TEORI EMILE DURKHEIM
Sebelum kita masuk dalam 2 karya emile durkheim ini ada baiknya kita mengetahui bagaimana mulanya teori-teori tersebut muncul.Karya-karya Durkheim menjadi kekuatan dominan dalam perkembangan sosiologi secara umum dan teori-teori sosiologinya. Karya-karya Durkheim dipengaruhi oleh kekacauan dan faktor lainnya seperti pristiwa pemogokan industri, kehancuran kelas berkuasa, perselisihan antara gereja dan negara serta lahirnya politik anti-semitisme (sikap permusuhan seperti penganiyayaan agama, kelompok ras, dari kebencian antar individu sampai lembaga ) yang terjadi di Prancis pada masa Durkheim. Apalagi Durkheim membenci kekacauan sosial dan mengkhawatirkannya.
The Rules Of Sociological Method Tahun 1895, Membahas tentang studi sistematis masyarakat. dalam buku ini Durkheim mengatakan bahwa sosiologi harus membedakan antara "normal" dan "patologis" (dalam keaadaan sakit atau abnormal) dalam masyarakat.Durkheim juga mengatakan sesuatu yang terlihat abnormal tidak selalu terlihat abnormal jika dilihat dari sisi khusus / kacamata sosiologi. Mungkin saja prilaku yang dianggap paling menyimpang dari pelaku individu masih di anggap normal dalam sudut pandang yang lebih luas.di dalam buku ini bisa di blang membahas tentang apa itu fakta sosial, aturan untuk observasi fakta sosial, dan perbedaan dari normal dan patologis seperti yang telah di bahas di atas. ia juga mengatakan bahwa tugas utama sosiologi adalah mengkaji apa yang disebut fakta sosial.dari fakta sosial itu sendiri Durkheim membedakan menjadi dua, fakta sosial material dan non material. dan fokus utamanya adalah fakta sosial nonmaterial. Durkheim mengatakan fakta sosial non-material (seperti nilai atau norma) memiliki batasan tertentu karena ada dalam pikiran individu. menurut durkheim fakta sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat berlaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal / dari luar (Durkheim,1895/1982:13 ) . dalam buku ini Durkheim mengkaji fakta sosial non-material dalam Moralitas, Kesadaran kolektif, Representasi kolektektif, dan arus sosial.
Drukheim menganggap bahwa moralitas adalah fakta sosial , moralitas bisa dipelajari secara empiris. maksudnya, moralitas bukan sesuatu yang dipikirkan secara filosofis melainkan sebagai fenomena empiris karena moralitas sangat erat hubungannya dengan struktur sosial. menurut durkheim sendiri moralitas memiliki tiga komponen. moralitas melibatkan disiplin, moralitas mengkhendaki ketertarikan dengan masyarakat , moralitas melibatkan otonomi (konsep tentang individu yang bertanggung jawab atas tindakan mereka) . sedangkan kesadaran kolektif maksudnya adalah mengarah pada struktur umum, norma dan kepercayaan bersama, itu alasannya kenapa ada konsep yang tetap dan terbuka seperti pernyataannya masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang kuat daripada masyarakat moderen. adapun yang dicontohkan oleh Durkheim tentang fakta sosial adalah "luapan semangat, amarah dan rasa kasihan" yang terbentuk dalam kumpulan publik (Durkheim,1895/1982; 52 -53 )
Suicide, Tahun 1897. Dalam buku ini Durkheim tidak meneliti mengapa individu A atau B melakukan bunuh diri . tetapi ia lebih fokus terhadap penyebab angka bunuh diri di antara beberapa kelompok dan kategori yang berlainan itu sebabnya pada saat Durkheim usaha langsung untuk mencegah bunuh diri usahanya sia-sia karena penyebab riilnya justru ada dalam masyarakat. pendapat dasarnya adalah fakta sosial itulah yang menyebabkan adanya perbedaan jumlah bunuh diri. seperti contohnya ia menemukan lebih banyak yang bunuh diri orang yang sendiri daripada menikah, lebih banyak yang bunuh diri tanpa anak dari orang yang punya anak dan lain sebagainya. Durkheim adalah orang pertama yang memiliki pendapat bahwa penyebab bunug niri ditemukan dalam faktor sosial dan bukan dari kepribadian individu itu sendiri. Selain itu, Durkheim menguraikan jenis-jenis bunuh diri yaitu Bunuh diri anomik, bunuh diri altruistis, bunuh diri egoistis dan bunuh diri fatalistis.
Kesimpulannya dari 4 jenis tipe itu di dalam masyarakat moderan ada 2 bentuk besar bunuh diri yaitu ketidak puasan akan harapan (anomik) dan peningkatan pelepasan antara yang lainnya (seperti egoistis). selain itu umumnya bunuh diri memiliki sedikit / beberapa hubungan antara aturan dan masyarakat.
The Rules Of Sociological Method Tahun 1895, Membahas tentang studi sistematis masyarakat. dalam buku ini Durkheim mengatakan bahwa sosiologi harus membedakan antara "normal" dan "patologis" (dalam keaadaan sakit atau abnormal) dalam masyarakat.Durkheim juga mengatakan sesuatu yang terlihat abnormal tidak selalu terlihat abnormal jika dilihat dari sisi khusus / kacamata sosiologi. Mungkin saja prilaku yang dianggap paling menyimpang dari pelaku individu masih di anggap normal dalam sudut pandang yang lebih luas.di dalam buku ini bisa di blang membahas tentang apa itu fakta sosial, aturan untuk observasi fakta sosial, dan perbedaan dari normal dan patologis seperti yang telah di bahas di atas. ia juga mengatakan bahwa tugas utama sosiologi adalah mengkaji apa yang disebut fakta sosial.dari fakta sosial itu sendiri Durkheim membedakan menjadi dua, fakta sosial material dan non material. dan fokus utamanya adalah fakta sosial nonmaterial. Durkheim mengatakan fakta sosial non-material (seperti nilai atau norma) memiliki batasan tertentu karena ada dalam pikiran individu. menurut durkheim fakta sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat berlaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal / dari luar (Durkheim,1895/1982:13 ) . dalam buku ini Durkheim mengkaji fakta sosial non-material dalam Moralitas, Kesadaran kolektif, Representasi kolektektif, dan arus sosial.
Drukheim menganggap bahwa moralitas adalah fakta sosial , moralitas bisa dipelajari secara empiris. maksudnya, moralitas bukan sesuatu yang dipikirkan secara filosofis melainkan sebagai fenomena empiris karena moralitas sangat erat hubungannya dengan struktur sosial. menurut durkheim sendiri moralitas memiliki tiga komponen. moralitas melibatkan disiplin, moralitas mengkhendaki ketertarikan dengan masyarakat , moralitas melibatkan otonomi (konsep tentang individu yang bertanggung jawab atas tindakan mereka) . sedangkan kesadaran kolektif maksudnya adalah mengarah pada struktur umum, norma dan kepercayaan bersama, itu alasannya kenapa ada konsep yang tetap dan terbuka seperti pernyataannya masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang kuat daripada masyarakat moderen. adapun yang dicontohkan oleh Durkheim tentang fakta sosial adalah "luapan semangat, amarah dan rasa kasihan" yang terbentuk dalam kumpulan publik (Durkheim,1895/1982; 52 -53 )
Suicide, Tahun 1897. Dalam buku ini Durkheim tidak meneliti mengapa individu A atau B melakukan bunuh diri . tetapi ia lebih fokus terhadap penyebab angka bunuh diri di antara beberapa kelompok dan kategori yang berlainan itu sebabnya pada saat Durkheim usaha langsung untuk mencegah bunuh diri usahanya sia-sia karena penyebab riilnya justru ada dalam masyarakat. pendapat dasarnya adalah fakta sosial itulah yang menyebabkan adanya perbedaan jumlah bunuh diri. seperti contohnya ia menemukan lebih banyak yang bunuh diri orang yang sendiri daripada menikah, lebih banyak yang bunuh diri tanpa anak dari orang yang punya anak dan lain sebagainya. Durkheim adalah orang pertama yang memiliki pendapat bahwa penyebab bunug niri ditemukan dalam faktor sosial dan bukan dari kepribadian individu itu sendiri. Selain itu, Durkheim menguraikan jenis-jenis bunuh diri yaitu Bunuh diri anomik, bunuh diri altruistis, bunuh diri egoistis dan bunuh diri fatalistis.
- Bunuh diri anomik, angka bunuh diri ini bisa meningkat dilihat dari gangguan penyebab itu, apakah positif (kenaikan ekonomi) atau negatif (penurunan ekonomi) . terjadiketika adanya gangguan karena melemahnya kontrol terhadap nafsu mereka.
- Bunuh diri Altruistis, tingginya bunuh diri ini ditentukan oleh depresi yang menyedihkan dan bunuh diri ini disebabkan oleh integrasi sosial sangat kuat. ketika integrasi mengendur, orang akan melakukan bunuh diri karena tidak ada lagi kebaikan untuk meneruskannya. dan jika integrasi menguat, mereka melakukan bunuh diri justru demi kebaikan yang lebih besar.
- Bunuh diri Egoistis, Terjadi jika seseorang merasa dilepaskan dari masyarakat. tingkat angka bunuh diri ini ditemukan dalam kelompok yang kurang berinteraksi dengan baik pada lingkungan yang luas.
- Bunuh diri Fatalistis, Bunuh diri ini dilakukan apabila ada sesuatu yang terllau mengatur contohnya seperti orang yang hidup di penjara, mereka lebih memilih bunuh diri ketimbang hidup di dalam penjara yang penuh aturan dan belum lagi lecehan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar