PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi yang kini merambah keseluruh lapisan masyarakat memang sangat membantu dalam segala bidang. Termasuk dalam bidang ekonomi yang sangat berperan untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Banyaknya mesin-mesin impor yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dapat menghasilkan barang yang berkualitas yang tak kalah dengan pembuatan manual oleh manusia.
Segudang manfaat yang menjanjikan itu memang mudah membuat kita terlena. Seperti sekarang ini, tenaga manusia dan hewan sudah sangat minim untuk digunakan. Hampir seluruh pekerjaan sawah dikerjakan oleh mesin yang lebih mempersingkat waktu dan dapat menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak.
Namun hal ini tidak saja membuat pemerintah dan masyarakat lega, tetapi juga menimbulkan masalah baru yang hingga kini belum dapat terselesaikan. Masalah yang kian tahun bertambah rumit, dan makin banyak saja masyarakat yang menjalani profesi ini. Yaitu pengangguran.
Terselesaikannya makalah ini, juga tak lepas dari campur tangan pembimbing sosiologi kita yang selalu menuntun kita kearah yang lebih maju tanpa melupakan masalah pengangguran yang kini membuat pemerintah dan masyarakat resah. Makalah ini diharapkan dapat membawa kita semua untuk memberantas masalah ini, dengan menuangkan ide-ide kreatif anak bangsa.
Berdasarkan latar belakang diatas, tim penulis berkeinginan untuk memberikan sedikit informasi melalui makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Alasan gejala sosial ini penting
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Dalam ilmu sosiologi dibutuhkan pembuktian dan penelitian, banyak teori sosiologi dari para ahli ketika diuji teori mereka banyak yang berhasil dan terbukti dan juga sebaliknya pula.
Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang kita lakukan dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.Gejala sosial merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan bahkan konflik penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia untuk berinteraksi antar sesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif. Contoh dari gejala sosial yang paling umum adalah menyaksikan atau ikut terlibat dalam sebuah bentrokan. Bentrokan merupakan sebuah konflik dan hal tersebut dapat di selesaikan atau di satukan dengan jalan perdamaian yang di lakukan oleh kedua belah pihak. Dari contoh tersebut dapat di katakana bahwa gejala sosial ini bisa di katakana juga sebagai proses atau konflik. Karena hal tersebut juga bisa menyebabkan suatu perubahan di dalamnya.
Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang di buat maupun di lakukan oleh manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Terdapat bermacam-macam gejala sosial yang bisa di lihat dari kehidupan sehari-hari atau bahkan di lingkungan.
Gejala-gejala sosial yang terjadi tersebut kemudian nantinya akan menimbulkan suatu permasalahan baru dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat terus menerus terjadi hingga di temukan sebuah upaya penyelesaian untuk masalah tersebut.
Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari gejala yang membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala umum yang terjadi di lingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya berkenaan dengan tingkah laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.
Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal sebagaimana di kehendaki masyarakat yang bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak di kehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis. Hal tersebut di sebabkan karena unsure-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut di namakan masalah-masalah sosial.
Gejala sosial merupakan fenomena yang sangat mengait, maka tidak mengherankan bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu atau beberapa aspek, di kehendaki atau tidak di kehendaki, dapat menghasilkan perubahan pada aspek yang lain. Terjadinya dampak yang tidak di kehendaki itulah yang kemudian di kategorikan ke dalam masalah sosial.
B. Landasan teori sosiologi
Pandangan Weber, kenyataan social lahir dari motivasi individu dan tindakan-tindakan social (social action). Dari pandangannya sebenarnya Weber lazim digolongkan "nominalis" yg lebih percaya bahwa hanya individu-individu sajalah yg riil secara obyektif, dan masyarakat adalah satu nama yg menunjukan pada sekumpulan individu yg menjalin hubungan. Pandangan beliau tentang tindakan sosila inilah yg kemudian menjadi acuan dikembangkannya teori sosiologi yg membahas interaksi social.
Max Weber juga menjelaskan bahwa untuk memahami makna subyektif suatu tindakan sosial maka harus dapat membayangkan dirinya di tempat pelaku untuk dapat ikut menghayati pengalamanya. Ini dituangkan dengan pernyataannya: put one's self imaginatively in the place of the actor and thus sympathetically to participate in his experiences. Weber, 1964:90).
Weber menggambarkan tipe kekuasaan yang memperoleh legitimasi oleh yang berkuasa yakni; pertama tradisional mematuhi dikarenakan masyarakat mematuhi. Kedua kharismatik dikarenakan mematuhi karena mentransformasi kepada yang lain. Ketiga legal rasional dikarenakan mematuhi karena berdasarkan hukum yang berlaku. Menurutnya kebenaran sesungguhnya bahwa tidak ada manusia yang sanggup menanggapi seluruh realitas yang ia hadapi. Manusia hanya bisa menjadikan masuk akal suatu aspek realias dengan seleksi kejadian yang tak terbatas. Tetapi yang terpenting dalam interpretasi kebermaknaan. (Pip Jones, 2009; 117). Interaksi antara individu dengan lain ini, merupakan proses kontruksi makna dan saling tukar-menukar makna sehingga dapat menghasilakan sebuah sistem sosial dalam masyarakat. Sistem sosial ini menjadi kontruksi individu secara dan disepakati oleh individu yang lain sebagaimana dalam etika protestan yang menetukan perkembangan kapitalism.
C. Metode
Kami menggunakan metode kualitatif (Qualitative Method) dalam laporan penelitian ini. Metode kualitatif yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data-data naratif dan visual untuk memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang fenomena yang di teliti. Dan dalam pengumpulan data, kami menggunakan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden atau narasumber.
Dan metode inilah yang kami ambil dalam laporan penelitian ini. Dengan persiapan awal yaitu memilih tema dan mempersiapkannya lalu membuat point-point penting yang di saji dalam bentuk pertanyaan. Lalu dari pertanyaan tersebut timbul lah pertanyaan-pertanyaan endukung yang dijadikan sebagai penggali informasi sebnayak-banyaknya dari narasumber untuk menjawab berbagai pertanyaan dalam penelitian kami. Dan dari penggunaan jalan wawancara ini, kami mendapatkan data-data yang memuaskan untuk selanjutnya di analisis.
BAB II
GAMBARAN LOKASI
Narasumber 1 :
Nama : Pak Marsudi
Pengambilan data dari narasumber kami yang pertama adalah di sebuah perumahan yang sangat sederhana yang terletak di pondok ranji ciputat tangerang selatan, kami mengambil data ini dalam kondisi sedang beristirahat dengan keluarga narasumber alamat rumah pak marsudi di jalan cemara 1 nomor 20 rt 01/014.
Narasumber 2 :
M. Maulidin Arif
Lokasi yang kita gunakan untuk pengambilan data yang kedua ini di sebuah komplek yang terletak di bintaro ciputat perumahan nuri blok e2/79 tangerang selatan. Kami mengambil data ini dalam kondisi narasumber sedang bermain ke salah satu temannya.
Narasumber 3 :
Pengambilan data dari narasumber kami yang ketiga ini terletak di jalan nusa 3 rt 02/04 tepatnya dekat mushola al-mukhlisin, kami mengambil data ini dalam kondisi sang narasunber sedang membersihkan rumput-rumput di samping rumahnya.
BAB III
HASIL ANALISIS
Seiring zaman yang sudah modern dan perkembangan penduduk di negara dunia ini semakin membeluda dan tak terkendalikan yang dimana semua ini mengakibatkan terjadinya peluang pekerjaan semakin sedikit dan orang-orang sulit mendapatkan pekerjaan. Pengangguran sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan bagi setiap individual seseorang dalam hidupnya. Melihat pada zaman sekarang yang semuanya serba menggunkan teknologi dan tidak lagi menggunakan tenaga manusia lagi yang mengakibatkanya pengangguran di negara dunia ini semakin banyak dan tidak terkendali pada zaman sekrang yang sangat sulit.
Semakin banyak pengangguran dan semakin banyaknya juga masalh-masalah yang terjadi di muka bumi ini. Dan semua masalah ini hampir dirasakan oleh seluruh negara yang ada dimuka bumi ini. Oleh sebab itu bagaimana kita harus bisa mengtanggapi orang-orang pengangguran tersebut agar semua negara yang ada di dunia ini bisa aman dan tentram.
Pengangguran ini tak bisa terlepas dimata dunia, kita melihat pada negara kita yaiut indonesia, yang dimana negara indonesis ini negara yang makmur negara yang sejahtra.Namun, negara indonesia ini negara yang termasuk banyak dalam kalangan masyarkat pengangguran. Ini semua disebabkan oleh lemahnya perekonomian indonesia yang mengakibatkan banyaknya pengagguran yang ada di indonesia itu sendiri. Karena bagaimanapun peran seorang individu dalam sebuah sistem kemasyarakatan dalam hal ini perekonomian sangat penting perannya dan mempengaruhi segakla system yang ada, dan apabila ada satu sistem yang tidak berjalan dalam masyarakat maka akan mempengaruhi pula sistem-sistem yang lain serta pemeliharaan system-sistem tersebut sangat diperlukan(Talcott Parsons, dalam George Ritzer).
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut:
- mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja;
- mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru;
- mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan
- mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
B. Jenis-jenis Pengangguran
Pengangguran dapat dibagi-bagi menurut lama waktu kerja dan sebab-sebabnya. Kita dapat mengelompokkan pengangguran berdasarkan sudut pandang kita. Berikut ini diuraikan jenis-jenis pengangguran.
Menurut lama waktu bekerja, pengangguran dibedakan menjadi sebagai berikut.
- Pengangguran terselubung (Disguised unemployment)
Pengangguran terselubung merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alasan tertentu, misalnya:
- Kurang terampil dalam pekerjaannya karena pendidikannya rendah.
- Baru mulai bekerja atau kurang pengalaman dalam bekerja.
- keterpaksa yang membuat orang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan keterampilannya.
- Pengangguran terbuka (Open unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penyebabnya antara lain:
- Tidak tersedianya lapangan kerja.
- Lapangan kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
- Tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras karena memang malas.
- Setengah menganggur (Under unemployment)
Setengah pengangguran dapat dikelompokkan menjadi setengah pengangguran kentara (visible underemployment) yakni mereka yang bekerja kurang dari jam normal (kurang dari 35 jam/minggu). Petani-petani di Indonesia banyak yang termasuk sebagai setengah pengangguran kentara karena petani yang hanya memiliki lahan yang sempit biasanya bekerja kurang dari 35 jam/minggu dan setengah pengangguran tidak kentara (invisible underemployment) atau pengangguran terselubung (disguised unemployment) yaitu mereka yang produktivitas kerja rendah dan pendapatannya rendah.
Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan menjadi sebagai berikut.
- Pengangguran struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur perekonomian. Pada umumnya negara berupaya mengembangkan perekonomian dari pola agraris ke industri.
- Pengangguran friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yang disebabkan oleh kondisi geografis, informasi yang tidak sempurna, dan proses perekrutan yang lama.
- Pengangguran musiman
Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang terjadi karena pergantian waktu/trend. Misalnya tukang membuat kopiah, pada saat bulan puasa dan menjelang hari Idul Fitri, pesanan akan produk kopiah meningkat tajam. Sedangkan masa sesudah bulan puasa permintaan produk kopiah kembali turun sehingga dia harus menganggur lagi.
- Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan teknologi seperti mesin-mesin modern, sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia.
- Pengangguran konjungtur
Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan kegiatan perekonomian). Misalnya: pada masa 1960 -1980 an titik berat pembangunan nasional Indonesia ditekankan pada bidang pertanian, sehingga insinyur-insinyur pertanian mudah mendapatkan pekerjaan. Pada masa setelah itu sesuai kebijakan pemerintah titik berat pembangunan bergeser ke bidang industri pengolahan dan manufaktur sehingga banyak insinyur-insinyur pertanian yang sulit mendapat pekerjaan/ menganggur.
- Pengangguran yang disebabkan oleh isolasi geografis
Pengangguran ini dialami oleh masyarakat yang terpencil dari pusat kegiatan ekonomi. Pengangguran seperti ini biasanya akan menimbulkan urbanisasi.
C. Penyebab Pengangguran
Ada beberapa sebab yang menimbulkan pengangguran yaitu sebagai berikut.
- Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran karena meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja.
- Ketidakberhasilan sektor industri. Pola investasi yang ada cenderung padat modal menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja.
- Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
- Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan negara. Krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 juga menyebabkan terjadinya pengangguran sebanyak 15,4 juta orang.
- Pajak penghasilan(PPn) yang tinggi (progresif) akan membuat orang cenderung mengurangi jam kerja.
- Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan dari para pencari kerja.
- Tidak ada kecocokkan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
- Tidak memiliki kemauan wirausaha. Orang yang tidak punya kemauan kerja tidak akan berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang lain.
- Adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat mengakibatkan timbulnya pengangguran.
Apa yang telah kami lakukan setelah observasi dalam tugas ini. Kami telah mendapatkan banyak pelajaran tentang kesenjangan sosial, baik dalam bentuk teori maupun secara nyata.
Dan ini lah hasil observasi kami dengan narasumber
1. Narasumber 1
Nama : Marsudi
Umur : 58 tahun
Pendidikan terakhir : Mts Sabilul ulum Moyonglong Jepara tahun 1976
Bapak Marsudi yang akrab dipanggil oleh warga sekitar babah, adalah narasumber pertama kami. Dalam proses pengambilan data dari bapak Marsudi ini kami menggunakan metode wawancara, kami melakukan komunikasi dua arah antara kami sebagai pewawancara dan Bapak Marsudi sebagai narusmber. Ada beberapa pertanyaan yang kami buat untuk membedah seputar kehidupan bapak Marsudi, khususnya di bidang ekonomi dan pekerjaannya.
Bapak Marsudi adalah warga asli Jepara jawa Tengah,. Bapak Marsudi mempunyai riwayat hidup yang cukup baik jika diukur pada masa dulu, karena ia sudah mengenyam pendidikan hingga mts saja. Setelah itu ketika berumur 20 tahun bapak Marsudi menjadi pegawai konveksi.
Dan setelah itu dia pergi menyusul istrinya ke ibu kota, karena istrinya telah pergi mencari kerja ke ibu kota ,walaupun hanya sekedar menjadi seorang pembantu. Ketika ia telah meninggalkan jepara, maka ia pun telah keluar dari pekerjaannya tersebut. Dan sekarang sudah 5 tahun dia berada di Ciputat hanya berdiam diri menjaga anak cucunya.
Narasumber II
Nama : Muhammad Maulidin Arif
Pendidikan terakhir : sma 17 jakarta tahun 2011
Narasumber kami yang kedua bernama Muhammad Maulidin Arif, dia biasa dipanggil bang arif, umur beliau 23 tahun, pendidikan terakhir beliau SMA, di SMA 17 Jakarta. Setelah lulus sma dia ingin melanjutkan kuliah namun karena keterbatasan ekonomi dia mengubur keinginannya sementara, jadi dia bekerja di salah satu kantor Notaris. Namun hanya berjarak 2 tahun karena perusahaannya tutup, karena pemilik kantor menikah dan mengikuti suaminya keluar kota, alhasil pegawainya pun di bubarkan.
Sebelumnya arif pernah bekerja part time atau pekerjaan paruh waktu di event-event tertentu, contohnya event tahun baru, dan sebagainya. arif masih menganggur karna beliau rasa beliau belum mendapatkan pekerjaan yang pas. Arif pernah dapat panggilan kerja di mengajar, tetapi tidak mengambilnya karena menurutnya kurng cocok dengan dirinya. Arif menganggur selama beberapa tahun
Keterangan narasumber kedua sependapat dengan teori yang dibuat oleh weber, Menurut Weber manusia melakukan sesuatu karena mereka memutuskan untuk melakukan itu untuk mencapai apa yang mereka kehendaki. Sedangkan struktur sosial adalah hasil dari tindakan yang dilakukan bersama.
Narasumber III
Nama : Dadang
Umur : 60 tahun
Pendidikan terakhir : kelas 1 sd dan keluar
Jaman dahulu mungkin sekolah belum terlalu di pentingkan. Sama halnya dengan apa yang di lakukan orang tua pak dadang, dia menyekolahkan di sd namun baru kelas 1 dia keluar dari sd tersebut. Mungkin beberapa faktor yang menjadi penyebab keluarnya pak dadang dari sd.
Setelah keluar dari sd keseharian dia dengan membantu orang tua di kebun, kadang membantu membawa cangkul, makan siang ataupun ikut belajar menanam.
Alamat rumah dia di jalan Rusa 3 dekat musola al-muklasim rt/rw 02/04. Pak dadang pernah bekerja sebagai satpam selama 20 tahun di salah satu komplek di daerah ciputat. Dan setelah 20 tahun akhirnya dia pun berhenti entah faktor apa yang menjadi penyebabnya karena beliau tidak memberikan detail yang jelas untuk kami. Kegiatan beliau sehari-hari hanya menjaga rumah, sekarang dia tinggal hanya berdua dengan istrinya karena keempat anaknya telah menikah dan telah mempunyai anak. Paling beliau menunggu anak cucunya datang berkunjung ke rumah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada berbagai faktor yang menyebabkan munculnya masalah pengangguran, seperti terbatasnya lapangan kerja sementara Tingginya jumlah penduduk, pendidikan dan keterampilan yang rendah, angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja, teknologi yang semakin modern, pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing), adanya pemutusan kerja dari perusahaan, penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang, dan rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. Akan tetapi, dari penelitian yang penulis lakukan mengenai "Kehidupan Pengangguran Warga indonesia" diperoleh bahwa yang menjadi inti dari masalah pengangguran ini adalah perosalan sumber daya manusia yang tidak sejalan dengan perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Sumber daya manusia (SDM) merupakan segala potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif, mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Dinamika perkembangan masyarakat melaju sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menuntut semua pihak untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut kita untuk siap dalam hal teknologi, informasi, intelektual maupun mental.
Sumber daya manusia yang rendah tentu saja menjadi penghambat dalam pertumbuhan suatu negara. Sumber daya manusia yang rendah menjadi sumbangsih bagi munculnya pengangguran dan masalah-masalah lainnya. Angka kemiskinan, kriminalitas dan lainnya akan terus menigkat selama masalah sumber daya manusia yang rendah ini belum terselesaikan.
BAB V
Daftar Pustaka
Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:Prestasi Pustaka.
Shaleh, Abdul Qadir. 2002. Studi Komperehensif Sosiologi Kebudayaan. Jogjakarta: IRCiSoD.
Santosa, Iman. 2011. Sosiologi: The Key Concepts. Jakarta: Rajawali Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar