Selasa, 02 Oktober 2012

Ahmad Suheri_Tugas Resume Demografi 1,2 & 3

Bab I

Ilmu Kependuduan dan Demografi

Studi kependudukan terdiri atas analisis-analisis yang bertujuan mencakup  :

1.         Memperoleh informasi dasar  tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubhan-perubahannya.

2.         Menerangkan sebab-sebab perubahan dari factor dasar tersebut

3.         Menganalisis segala konsekuensi yang ungkin sekali terjadi dimasa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu. 

Introduksi istilah ilmu kiependudukan sesungguhnya dimaksud untuk member pengertian lebih luas tentang demografi, karena sejumlah ahli tlah menggunakan istilah demografi utnuk menunjuk kepada demografi forml, demografi murni atau kadang disbut juga dengan demografi teoritis.

Kata demografi bersal dari kata Greek (Yunani) yang pertama kali digunakan oleh Guillard pada abad lalu., kata ini digunakan sebagai sinonim bagi  Population Study. Sedangkn akata population bersumber dari bahas latin. Demografi adalah study ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah, struktur dan perkembangannya.

Sementara Bogue mendefinisikan demografi sebagai berikut :

Demografi adalah study matematik dan statistic terhadap jumlah, komposisi, dan distribusi spasial dari penduduk manusia dan terjadi sebagai akibat bekerjanya lima proses yaitu ; Fertilitas, Mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas social.

Selain itu, Hauser dan Duncan memberi batasan tentang demografi, yaitu :

Demografi yaitu suatu studi mengenai jumlah, distribusi territorial, dan komposisi penduduk, perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen-p

Komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas social (Perubahan status).

 

Robert Thomas Mlthus dan Teori-teori alamiah

Robert Thomas Malthus (1766-1834) terkenal sebagai pelopor ilmu Kependudukan (Population Studies) sebagai bagian dari rentetan perkembangan demografi yang telah dimulai sejak pertengahan abad ke-17. Dia mempunyai pendapat dan pendapatnnya kemudian dikenal dengan Teori Kependudukan Malthus.  Malthus memulai dengn merumuskan dua postulat, yaitu :

1.         Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia.

2.         Bahwa kebutuhan nafsu seksuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.

Atas dasar postulat tersebut, Malthus menyatakn bahwa, jika tidak ada pengekangan, kecnderunngan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari pertambahan subsisten (Pangan). Perkembangan penduduk akan mengikuti deret ukur sedangkan perkembangan subsisten (pangan) mengikuti deret hitung dengan interval waktu 25 tahun.

Menurut Malthus, pengekangan perkembangan penduduk dapt berupa pengekngn segera dan pengekangan hakiki. maksudnya adalah pengekangan hakiki adalah  pangan, sedangkan pengekangan segera dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positif. Pengekangan prefentif adalah factor-faktor yang bekerja mengurangi  angka kelahiran. Pengekangan prefrntif yang dianjurkan Malthus adalah pengendalian diri dalam hal nafsu seksuil antar jenis seperti penundaan perkawinan. Pengekangan positif merupakan factor-faktor yang memepengaruhi angka kematian, dapat berupa epidemi, penyakit-penyakit dan kemiskinan.

Beberapa kritik terhadap teori Malthus dan kelemahan teori tersebut adalah :

a.         Malhtus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah salah seorang penganjur industrialisasidan penggunaan tanah secara lebih efesien. Kenyataan dalam masa setelah Malthus menunjukan bahwa perbaikan teknologi pertanian seperti pembuatan pupuk buatan, pemakaian pestisida, dan irigasi yang efesien menghasilkan peningkatan produktifitas.

b.         Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi unggul dan indusrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada peningkatan tingkat hidup.

c.         Malthus berpandangan bahwa pengontrolan kelahiran tidak bermoral dan tidak pernah meramalkan penggunaan alat-alat kontrasepsi secara meluas.

d.         Dengan Majunya Sistem Transportasi Dan Berlangsungnya Perdagangan Internasional Membuka Pasaran Baru Bagi Barang-Barang Hasil Pabrik/Industri, Sumber-Sumber Bahan Mentah Tambahan,Dan Mempermudah Emigrasi.

 

Teori Transisis Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran

 Dewasa ini teori transisi demografi merupakan teori kependudukan yang dominan meskipun bukan dengan tanpa kritikan-kritikan. Teori ini merupakan salah satu diantara teori-teori kependudukan yang tegolong social theories.kelompok teori kependudukan social beranggapan bahwa perubahan penduduk merupakan hasil dari kondisi social beranggapan bahwa perubahan penduduk merupakan hasil dari kondisi social ekonomi penduduk yang bersangkutan. Teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai dengan fase angka kelahiran masih tetap tinggi dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian rendah.

Kritik-kritik terhadap teori demi\ografi antaranya karena terdapat kenyataan bahwa turunnya angka-angka kematian di berbagai Negara berkembang dapat berlangsung lebih cepat dari pada yang dialami oleh Negara-negara industry dimasa lampau, fertilitas dinegar-negara pramodern erofa lebih rendah dari pada diberbagai Negara berkembang dewasa ini, dan ada bukti-bukti bahwa turunnya kelahiran dapat saja terjadi dalam masyarakat yang sebenarnya belum mengalami industrialisasi/modernisasi secara mendalam.

Dalam arah perkembangan teori kependudukan ini, telah pula muncul suatu aliran pemikiran, yaitu : Pertama, Tipe Rezim dimana individu-individu tidak memperoleh keuntungan ekonomis dengan membatasi fasilitas. Kedua, merupakan rezim yang sering atau kemungkinan besar memberikan keuntungan ekonomi bagi individu-individu yang membatasi fasilitas.

 

Bab 2

Beberapa Ukuran Dasar Teknik Analisa Kependudukan

Angka Mutlak dan Relatif

Dalam beberapa hal dan untuk tujuan tertentu angka-angka mutlak berguna secara langsung, bahkan sangat penting. Nsmun bsgi tujuan-tujuan perbandingan, penggunaan angka-angka mutlak saja sering tidak memadai dan bahkan sering tidak banyak member arti.  Umpanya dengan hanya menyatakan jumlah penduduk golongan umur yang sama dari dua penduduk yang cukup berbeda jumlahnya, tidak akan memberikan gambaran yang jelas perbandingan struktur umur (Susunan penduduk menurut golongan umur) antar penduduk yang bersangkutan. Lebih jauh, peristiwa-peristiwa demografi seperti kelahiran bertalian dengan jumlah penduduk.

       Jumlah kelahiran yang berbeda dari dua daerah atau negara dengan jumlah penduduk yang berbeda tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai perbandingan keadaan kelahiran antar kedua daerah atau negara yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi jika pada tahun 1971 ada sebanyak 3.150.000 kelahiran di jawa dan 978.000 kelahiran di Sumatra,1 tindaklah berarti pada tahun tersebut rata-rata wanita di jawa lebih banyak melahirkan  dari pada di Sumatra. Jumlah penduduk di jawa  lebih banyak dari pada di Sumatra. Dalam hal seperti ini, biasanya jumlah peristiwa-peristiwa demografi di hubungkan dengan jumlah penduduk atau bagian penduduk yang menjadi sumber dari peristiwa-peristiwa tersebut,yang menghasilkan angka atau ukuran-ukuran relatif. Ada beragam ukuran relatif seperti rasio,persentase dan reit.

       Dalam menggunakan angka-angka atau ukuran-ukuran relatif dapat membantu dalam membandingkan keadaan berbagai peristiwa demografi dari penduduk-penduduk yang jumlahnya sangat berbeda.

 

Rasio dan Reit

       Angka-angka mutlak tersedia dari daftar-daftar statistic yang di pelihara atau di publikasikan oleh berbagai instansi/badan yang memuat jumlah orang atau peristiwa-peristiwa demografi. Tabel-tabel statistic hasil sensus penduduk 1971 yang di publikasikan oleh biro pusat statistic, Jakarta,Indonesia antara lain memuat angka-angka mutlak jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Untuk mengetahui jumlah penduduk perempuan Indonesia Usia 15-24 Tahun misalnya angka-angka Absolut dapat di hitung langsung dalam tabel statistic tersebut. Angka-angka mutlak,seperti telah di kemukakan ,untuk tujuan-tujuan tertentu telah memadai. Angka –angka mutlak dapat berguna secara langsung bagi berbagai perencanaan (Fasilitas Sekolah,kesehatan dan sebagainya).

Distribusi Frekuensi

       Dalam ilmu kependudukan ditribusi Frekuensi  merupakan alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik ini umpamanya umur,jenis kelamin, daerah tempat tinggal, lapangan pekerjaan, agama, dan kewarganegaraan. Frekuensi dapat berbentuk angka-angka mutlak atau proporsi dan persentase (angka-angka relatif).

Teknik Pro-rating

Dalam tabel-tabel hasil sensus penduduk mengenai jumlah penduduk menurut golongan umur kadang-kadang dijumpai suatu kategori yang "tak terjawab" (not stated). Jika jumlah penduduk tergolong kategori ini relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan, penerapan teknik pro-rating dipandang memadai. Melakukan pro rating terhadap penduduk kategori itu berarti mendistribusikan mereka kedalam struktur umur penduduk yang ada dari penduduk yang bersangkutan.  Pro rating biasanya dilakukan untuk masing-masing jenis kelamin. Selain terhadap bagian pnduduk yang "tak terjawab" , pro rating dapat pula dialkukan terhadap penduduk total perkiraan tahun-tahun didepan (biasanya untuk jangka waktu yang singkat) dengan menggunakan struktur penduduk sebelumnya, atau terhadap penduduk total yang tidak diketahui struktur umurnya dengan mengasumsikan suatu umut\r penduduk yang polanya dianggap kurang lebih sama.

 

 

Teknik Perhitungan Umur Median

Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjukuntuk melihat struktur umur penduduk suatu negara atau wilayah tertentu dalam suatu negara. Struktur umur penduduk muda akan memperlihatkan umur median rendah, dan sebaliknya struktur umur penduduk tua akan menunjukkan umur median tinggi. Semakin mengarah ke struktur umur tua akan semakin tinggi umur medin penduduk suatu wilayah. Umur median adalah umur yang berada pada titik tengah yang membagi penduduk suatu wilayah dengan jumlah yang sama. Meskipun sampai taraf  tertentu, yang disebut umur median rendah dan umur median tinggi bersifat relatif, suatu kategorisasi yang dapat dipakai adalah dengan pengolongan umur median rendah kurang dari 20 Tahun, umur median sedang 20-29 Tahun dan umur median tinggi 30 tahun keatas.

Bab 3

Sejarah Perkembangan Penduduk :

Dunia dan Indonesia

 

Keseimbangan lama dan baru

Maksud dari keseimbangan lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pasda tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah kematian. Fluktuasi reit kematian besar sering terjadi sementara reit kelahiran relatof stabil pada tingkat yang tinggi. Keseimbangan yang lama penduduk suatu negeri pada hakikatnya menunjukkan fase sebelum mulainya transisi demografi dari penduduk negeri yang bersangkutan. Fase ini untuk penduduk dunia secara keseluruhan berjalan berabad-abad. Sampai tahun 10.000 B.C, penduduk dunia diperkirakan hanya sekitar 5 Juta saja, sedangkan pada tahun AD1 baru mencapai kurang lebih 250  juta. Dewasa ini hamper tidak ada negeri yang berada pada keseimbangan lama, namun masih ada masyarakat-masyarakat yang tergolong mempunyai reit kematian relatif tinggi seperti negara-negara tertentu di Afrika Barat dan Tengah.

Keseimbangn baru berarti keadaan dimana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang rendah. Perserikatan Bangsa – bangsa mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe kelahiran tinggi/sedang menurun, kelahiran tinggi – kematian cukup tinggi/ sedang menurun, kelahiran tinggi – kematian rendah, kelahiran sedang menurun – kemaia rendah, dan kelahiran rendah – kematian rendah. Dalam hal itu, Borrie membedakan penduduk kedalam tiga tipe, yakni ; masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas atau mortalitas secara efesien, masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas akan tetapi sedang mengalami penurunan reit kematian, dan masyarakat yang mengontrol fertilitas dengan cara yang sangat efesien dan mempunyai  harapan hidup rata-rata yang panjang. Proses menuju keseimbangan baru setekah terganggunya keseimbangan lama dalam arti turunnya reit kematian adalah mulai turunnya reit kelahiran juga tentang "teori transisi Demografi dan aliran-aliran pemikiran" reit kelahiran dan kematian kasar apad keseimbangan lama berkisar pada 45 per seribu penduduk. Dewasa ini suatu reit kematian kasar diatas dari 30 perseribu telah diapandang sangat tinggi.

Angka-angka Perkembangan Penduduk Dunia pada Berbagai Periode.

Bagi hampir keseluruhan periode adanya manusia dibumi, reit perkembangan penduduk tahunan Dunia hampir-hampir mendekati nol. Sejak munculnya manusia hingga permulaan sejarah, reit perkembangan penduduk tahunan dunia mungkin hanya sekitar 0,002 persen pertahun atau 20 per juta pertahun, suatu reit perkembangan yang memerlukan waktu sekitar 35.000 tahun agar penduduk dunia pada masa itu menjadi lipat dua.

 

Perkembangan Penduduk Jawa Abad Ke-29

Di Indonesia, sekalipun untuk Jawa, Informasi atau demografi abad ke-19 yang tersedi sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan.pada table 10 disebutkan bahwa angka jumlah penduduk Jawa hasil perkiraan atau perhitungan resmi untuk tahun-tahun tertentu antara tahun 1795 – 1900, dan reit perkembangan tahunan untuk berbagai periode dalam masa itu.

Alasan – alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat dijawa berkisar pada ;

1.      Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi

2.      Meluasnya pelayanan kesehatan, kongkritnya adalah introduksi Vaksinasi cacar

3.      Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.

Perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh system pemerintah colonial belanda terhadap berbabagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan seperti  ekspansi statis dan Kemiskinan berbagi patut pula disebut dalam rangka bmemahami perkembangan penduduk di Jawa.

 

Penduduk Indonesia di Abad Ke- 20

Pada Zaman sebelum Indonesia merdeka pengumpulan data jumlah penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kali pada  tahun 1920  yang dikenal sebagai sensus penduduk 1920.jumlah penduduk In donesia pada waktu itu diperkirakan sebanyak 49,3 juta, dan jawa 35,0 juta. Reit perkembangan penduduk tahunan jawa antara 1905 -1920 mungkin lebih tinggi dari 1,0 %, dan antara 1920-1930 mungkin sekitar 1,75% . setelah itu berlangsung sudah lima kali pengumpulan data penduduk melalui sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia Meredeka pada tahun 1930, dan empat kali setelah Indonesia meredeka masing-masing pada tahun 1961, 1971, 1980 dan 1990. Data jumlah pensduduk dari berbagai sumber ini cukup dipercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini