Selasa, 29 Desember 2015

Tugas UAS Sosiologi jurnalistik & kpi

                     Nanda Aullia F/ jurnalistik 1A(1115051000119)                          

Selsa Sandhika E / KPI 1A (11150510000045)   

Rini desyawati S/ jurnalistik 1B (11150510000201)



BAB I 

 


A.         Gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat dapat diartikan sebagai  sebuah fenomena sosial. Munculnya fenomena sosial dimasyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Perubahan sosial itu tidak dapat kkita hindari, namun kita masih dapat mengantisipasinya. Perubahan sosial adda yang bersifat positif dan negatif, sehingga kita harus hati-hati dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

 

Fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat dapat menimbulkan masalah sosial. Adapun beberapa contoh fenomena sosial seperti munculnya kesenjangan sosial, demam musik luar (boyband/girlband), pencemaran lingkungan, dan lain sebagainya.

 

Gejala sosial juga diartikan sebagai suatu pristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

 

Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubunga dengan pendapatan. Tingkat pendapatan yang dimiliki individu dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat. Gejala sosial yang dilihat dari aspek ekonomi sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Bila ada seseorang yang kurang dapat mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa gejala sosial dilingkungan sekitarnya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi di masyarakat dapat meliputi kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dsb. Hal tersebut dirasa sangat penting untuk diteliti melihat dengan sangat banyaknya dan semakin meningkatnya penganggurang di Indonesia khususnya di kota besar.



B. Landasan Teori

 

Max Weber

Max Weber lahir di Erfurt, Jerman pada tanggal 21 April 1864, dari keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi politik yang relatif penting. Selain itu, Weber senior adalah sesorang yang menikmati dunia, dan di dalam banyak hal, ia sangat berlawanan dengan istrinya. Ibu Weber adalah seorang Calvinis yang sangat religius, seorang perempuan yang berusaha menjalani kehidupan asketis yang tidak banyak terlibat dalam kenikmatan duniawi yang didambakan dalam oleh suaminya.           

Pada tahun 1904 dan 1905, ia menerbitkan salah satu karya terkenalnya The Protest

ant Ethic And The Spirit Of Capitalism. Dalam karya ini Weber menyatakan kesalehan sang ibu yang diwarisinya pada level akademik. Weber banyak menghabiskan waktu untuk mempelejari agama, kendati secara pribadi ia tidak religius. Pada tahun 1904 weber mampu menghasilkan beberapa karya pentingnya. Pada tahun-tahun itu Weber menerbitkan studinya tentang agama-agama dunia dalam perspektif sejarah dunia (misalnya China, India dan Yahudi kuno). Ketika ia meninggal (14 juni 1920) ia tengah mengerjakan karya terpentingnya Econami and society. Meskipun bukunya diterbitkan dan kemudian diterjemahkan kedalam banyak bahasa, buku ini tidak selesai. 

Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya, tindakan manusia tidak sepenuhnyaditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta sosial. Weber memiliki pendirian yang  moderat, terlihat dalam tulisan-tulisannya. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.

Teori Marx tentang tindakan individu mengantarkan pada sebuah teori tentang tindakan kolektif dan konflik kelas. Ini awalnya muncul bersama dengan pengakuan terhadap tindakan politik kolektif sebagai sebuah fenomena yang membtuhkan penjelasan. Lorenzvon stein memelopori sebuah studi tentang pergerakan sosialis. Dia menjelaskan bahwa kemunculan pergerakan sosialis berkenaan dengan munculnya bentuk-bentuk pembagian sosial yang baru. Menurutnyta masyarakat dibagi menurut kesejahteraan dan status, sehingga membentuk kelas-kelas dan tingkatan. Tingkatan sosail berakar pada penaklukan satu populasi oleh populasi lain, yaitu populasi yang lebih kuat, dan perbedaan ekonomi mereka memunculkan perbedaan status secara kultural. Perbedaan kekuatan yang menghasilkan kelas-kelas  dalam masyarakat yang kompleks, disisi lain, berakar langsung dalam pembagian internal properti kekayaan.

Pengangguran di perkotaan dan daerah sekitarnya adalah suatu permasalahan sosial yang tak luput dari pengkajian ilmu sosiologi perkotaan. Dengan ilmu sosiologi perkotaan ini, akan didapat sebuah pemahaman mengenai apa yang menyebabkan pengangguran, sebenarnya bagaimana pengangguran itu bisa terjadi, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengangguran di daerah perkotaan. Jika kita menilik lebih mendalam mengenai masalah ini, sebenarnya kota manapun di Indonesia memiliki daya tarik tinggi bagi orang-orang yang datang dari desa mereka untuk memperbaiki hidup dan kehidupan mereka, dengan cara mencari pekerjaan yang lebih layak dan lebih mapan. Namun tak jarang bahkan banyak sekali para pendatang itu hanya bermodalkan keyakinan dan nekat saja, tanpa diimbangi dengan keahlian tertentu yang mampu membawa dirinya menjadi dibutuhkan oleh kegiatan perekonomian di perkotaan.
Oleh sebab itu, banyak sekali dari para pendatang itu yang hanya menjadi orang-orang terpinggirkan, menjadi pengangguran karena mereka kebingungan untuk mencari kerja seperti apa di kota yang ia datangi itu. Maka dengan adanya sosiologi perkotaan inilah, akan dikaji semua hal yang berkaitan dengan masalah sosial yang satu ini, serta mencari solusinya untuk memperbaiki kehidupan diperkotaan.

Mata Pencaharian Masyarakat Kota Dalam ruang lingkup perkotaan pula tak lepas dari mata pencaharian masyarakatnya. Maka dengan kajian sosiologi perkotaan, kita bisa memahami bagaimana pola-pola ekonomi dan kegiatan pencaharian hidup masyarakat perkotaan. Khususnya untuk daerah yang memang sudah menjadi daerah perindustrian, maka dapat dipahami bahwa masyarakat perkotaan lebih terfokus kepada mata pencaharian dibidang industri, tekstil, produksi furniture, dan pelayanan jasa.
Sementara dengan mengkaji melalui metode sosiologi, kita bisa menilai bahwa masyarakat kota be
rbeda dengan masyarakat desa.

 

C.    Metode yang dipakai adalah metode kuantitatif karena melakukan Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah dengan melakukan wawancara kepada ketiga narasumber.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

 

 

Gambaran Lokasi

 


 

1.      Narasumber pertama

 

Nama: Rizky NR

Alamat : jln. h. saumin rt.04 / 08 Cinere, Depok.

Lokasi wawancara dilakukan di salah satu mall di depok, ketika itu kami menanyakan pada seseorang yang sedang ingin melamar kerja di salah satu tempat di mall tersebut.  Lokasi tersebut terlihat cukup ramai dan memang ada beberapa toko di mall tersebut yang sedang membutuhkan karyawan. Hal ini tentu saja di manfaatkan untuk yang sedang mencari pekerjaan.

2.      Narasumber kedua

Nama: bapak hasan

                  Alamat :

RT: 07

RW:09

Kelurahan: Cipulir

Kecamatan: Kebayoran Lama

Provinsi: Jakarta Selatan

 

3.      rasumber ketiga

                       Nama: Indra setiawan

       Umur: 20 thn

       

  

                

 

 

 

 

BAB III

 

 

ANALISIS DATA

 

A.     Pengertian Pengangguran

 

Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

 

Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut:

1.       mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja;

2.       mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru;

3.       mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan

4.       mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

 

B. Jenis-jenis Pengangguran

 

Pengangguran dapat dibagi-bagi menurut lama waktu kerja dan sebab-sebabnya. Kita dapat mengelompokkan pengangguran berdasarkan sudut pandang kita. Berikut ini diuraikan jenis-jenis pengangguran.

 

Menurut lama waktu bekerja, pengangguran dibedakan menjadi sebagai berikut.

1.       Pengangguran terselubung (Disguised unemployment)

Pengangguran terselubung merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alasan tertentu, misalnya:

- Kurang terampil dalam pekerjaannya karena pendidikannya rendah.

- Baru mulai bekerja atau kurang pengalaman dalam bekerja.

- keterpaksa yang membuat orang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan keterampilannya.

 

2.       Pengangguran terbuka (Open unemployment)

Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penyebabnya antara lain:

- Tidak tersedianya lapangan kerja.

- Lapangan kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

- Tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras karena memang malas.

 

3.       Setengah menganggur (Under unemployment)

Setengah pengangguran dapat dikelompokkan menjadi setengah pengangguran kentara (visible underemployment) yakni mereka yang bekerja kurang dari jam normal (kurang dari 35 jam/minggu). Petani-petani di Indonesia banyak yang termasuk sebagai setengah pengangguran kentara karena petani yang hanya memiliki lahan yang sempit biasanya bekerja kurang dari 35 jam/minggu dan setengah pengangguran tidak kentara (invisible underemployment) atau pengangguran terselubung (disguised unemployment) yaitu mereka yang produktivitas kerja rendah dan pendapatannya rendah.


Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan menjadi sebagai berikut.

1.       Pengangguran struktural

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur perekonomian. Pada umumnya negara berupaya mengembangkan perekonomian dari pola agraris ke industri.

 

2.       Pengangguran friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yang disebabkan oleh kondisi geografis, informasi yang tidak sempurna, dan proses perekrutan yang lama.

 

3.       Pengangguran musiman

Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang terjadi karena pergantian waktu/trend. Misalnya tukang membuat kopiah, pada saat bulan puasa dan menjelang hari Idul Fitri, pesanan akan produk kopiah meningkat tajam. Sedangkan masa sesudah bulan puasa permintaan produk kopiah kembali turun sehingga dia harus menganggur lagi.

 

4.       Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan teknologi seperti mesin-mesin modern, sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia.

 

5.       Pengangguran konjungtur

Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan kegiatan perekonomian). Misalnya: pada masa 1960 -1980 an titik berat pembangunan nasional Indonesia ditekankan pada bidang pertanian, sehingga insinyur-insinyur pertanian mudah mendapatkan pekerjaan. Pada masa setelah itu sesuai kebijakan pemerintah titik berat pembangunan bergeser ke bidang industri pengolahan dan manufaktur sehingga banyak insinyur-insinyur pertanian yang sulit mendapat pekerjaan/ menganggur.

 

6.       Pengangguran yang disebabkan oleh isolasi geografis

Pengangguran ini dialami oleh masyarakat yang terpencil dari pusat kegiatan ekonomi. Pengangguran seperti ini biasanya akan menimbulkan urbanisasi.

 

C. Penyebab Pengangguran

 

Ada beberapa sebab yang menimbulkan pengangguran yaitu sebagai berikut.

1.       Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran karena meningkatnya

2.       Ketidakberhasilan sektor industri. Pola investasi yang ada cenderung padat modal menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja.

3.       Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.

4.       Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan negara. Krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 juga menyebabkan terjadinya pengangguran sebanyak 15,4 juta orang.

5.       Pajak penghasilan(PPn) yang tinggi (progresif) akan membuat orang cenderung mengurangi jam kerja.

6.       Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan dari para pencari kerja.

7.       Tidak ada kecocokkan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.

8.       Tidak memiliki kemauan wirausaha. Orang yang tidak punya kemauan kerja tidak akan berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang lain.

9.       Adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat mengakibatkan timbulnya pengangguran.

 

Jumlah penduduk berdasarkan usia, pendidikan, dan mata pencahariannya.

NO.

Uraian

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Tenaga kerja

Angkatan kerja

Tidak bekerja

A.

1.

2.

3.

4.

5.

Usia

0-5 tahun

6-14 tahun

15-40 tahun

41-65 tahun

Di atas 65 tahun

 

40

38

47

15

1

 

22

40

35

33

2

 

62

78

82

48

3

 

31

28

 

36

35

 

62

78

46

13

3

 

Jumlah

141

132

273

59

71

202

B.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Pendidikan

Tidak/belum sekolah

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA/SMK

Akademi

Sarjana

Lain-lain

 

15

31

27

28

5

3

32

 

12

35

25

23

7

30

 

27

66

52

51

12

3

62

 

41

7

3

8

 

31

10

3

27

 

27

66

52

20

2

35

 

Jumlah

141

132

273

59

71

202

C.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Mata pencaharian

Pegawai-Negeri

TNI/POLRI

Pegawai Swasta

Tani

Dagang

Pelajar/Mahasiswa

Pensiunan

Lain –lain

 

5

18

30

8

4

3

 

3

13

24

11

3

6

 

8

31

54

19

7

9

 

4

11

24

9

4

4

 

7

21

26

12

4

1

 

 

Jumlah

68

60

128

59

71

 

Pengangguran ada beberapa macam, ada yang baru lulus pendidikan namun belum bekerja, ada yang sedang proses mencari pekerjaan, dan ada juga yang memang susdah menganggur sudah lama.

1.      Narasumber pertama

Nama :Rizky NR

Lahir : Jakarta 16 april

Lulus sekolah : 2014

 

Rizky Nur Rahman merupakan salah satu orang yang sedang berproses mencari pekerjaan. Ia lulus tahun 2014 dari salah satu SMA swasta di jakarta selatan, karena ia tidak diterima di salah satu Perguruan tinggi negeri, maka ia memutuskan untuk bekerja. Karna hanya lulusan SMA maka pekerjaan yang didapat pun tidak akan bisa tinggi. Ia pernah bekerja di "Pongs" salah satu tempat berbelanja keperluan rumah. Namun hanya bertahan 1 bulan dan akhirnya resend karena sesuatu hal. Saat ini ia sedang mencari pekerjaan yang lebih baik dan sedang menunggu panggilan kerja . Ia mengatakan bahwa mencari pekerjaan di kota Jakarta ini sangat sulit terlebih ia hanya lulusan SMA saja. Ketika ia sedang mencari pekerjaan di sebuah job fair ia merasa bahwa pekerjaan itu sesuai dengan tingkat pendidikan.  Menurutnya salah satu penyebab semakin meningkatnya pengangguran adalah dengan semakin majunya teknologi yang membuat pada saat ini tenaga kerja manusia tidak begitu diperlukan lagi karna sudah adanya mesin – mesin yang lebih praktis dan canggih. hal ini sangat erat hubungannya dengan teori weber bahwa kemunculan pergerakan sosialis berkenaan dengan munculnya bentuk-bentuk pembagian sosial yang baru. masyarakat dibagi menurut kesejahteraan dan status, sehingga membentuk kelas-kelas dan tingkatan. Hal ini sangat jelas sekali seperti yang dialami Rizky (salah satu narsum) bahwa status dapat membentuk suatu tingkatan-tingkatan. Sama seperti hal nya jika kita berpendidikan tinggi akan kalah dengan yang yang berpendidikan rendah sehingga akan membentuk kelas-kelas dan tinggkatan.

Masalah perekonomian merupakan masalah yang lazim dihadapi manusia saat ini. Karena pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup terlepas dari ekonomi. Masalaah ekonomi yang muncul juga tidak lepas dari masalah kependudukan yang saat ini masih melanda sebagian besar negara-negara yang masih tergolong miskin dan berkembang, terutama adalah masalah pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Dengan adanya petumbuhan penduduk yang semakin pesat maka kesempatan seorang individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi sangat sempit. Menurut Malthus populasi manusia bertambah lebih cepat bila dibandingkan dengan produksi bahan makanan. Pertumbuhan populasi manusia berjalan seperti deret ukur yang semakin lama semakin bertambah dengan perbandingan dua kali lipat (1,2,4,8,16…). Sedangkan bertambahnya bahan makanan seperti deret hitung (1,2,3,4…). Dengan demikian maka akan menumbuhkan persainganantar manusia untuk memperoleh sumber daya yang jumlahnya sangat minim apabila dibandingkan dengan jumlah populasi manusia. Dengan adanya persaingan tersebut maka ada sebagian manusia yang tersisih dan tidak akan mendapatkan bahan makanan.

Pada perkembangan selanjutnya manusia mampu menciptakan berbagai macam teknologi baru yang mampu digunakan untuk membantu berbagai pekerjaan manusia dala berbagai bidang, baik pertanian, pertambangan, transportasi dan industri. Tujuan utama diciptakannya teknologi oleh manusia ini sebenarnya adalah untuk memudahkan manusia itu sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonominya. Dalam bidang pertanian misalnya setelah ditemukannya berbagi teknologi pertanian yang berupa bibit unggul hasil persilangan, pupuk kimia, pertisida untuk menangani berbagai macam hama dan penyakit, serta insektisida yang berguna mengurangi hama berupa serangga diharapkan mampu meningkatkan produksi bahan makanan, sehingga petumbuhan penduduk yang terjadi semakin pesat hingga saat ini akan tetap dapat didimbangi dengan peningkatan produksi bahan makanan, bahkan dalam pertanian diharapkan mampu mengalami surplus bahan makanan. Sedangkan dalam bidang indutri, dengan adanya teknologi yang berupa mesin-mesin produksi mekanik maka manusia akan dengan mudah memproduksi barang dan mampu membentuk suatu sistem ekonomi yang baru yang kebih meyakinkan dan akan mampu menyerap angkatan kerja baru apabila dibandigkan dengan pertanian.

Namun, dengan kemunculan teknologi-teknologi baru ini yang semula diharapkan mampu memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, dan mampu menyerap banyak yenaga kerja dari masyarakat. Justru yang terjadi adalah walaupun manusia mampu menciptakan teknologi dan semakin lama berkembang dalam berbagai bidang dengan semakin pesat, tetap saja tidak mampu menyerap pertambahan populasi manusia yang tentunya semakin menambah pula jumlah tenaga kerja. Dalam bidang pertanian misalnya, dengan ditemukannya teknologi mesin pengolahan tanah yang berupa traktor maka mengakibatkan para pekerja pertanian atau buruh tani yang tadinya mengolah sawah dengan cara mencangkul menjadi tergantikan peranya dan tidak mempunyai pekerjaan lagi. Sedangkan pada sektor industri misalnya dengan adanya mesin-mesin produksi yang semakin lam berkembang menjadi semakin pesat, maka peran manusia yang tadinya sangat dibutuhkan dalm proses produksi menjadi tidak lagi bagitu penting dan sangat kecil . Dengan kata lain peran manusia dalam kegiatan produlsi barang menjadi tergantikan dengan mesin-mesin produksi. Dengan demikian maka sebuah pabrik tidak lagi membutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam proses produksinya dan tidak mampu menyerap angkatan kerja yang ada.

 

2.      Narasumber kedua

Nama: Bpk. Hasan

Alasan ia menganggur karena sulit memperoleh pekerjaan. Sudah Kurang lebih 2 bulan bpk. Hasan menganggur seperti ini. Menurutnya ia sudah berusaha untuk mencari pekerjaan namun tidak sesuai dengan keiinginannya. Harapannya adalah dengan bisa menjadi karyawan tetap di salah satu Perusahaan ya minimal Rp. 600.000/bulan. menurut ia adanya TKI dan TKW ke luar negeri tidak masalah, namun ia sama sekali tidak berminat untuk menjadi TKI atau TKW. Apalagi  sekarang , banyak kasus penganiayaan terhadap TKI dan TKW di luar negeri.

Jumlah pengangguran di Indonesia ini masih sangat memprihatinkan, mengingat saat ini Indonesia sebagai Negara yang masih berkembanag dan belum mencapai pada masa kemajuannya harus menghadapi munculnya perdaganagan bebas dimana setiap Negara leluasa untuk memasarkan hasil produksinya ke Negara manapun. Dengan masih banyaknya jumlah pengangguran ini maka tentunya akan mempengaruhi pula pada peningkatan perekonomian Negara, sehingga ekonomi Indonesia akan melemah dan mengakibatkan Indonesia tidak mampu bersaing dengan Negara lain dan perekonomian Indonesia akan menjadi semakin terpuruk. Menurut saya lapangan pekerjaan di Indonesia lumayan banyak, Namun banyak persyaratan kerja yang tidak dapat terpenuhi.

Ia berharap agar Pemerintah Indonesia lebih memperhatikan-Rakyatnya terutama dalam hal pekerjaan agar banyaknya –Pengangguran di Indonesia dapat ditekan. Dengan munculnya permasalahan sosial berupa pengangguran tersebut maka pmenimbulkan berbagai permasalahan yang antara lain bagaimana pengangguran di Indonesia menjadi sangat rumit dan tergolong masih tinggi. Dengan jumlah angka pengangguran yang tinggi ini tentunya akan menimbulkan dampak bagi masyarakat Indonesia adan sisitem-sistem yang ada. Sertya bagaimanakah upaya yang tepat yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta menurut cara pandang sosiologis untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.

3.      Narasumber ketiga

Nama: Indra setiawan

       Umur: 20 thn

       Lokasi: Kali abang, bekasi

Bpk. Indra menganggur Sejak saya lulus SMA. Faktor  yang menyebabkannya menjadi pengangguran Karena faktor ekonomi orang tuanya yang tidak memadai dan karena ia masih mempunyai 2 adik yang lebih layak untuk melanjutkan pendidikan dibanding ia dan berhubung ia anak sulung jadi ia mengalah demi adik-adiknya. Jadi pada dasarnya faktor ekonomi lah yang membuatnya  harus bekerja dan tidak melanjutkan sekolah. Namun pada kenyataannya sudah cukup lama ia tidak bekerja dan menganggur akibat susahnya mencari pekerjaan dikarenakan syarat – syarat dan test-test tertentu yang tidak dapat terpenuhi. Ia juga pernah mencari pekerjaan namun seperti  yang dikatakan tadi bahwa susahnya mencari pekerja membuatnya tidak mendapat panggilan pekerjaan walaupun sudah menyerahkan cv dan syara-syarat lain pada perusahaan yang membuka lowongan tersebut. Ia pernah mencoba melamar di beberapa perusahaan seperti  PT WINGS FOOD, PT ARNOTTS INDONESIA. Seperti yang di katakan Weber bahwa masyarakat dibagi menurut kesejahteraan dan status, sehingga membentuk kelas-kelas dan tingkatan.sama halnya seperti seseorang yang sedang melamar pekerjaan akan ditempatkan pada posisi pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kelas dan tingkatannya.

 

Teori-teori yang dapat digunakan untuk menganalisis pengangguran di Indonesia:

 

1.       Teori kependudukan dari Malthus

Pokok teori Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam karya-karyanya yanag terbit belakangan, Malthus menekankan lagi tesisnya, tetapi tidak sekaku semula, dengan hanya berkata bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Dari kedua bentuk uraian tesis itu, Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam kemiskinan kelaparan. Dalam jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan "pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memprodusir makanan buat menjaga eksistensi manusia."

Apabila ditelaah lebih dalam teori Malthus ini yang menyatakan  penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan, dan hal ini menimbulkan manusia saling bersaing untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya dengan cara mencari sumber makanan, dengan persaingan ini maka aka nada sebagian manusia yang tersisih dan tidak mampu lagi memperoleh bahan makanan. Pada masyarakat modern dapat diartikan bahwa dengan semakin pesatnya jumlah penduduk menghasilkan angkatan kerja yang semakin banyak pula, namun hal ini tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah kesempatan kerja yang semakin sedikit itulah kemudian antara individu satu dengan yang lain saling bersaing untuk memperoleh pekerjaan, dan yang tersisih dalam persaingan tersebut menjadi golongan penganggur. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori ini bisa digunakan untuk menganalisis tentang pengangguran.

 

    Teori Sosiologi Ekonomi Neo-Marxian

Berawal dari analisis Marx pada awal abad 20 tentang struktur dan proses ekonomi yang dapat dibayanagkan sebagai sistem kapitalisme kompetitif. Industri kapitalis yang ada pada zaman itu tergolong masih kecil dan belum ada satupun yang memegang perekonomian dan mengendalikan pasar. Namun Marx yakin pada suatu saat apabila kapitalisme sudah muncul dengan demikian pesatnya maka akan memunculkan kompetisi antar industri yang menjadai semakin pesat dan kemudian menghasilkan sistem monopoli dari industri yang paling kuat dalam persaingan tersbut. Dengan munculnya monopoli modal ini maka akan ada satu perusahaaan besar yang akan mengendalikan perusahaan-perusahaan lain dalam perekonomian kapitalis.

Dalam pengembangan analisis Marx yang dianut oleh para penganut Marxian yang baru ini konsep "kelas buruh " tidak mendeskripsikan sekelompok orang atau sekelompok pekerjaan tertentu, tetapi lebih merupakan pembelian dan penjualan tenaga kerja. Parab tenaga kerja tidak mempunyai alat produksi sama sekalin sehingga segolongan orang terpaksa menjual tenaga mereka kepada sebagian kecil orang yang mempunyai alat produksi (Baverment dalam Ritzer 2003:195).

Dari uraian diatas maka dapaat kita telaah lagi bahwa dengan adanya pergantian antara sistem kapitalis kompetitif menjadi kearah sistem kapitalis monopoli, maka akan terdapat sebagian perusahaan yang masi tidak mampu bersaing dan menjadi terpuruk. Apabila semua proses produksi dan pemasaran semua terpengaruh oleh sebuah perusahaan raksasa saja, maka aakan mengakibatkan perusahaan kecil menjadi sangat sulit dan hal pamasaran, bisa saja perusahaan kecil tersebut mengalami kebangkrutan dan tidak lagi mampu menggaji pekerjanya. Setelah perusahhan tersebut tidak mampu baroperasi lagi, maka para pekerja yang semula bekerja dalam perusahaan tersebut menjadi tidak mempunyai pekerjaan lagi. Kemudian akhirnya pekerja tersebut menjadi pengangguran.

Keempat teori tepat untuk menganalisis dan mencoba memecahkan masalah pengangguran di Indonesia.

Masalah pengangguran tersebut sebenarbya tidak dapat dipusahkan dari pembangunan bidang lain, karen itu harus melihat latar belakang semua bidang yang melingkupinya dan jangan sampai terjadi ketimpangan tersebut yang justru akan menghambat proses pembangunan itu sendiri. Pengangguran mungkin hanya satu dari beberapa masalah yang dialami Indonesia dan pemerintah harusnya hendak mengatasinya. Karena kalau satu dari masalah-masalah yang ada tidak diselesaikan maka akan muncul masalah lain yang saling berkaitan. Pada masalah pengangguran ini saja misalnya, dapat manimbulkan masalah sosial lain yang antara lain kemiskinan, kriminalitas, dan munculnya masalah perotaan berpa munculnya kawasan kumuh sebagai akibat dari urbanisasi karena di pedesaan sudah semakin sempitnya lapangan pekerjaan.

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

Kesimpulan :

Banyaknya pengangguran di Indonesia dikarenakan banyaknya persyaratan kerja yang tidak dapat terpenuhi. Hal itu terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Sebagai contoh misalnya narasumber yang kami wawancarai di atas sulit memperoleh pekerjaan karena tidak memenuhi persyaratan kerja yaitu tidak memiliki lembar  ijazah SMA, oleh karenanya ia sulit untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. Dari pernyataan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pekerjaan atau karir seseorang. Selain itu juga dengan adanya teknologi yang lebih canggih membuat berkurangnya lapangan pekerjaan karena lebih menggunakan tenaga mesin di banding tenaga manusia. Hal ini tentu saja membuat tinggkat pengangguran semakin meninggkat. Masalah ekonomi pun menjadi faktor penyebab penganguran di kota-kota besar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar pustaka

 

1.    Setiadi, Elly M-Usman Kolip,pengantar sosiologi, Jakarta.Kencana Prenada Media Group.2011

2.    Prof. Dr. I.B. Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

3.    John Scott, 2012, Teori Sosial masalah-masalah pokok dalam sosiologi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini