Teori Kritis Karl Marx?
Teori kritis adalah hasil dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Teoritisi kritis tidak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain. Aliran kritis mencoba meralat ketidakseimbangan dengan memusatkan perhatiannya pada bidang kultural (Fuery, 2000, Schoyer, 1973:33). Selain menyerang teori Marxian, aliran kritis mengkritik masyarakat seperti bekas Uni Soviet yang pura-pura dibangun berdasarkan teori Marxian (Marcuse, 1958).
Kritik terhadap sosiologi. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini, dan sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat modern. Seperti dikatakan Zoltan Tar, sosiologi menjadi bagian integral masyarakat yang ada ketimbang menjadi alat untuk mengkritiknya dan menjadi ragi untuk pembaruan.
Kritik terhadap masyarakat modern. Aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural karena kultural dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Dan karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat. Teori Weberian, seperti tercermin pada perhatian mereka kepada rasionalitas sebagai perkembangan dominan dalam dunia modern. Meski kehidupan modern kelihatan rasional, aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan (Crook, 1995).
Kritik terhadap kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokatisasikan (jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Aliran kritis tertarik terhadap apa yang disebut "industri pengetahuan", yang mengacu kepada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan (lembaga, universitas) yang menjadi struktur otonom di dalam masyarakat.
Kritik terhadap teori kritis. Pertama, teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya. Kedua, aliran kritis umumnya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritisi krtitik cenderung beragumen bahwa kelas pekerja telah hilang sebagaimana kekuatan revolusioner.
Hebermas paling tertarik pada tindakan komunikatif, dimana : tindakan agen-agen yang terlibat dikoordinasikan bukanmelalui perhitungan egosentris untuk mencapai keberhasilan, tetapimelalui tindakan untuk mencapai pemahaman. Dalam tindakan komunikatif, pastisipan terutama tidak berorientasi pada keberhasilan mereka sendiri, mereka mengejar tujuan individual mereka di bawah kondisi dimana bisa mengharmoniskan rencana tindakan mereka berdasarkan definisi situasi bersama.
Titik kunci perpisahan Hebermas dariMarx adalah penegasan bahwa tindakan komunikatiflah, bukan tindakan rasional purposif (bekerja), yang merupakan fenomena kemanusiaan paling khusus dan paling pervasif. Tindakan komunikatif (bukan bekerja) adalah landasan segala kehidupan sosiokultural dan landasan seluruh ilmu pengetahuan manusia. Marx tak hanya sekedar memusatkan perhatian pada kerja tetapi menempatkan kerja yang merdeka dan kreatif sebagai basis analisis kritiskerja itu dalam berbagai epos sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar