadap suatu permasalahan yang dikaji. Dan data yang dikumpulkan lebih banyak kata ataupun gambar-gambar daripada angka

Karakteristik Atau Ciri-ciri Penelitian Kualitatif Adapun ciri pokok metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu antara lain:

1.      Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan alamiah. Kajian utama dalam penelitian kualitatif  yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial.

2.      Memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk angka-angka.

3.      Tekanan pada proses bukan hasil. Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari suatu kegiatan. 

4.      Bersifat induktif. Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris. Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi secara alami dengan mencatat, menganalisis dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses berlangsungnya penelitian tersebut.

 

II.                GAMBARAN LOKASI

 

a.       Pofil Umum

 

1.      Rumah Sakit

Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura adalah salah satu rumah sakit amal usaha Muhammadiyah di bawah kendali pimpinan pusat Muhammadiyah. Gagasan pembangunan rumah sakit ini, didasari oleh keinginan para pendiri Rumah Sakit Islam waktu itu, agar umat Islam di Negara kita yang tercinta ini, memiliki rumah sakit yang bernafaskan Islam. dr. H. Kusnadi yang merupakan seorang tokoh Muhammadiyah, tergugah dan mulai berupaya mewujudkan rumah sakit tersebut yang penyelenggaraan dan pelayanannya bercirikan Islami. Dalam tempo yang singkat, dr. H. Kusnadi mampu meyakinkan pihak-pihak terkait terutama para tokoh Muhammadiyah untuk ikut mendukung rencana mulia ini. Sesuai dengan tujuan dan misi Muhammadiyah, maka pimpinan Muhammadiyah sepakat mendirikan sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam yang berlokasi di jalan Cempaka Putih Tengan Jakarta Pusat.

Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap rumah sakit di wilayah DKI Jakarta maka persyarikatan Muhammadiyah mengembangkan amal usahanya. Atas prakarsa dr. H. M. Subki Abdul Kadir yang saat itu menjabat Direktur utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, mendirikan sebuah rumah sakit di atas tanah seluas 16.808 M2 yang terletak di Jalan Tipar Cakung No.5 Sukapura Jakarta Utara yang sekarang dikenal Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura. Rumah sakit ini adalah rumah sakit ke 4 milik Muhammadiyah di Jakarta yang dibangun atas bantuan berbagai pihak, terutama dari BAZIS DKI. Rumah sakit ini diresmikan pada tanggal 4 Mei 1992 oleh Mentri Agama RI saat itu yakni Prof. Dr.Munawir Sadjali, MA. Unit-unit pelayanan yang ada masih terbatas yakni rawat jalan, Unit Gawat Darurat, Apotek, Laboratorium dan Rawat Inap dengan kapasitas 26 tempat tidur.

Sampai saat ini, rumah sakit ini tetap berbenah diri menuju perkembangan dan kemajuaan dengan melakukan pembenahan disegala bidang. Sarana dan fasilitas pelayanan tetap dikembangkan yang selaras dengan perkembangan IPTEK kedokteran, SDM rumah sakit dipacu agar memiliki kompetensi dan etos kerja yang unggul. Mutu pelayanan ditingkatkan dalam aktivitas Total Quality Management (TQM) dan Continous Improvement yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Menginplementasikan ilmu kedokteran terkini yang di dukung oleh aktivitas Medical Continous Education dan Good Clinical Governance. Dan berupaya  mewujudkan suasana kehidupan di rumah sakit yang Rahmatan Lil Alamin.

Rumah Sakit Islam jakarta Sukapura telah memiliki beragam fasilitas pelayanan dan kesisteman penyelenggaraan yang memadai diantaranya adalah :

-          Telah memiliki seluruh klinik spesialis rawat jalan.

-          Memiliki 155 tempat tidur dimana 4 tempat tidur VIP, 12 tempat tidur kelas 1, 52 tempat tidur kelas 2, 70 tempat tidur kelas 3, 5 tempat tidur Isolasi, 12 tempat tidur perawatan khusus dan 10 tempat tidur Hemodialisa. Memiliki unit-unit pelayanan 24 jam yakni Instalasi Gawat Darurat, Kamar Bedah, Farmasi, Radiologi, Laboratorium, pelayanan jenazah dan Ambulans.

-          Telah memiliki kurang lebih 90 dokter spesialis.

-          Telah memiliki klinik spesialis rawat jalan.

-          Memiliki unit - unit pelayanan 24 jam yakni Unit Gawat Darurat, Kamar Bedah, Farmasi, Radiologi, Laboratorium, Pelayanan Jenazah (Nafsul Muthmainnah), Ambulance dan Kamar Bersalin.

-          Menyelenggarakan konsep Cutomer Service " Melayani Dengan Hati " yang merupakan kegiatan Customer Service yang mengaplikasikan suara - suara hati nan fitrah (Islamic Approach For Hospital Customer Service).

-          Memiliki program - program pelayanan peduli masyarakat, dan peduli terhadap kecerdasan umat dibidang kesehatan. 

Demikianlah lika liku dan perjuangan yang keras RS. Islam Jakarta Sukapura, agar tetap eksis dan berkembang di era globalisasi yang penuh tantangan ini. Kedepan terkuak harapan, rumah sakit akan mampu bersaing untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional , sehingga menjadi rumah sakir pilihan masyarakat.

 

2.      Puskesmas

Puskesmas Halim terletak di jalan Halim Golf kelurahan Halim Perdana Kusuma Kec Makasar Kotamadya Jakarta Timur. Posisinya berada di belakang gedung Sekolah Dasar Halim 01 pagi dan 02 petang. Posisinya juga dekat dengan keluraham Halim Perdana Kusuma. Awalnya gedung bangunan puskesmas ini tidak bertingkat namun karena ada kendala yaitu wilayah gedung bangunan puskesmas itu kerap sering terkena banjir maka pemerintah merenovasi gedung bangunan puskesmas menjadi 2 lantai.

 

3.      Klinik

Klinik Umum Harapan Mulia adalah Klinik yang berada di daerah Cirendeu Ciputat Tangerang Selatan, terletak di jalanTaruma negara, Cirendeu Ciputat Tangerang Selatan. Klinik Umum Harapan Mulia adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Klinik diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.

Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan Klinik Utama. Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar. Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dans pesialistik.

Berdasarkan lokasi Klinik Umum Harapan Mulia ini sangat strategis dekat dengan jalan raya. Dan Batas-batas Klinik Umum Harapan Mulia yaitu :

-          Sebelah Utara             : dibatasi dengan dokter gigi

-          Sebelah Timur             : dibatasi dengan jalan raya

-          Sebelah Selatan           : dibatasi dengan tokoh kecil

-          Sebelah Barat              : dibatasi dengan rumah penduduk

Berdasarkan beberapa tata ruang Klinik Umum Harapan Mulia yang disusun dari awal, yaitu:

a.       Bangunan

Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:

1.      Ruang pendaftaran/ruang tunggu

2.      Ruang konsultasi dokter

3.      Ruang administrasi

4.      Ruang tindakan

5.      Ruang farmasi

6.      Kamar mandi/wc

7.      ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

b.      Prasarana

Prasarana klinik meliputi:

1.      instalasi air

2.      instalasi listrik

3.      instalasi sirkulasi udara

4.      sarana pengelolaan limbah

5.      pencegahan dan penanggulangan kebakaran

6.      ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap

7.      sarana lainnya sesuai kebutuhan.

8.      Peralatan

Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.

Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi,  sedangkan pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.  Pimpinan klinik merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap sebagai pelaksana pelayanan.

 

b.      Lokasi dan Waktu kajian

Lokasi I           : Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura

Lokasi II         : Puskesmas Halim Perdana Kusuma

Lokasi III        : Klinik Umum Harapan Mulia

Waktu kajian   : Rabu, 23 Desember 2015

 

III.             ANALISIS KASUS

 

a.       Rumah Sakit

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. 

Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua golongan, yakni : 

-          Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau kecelakaan.

-          Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan. Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A.

Permasalahan juga tampak dari beberapa pengguna jasa rumah sakit yang masih banyak keluhan dari pelayanan yang diberikan, ini terlihat dari masih banyaknya dijumpai keluhan tentang pelayanan yang lamban, adanya perilaku petugas perawat yang kurang ramah, pelayanan kesehatan yang membedakan antara golongan kaya, menengah, dan bawah sehingga timbul konflik sosial. Peneliti disini mencoba memberikan perbedaaan pelayanan Rumah Sakit untuk Golongan kaya, menengah, dan miskin.

1.      Golongan Atas

a.       Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas yang didapatkan oleh golongan atas dalam menerima pelayanan di Rumah Sakit. Ruang kamar tersendiri dengan satu tempat tidur dan ada ekstra bed (tempat tidur), ekstra koran harian, lemari baju, AC, TV, kulkas, meja, kursi, dan kamar mandi tersendiri.

b.      Komunikasi

Ada petugas GIZI yang mendatangi pasien/keluarga untuk memberi formulir jenis menu makanan yang sudah disesuaikan dengan diet penyakit setelah itu pasien mengisi ceklis tersebut dengan memilih salah satu menu tersebut. Komunikasi perawat ketika berbicara dengan pasien tergolong ramah dan bijak sehingga dapat memotivasi pasien agar mengikuti prosedur rumah sakit sehingga pasien tersebut dapat sembuh dengan cepat.

c.       Konsumsi

1.      Mendapatkan ekstra buah welcome, dibuat seperti parcel sebagai bentuk penyambutan pasien baru.

2.      Mendapatkan ekstra makanan sehari sekali (pagi/sore) untuk keluarga pasien/penunggu pasien.

3.      Khusus untuk sarapan pagi, pasien bisa memesan menu roti isi kepada Dapur Gizi.

4.      Bahan dasar makanan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit yang diberkan untuk golongan atas disiapkan menu makanan yang super mewah.

d.      Bimbingan Rohani

1.      Pasien setiap hari mendapatkan bimbingan rohani dari divisi keagamaan di Rumah Sakit secara berkala. Pasien dikunjungi secara face to face ( pribadi).

2.      Keamanan

Keamanan dijaga ketat sehingga barang bawaan pasien dijamin keamanannya.Keamanan ekstra 24 jam penuh yang dijaga oleh security yang berpengalaman dan terlatih.

2.      Golongan Menengah

a.       Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas yang didapatkan oleh golongan menengah dalam menerima pelayanan di Rumah Sakit. Ruang kamar terdiri dari tiga tempat tidur, AC, TV dan kamar mandi bersama, meja pasien masing-masing.

b.      Komunikasi

1.      Ada petugas GIZI yang mendatangi pasien/keluarga untuk memberi formulir jenis menu makanan yang sudah disesuaikan dengan diet penyakit setelah itu pasien mengisi ceklis tersebut dengan memilih salah satu menu tersebut.

2.      Komunikasi perawat ketika berbicara dengan pasien tergolong ramah sehingga pasien terbantu dengan adanya perawat yang ramah.

c.       Konsumsi

1.      Mendapatkan tiga kali makan akan tetapi menu makanan sudah disiapkan oleh pihak rumah sakit dan pasien tidak bisa memlih sendiri.

2.      Bahan dasar makanan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit yang diberkan untuk golongan menengah disiapkan menu makanan yang berkualitas.

d.      Bimbingan Rohani

1.      Pasien setiap hari mendapatkan bimbingan rohani dari divisi keagamaan di Rumah Sakit secara berkala.

2.      Pasien dikunjungi oleh divisi keagamaan secara sendiri-sendiri untuk mendapatkan bimbingan rohani.

e.       Keamanan

Keamanan ekstra 24 jam penuh yang dijaga oleh security yang berpengalaman dan terlatih dan keamanan yang diberikan oleh pihak security tidak sebaik yang diberikan oleh golongan atas.

3.    Golongan Bawah

a.       Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas yang didapatkan oleh golongan bawah dalam menerima pelayanan di Rumah Sakit. Ruang kamar terdiri dari enam tempat tidur, AC, kamar mandi bersama, meja pasien masing-masing, tidak ada TV,

b.      Komunikasi

1.      Menu makanan sudah disesuaikan dengan diet penyakit dan jenis, menunya sudah terjadwal setiap harianya oleh petugas.

2.      Komunikasi perawat ketika berbicara dengan pasien tergolong seadanya karena pasien golongan bawah banyak yang tidak mengerti tentang komunikasi yang baik.

c.       Konsumsi

1.      Mendapatkan tiga kali makan akan tetapi menu makanan sudah disiapkan oleh pihak rumah sakit dan pasien tidak bisa memlih sendiri.

2.      Bahan dasar makanan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit yang diberkan untuk golongan bawah disiapkan menu makanan yang baik.

d.      Bimbingan Rohani

1.      Pasien setiap hari mendapatkan bimbingan rohani dari divisi keagamaan di Rumah Sakit secara berkala.

2.      Pasien dikunjungi oleh divisi keagamaan secara sendiri-sendiri untuk mendapatkan bimbingan rohani.

e.       Keamanan

1.      Keamanan ekstra 24 jam penuh yang dijaga oleh security yang berpengalaman dan terlatih.

2.      Keamanan yang diberikan oleh pihak security tidak sebaik yang diberikan oleh golongan atas dan menengah.

 

b.      Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan dan juga dikenal murah seharusnya menjadikan puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada keyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya.

Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan standar operating procedure yang telah ditetapkan.

Masalah utama yang terjadi pada Puskesmas Halim ini yaitu banyak keluhan dari warga sekitar tentang kondisi gedung bangunan Puskesmas di wilayahnya. Pasalnya, ruang pelayanan di lantai 2 membuat warga khususnya lansia (lanjut usia), kesulitan untuk berobat. Keluhan ini disampaikan oleh salah satu warga sekitar yang menilai ada pasien lansia yang harus berjuang keras untuk mendapatkan pengobatan.

Puskesmas ini jugas sering terendam banjir karena memang wilayah kelurahan Halim Perdana Kusuma kerap selalu mengalami banjir jika sudah musim hujan tiba. Karena kerap terkena banjir maka diusungkan untuk merenovasi gedung Puskesmas tersebut menjadi 2 tingkat. Maka ruang pelayanannya harus dipindahkan ke lantai 2.

Balik ke permasalahan awal tentang keluhan salah satu warga sekitar Menurut Bapak Zul, salah satu warga yang saya wawancarai, beliau mengatakan terlihat kasihan jika warga yang sudah lanjut usia. Mereka sudah sakit ditambah lagi harus menuju ke lantai 2 pasti tambah sulit untuk menuju ke ruang pengobatan.

Untuk itu beliau pun mengharapkan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, memberikan solusi terhadap hal tersebut. Pasalnya, dengan kondisi puskesmas yang ada saat ini, banyak warga yang mengurungkan diri untuk berobat di tempat tersebut. Dia sangat mengharapkan ada solusi untu permasalahan tersebut. Jangan sampai warga yang ingin berobat merasakan kesulitan untuk mendapatkan pengobatan. Dia mengatakan bahwa awalnya mereka itu datang mau berobat, tetapi belum diobati saja sudah kesulitan, jadi ini harus segera diatasi.

Menurut salah satu warga yang sudah saya wawancarai pula, beliau mengatakan bahwa ada pihak yang sudah mendatangi kawasan tersebut, untuk memecahkan permasalahan tersebut, pihak tersebut akan berkoordinasi dengan camat dan lurah setempat. Karena ada lahan yang berada di samping kantor kelurahan yang bisa membuat akses tembus ke lantai 2 gedung tersebut. Jadi nantinya pengunjung puskesmas akan masuk dari Kelurahan halim dan langsung masuk ke lantai 2. Warga lansia jadi tidak kesulitan lagi untuk menuju ruang pengobatan.

Selain masalah gedung bangunan yang menyulitkan pasien lanjut usia untuk berobat, pelayanan  petugas medis pada unit pelayanan puskesmas dikeluhkan masyarakat pula. Seperti pelayanan pihak staff puskesmas yang kurang ramah, kurang responsive, dan kurang senyum terhadap pasien, antrian panjang para pasien juga masalah yang muncul pada puskesmas Halim ini, kurannya alat-alat kesehatan, obat yang terbatas untuk pasien, dan keterbatasan waktu dokter untuk menangani para pasiennya.

Hal tersebut tentu telah merusak citra puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.

Dalam Puseksmas Halim ini narasumber menjawab dalam pertanyaan golongan masyarakat yang sering ke Puskesmas Halim yaitu golongan menengah kebawah, rata-rata golongan masyarakat menengah kebawah, karena biayanya yang dapat dijangkau serta tidak perlu mengeluarkan biaya banyak".

Jadi, kebanyakan masyarakat tersebut yang sering berkunjung ke Puskesmas Halim  adalah golongan menengah kebawah.

Upaya kesehatan di puskesmas dibagi menjadi dua kategori yaitu: pertama, pusat pelayananan kesehatan masyarakat primer yakni puskesmas sebagai pemberi layanan promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan kedua: puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan perseorangan primer dimana peran puskesmas dimaknai sebagai gate keeper atau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan standar pelayanan medik.

 

c.       Klinik

Klinik Umum Harapan Mulia adalah Klinik yang berada di daerah Cirendeu Ciputat Tangerang Selatan, sampai saat ini Klinik Umum Harapan Mulia masih menggunakan metode konvensional dalam pengelolaan data pasien dan penjualan obat. Beberapa kendala yang dihadapi oleh Klinik Umum Harapan Mulia yang masih menggunakan metode konvensional. Metode konvensional adalah terjadinya redudansi data, karena pasien yang sudah terdaftar saat kembali berobat ke klinik tidak membawa ataupun kehilangan kartu berobat pasien. hal ini membuat admin harus mendata kembali pasien dengan nomor pasien baru, tentunya hal ini tidak efektif. Dalam hal penghitungan total biayapun sering terjadi kesalahan karena banyaknya macam obat yang diresepkan oleh dokter, sehingga hal ini dapat mengecewakan pasien. Dari masalah yang dihadapi tersebut maka penulis bertujuan akan dirancang sebuah sistem yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi dengan membuat Sistem informasi pelayanan pemeriksaan pasien pada klinik Umum Harapan Mulia Cirendeu Ciputat Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam pengembangannya menggunakan metode waterfall, yang meliputi analisa, desain, implementasi, testing dan maintenance, sehingga dapat menghasilkan sistem yang terdiridari data data pasien, data tindakan, data obat, data dokter, data bayar, data daftar, serta menghasilkan laporan Pendaftaran, dan laporan Pembayaran yang dapat membantu kepala klinik dalam pengambilan keputusan.

Dalam Klinik Umum Harapan Mulia ini narasumber menjawab dalam pertanyaan golongan masyarakat yang sering ke Klinik Umum Harapan Mulia yaitu golongan menengah kebawah, narasumber berbicara seperti ini : "kalau di daerah sini masyarakat yang datang ke klinik ini rata-rata golongan masyarakat menengah kebawah, karena biayanya tidak terlalu mahal".

Jadi, kebanyakan masyarakat tersebut yang sering berkunjung ke Klinik Umum Harapan Mulia adalah golongan menengah kebawah dan Klinik Umum Harapan Mulia ini kebanyakan masyarakar golongan menengah, karena Klinik Umum Harapan Mulia ini termasuk klinik yang murah dan cocok untuk keuangan mereka.

Golongan menengah bawah merupakan tingkatan sosial yang rendah biasanya identik dengan tidak punya kemewahan, tidak punya usaha sukses, dan lain-lain. Intinya golongan masyarakat menengah kebawah ini kebalikannya dengan golongan masyarakat menengah ke atas. Masyarakat yang termasuk golongan ini memiliki tingkatan sosial terendah. Kehidupan mereka selalu identik dengan kemiskinan, banyak hutang, tinggal di lingkungan kumuh, pekerjaan tak menentu, pendapatan tak sebanding dengan pengeluaran, putus sekolah, dan perkonomian yang sulit. Kehidupan mereka cenderung bergantung dengan orang lain. Biasanya mereka mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari golongan yang lebih tinggi. Contoh masyarakat golongan menegah bawah seperti pegawai, pengangguran, supir, kuli bangunan, dan lain-lain. Kehidupan mereka serba sulit dalam hal ekonomi dan jauh dari kata sejahtera. Banyak tindakan kriminal terjadi karena mereka terlilit kebutuhan ekonomi yang semakin sulit.

Rumah Sakit Islam Jakarta


Puskesmas Halim PK


Klinik Umum Harapan Mulia


 

IV.             KESIMPULAN

Saat ini pelayanan publik di bidang kesehatan di Indonesia masih belum bisa memenuhi kepuasan seluruh masyarakat, masih jauh dari yang diharapkan masyarakat Indonesia serta kurang berkualitas. Adapun tugas pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah meliputi pelayanan primer, merupakan pelayanan yang paling mendasar, yakni pelayanan kesehatan dan pendidikan. Pelayanan publik di bidang kesehatan merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan publik pemerintah. Kesehatan sebagai sesuatu yang selalu menjadi kebutuhan bagi semua warga negara. Pelayanan publik di bidang kesehatan saat ini belum memenuhi standar pelayanan publik yang baik, akses masyarakat untuk mendapatkan manfaat pelayanan masih sangat terbatas. Saat ini bentuk pelayanan publik kesehatan di Indonesia masih perlu banyak perbaikan lagi. Demi mencapai pelayanan publik yang merata dan sesuai dengan kondisi negara Indonesia diperlukan banyak kerjasama dari semua pihak untuk terjun langsung di dalamnya. Keadaan keuangan ekonomi serta banyaknya penduduk di Indonesia juga menjadi kendala tersendiri untuk pelayanan kesehatan di Indonesia. Jadi diperlukan beberapa langkah jitu yang tepat sasaran untuk mewujudkannya. Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan publik bidang kesehatan yang baik bagi warga negara. Salah satu caranya menambah unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas atau poliklinik, rumah sakit, dan pusat layanan konsultasi kesehatan. Penambahan fasilitas kesehatan ini sangatlah penting guna menunjang pelayanan publik di Indonesia sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam menerima fasilitas pelayanan kesehatan dengan cepat dan efisien. Sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 34 ayat 3 yang menyatakan bahwa "Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak".

 

V.                DAFTAR PUSTAKA

1.      Syani, Abdul. Sosiologi: Sistematika, Teori dan Terapan. 2002. Jakarta: PT Bumi Aksara

2.      Salam, Syamsir. Metodologi penelitian Sosial. 2006. Jakarta: UIN Jakarta Press

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini