TEORI KRITIS KARL MARX
Nama : M. Aidilah Putra
NIM : 1112051000137
Kelas : KPI 1 E
Tugas ; 4
Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan social dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat lebih akurat.
A. Kritik terhadap Teori Marxian
Teori kritis ini merasa terganggu oleh pemikir Marxis penganut Determanisme ekonomi yang mekanistis. Beberapa orang di antaranya mengkritik determanisme yang tersirat di bagian tertentu pada neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marxs terlalu mekanistis. Seperti akan kita lihat, aliran kritis mencoba meralat ketakseimbangan ini dengan memusatkan perhatiaan pada bidang cultural. Selain menyerang teori Marxian lain, aliran kritis mengkritik masyarakat seperti bekas Uni Soviet yang pura pura di bangun berdasarkan teori Marxian.
B. Kritik Terhadap Positivisme
Kritik terhadap Positivismesekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme menerima sebagian atau seluruh teori positivism tentang pengetahuan. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat di terapkan pada seluruh bidang studi. Positivisme mengambil ilmu Fisika sebagai standar kepastian dan ketepatan untuk semua disiplin ilmu. Keyakinan ini selanjutnya menimbulkan pandangan bahwa ilmu tak berada dalam posisi mendukung bentuk tindakan soisial apa pun. Aliran kritis menentang aliran positivism karena berbagai alas an, yaitu : Pertama positivisme cendrung melihat kehidupan social sebagai proses alamiah. Singkatnya positivisme di anggap mengabaikan actor, menurut actor yang ke derajat yang pasif yang di tentukan oleh kekutan alamiah. Karena mereka yakin atas kekhasan sifat actor, teroritis kritistak dapat menerima gagasan bahwa hukum sains dapat di terapkan terhadap tindakan manusia begitu saja.
C. Kritik terhadap Sosiologi
Sosiologi di serang karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang di tindas oleh masyarakat masa kini. Menurut anggota aliran ini, sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan. Menurut anggota aliran ini, sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dalam masyarakat, maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat. Karena mengabaikan individu, sosiologi di anggap tak mampu mengatakan seuatu yang bermakna tentang perubahan politikyang dapat mengarah ke sebuah masyarakatmanusia dan adil.
D. Kritik terhadap Masyarakat Modren
Kebanyakan teori Marxian awal secara tegas tertuju ke bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat cultural mengingat cultural di anggap sebagai realitas masyarakat kapitalis Modren. Pemikiran kritis telah dibentuk tak hanya oleh teori Marxian, tetapi juga oleh yeori Weberian, seperti tercermin pada perhatian mereka kepada rasionalitas sebagai perkembangan domonan dalam dunia modern. Cara berpikir teknoritas berbeda dari cara berpikir nalar, yang dalam pikiran teoritis kritis menjadi tumpuan harapan masyarakat. Teoritisi kritis memandang Nazisme pada umumnya, dank amp konsentrasi Nazi pada khususnya, sebagai contoh rasiolanitas formal yang bertempur mati matiaan dengan nalar yang sehat. Teknologi modern adalah efektif karena walaupun ketika di ciptakan tampaknya netral sebenarnya.ia memperbudak. Teknologi dapat membantu menindas individualitas. Kebebasan batin actor di langgar, di kurangi oleh teknologi modern. Akibatnya adalah apa yang di sebut Marcuse sebagai" masyarakat berdimensi tunggal", di mana individu kehilangan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan secara negative tentang masyarakat. Hubungan yang fatal ini hanya dapat di putuskan dengan revolusiyang menyebabkan teknologi dan teknik tunduk kepada sasaran manusia bebas.
E. Kritik terhadap Kultur
Ada dua hal yang paling di cemaskan oleh pemikir kritismengenai industry kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuaannya. Mereka membayangkannya sebagai sekumpulan paket gagasan yang di produksi secara massal dan di sebarkan ke tengah tengah massa melalui media. Kedua, teoritisi kritisterganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industry kultur tehadap masyarakat. Aliran kritis juga tertarik dan kritis terhadap apa yang di sebut sebagai industry pengetahuan, yang mengacu kepada entitas entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan. Analisis kritis Marx terhadap kapitalisme membuatnya berharap pada massa depan, tetapi banyak teoritis kritis malah masuk pada pandangan putus asa dan tanpa harapan. Sebagian besar teori kritik adalah sejalan dengan analisis kritik. Dan karena alasan ini mereka merasa bahwa teori kritik tak banyakmemberi sumbangan pada teori sosiologi.
Kontribusi besar dari aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian kea rah subjektif. Kontribusi subjektif dari aliran kritis adalah pada tingkat individual dan kutural. Salah satu factor yang memotivasi pergeseran ini adalah bahwa minat aliran kritis mencakup aspek aspek lain dari realitas social, terutama kultur. Salah satu perhatian aliran kritik pada tingkat cultural adalah apa yang di sebut Habermas sebagai legitimasi. Ini dapat di definisikan sebagai system yang di hasilkan oleh system politik, dan secara teoritis , oleh system lainnya, untuk mendukung eksistensi system.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar