Senin, 16 September 2013

dhiyaurrahmanKPI1C_tugas2sosiologi_emiledurkheim

EMILE DURKHEIM
Lahir pada tshun 1858 di epinal dari sebuah keluarga yahudi yang beraal dari Alsace, emile Durkheim sebenarnya di utus untuk seperti ayahnya dn kakeknya. Kemudian Durkheim di kirim ke sekolah rabbi dn mempelajari bahasa yahudi. Pada tahun 1879 dia memasuki semacam sekolah tinggi atas yang kemudin menjadi sebuah intelektual yang sangat dinamis. Sebagai filsuf yang temperamental Durkheim tidak terlalu lama kemudian mengorientasika diri pada permasalahan moral dan ingin member sebuah dasar ilmiah yang mula-mula dicarinya dalam pikologi dan kemudian dalam sosiologi. Ketik bekerja sebagai guru di Bordeaux pada tahun 1887 ia mempersiapkan tesisnya berjudul de la division du travail social (pembagian kerja sosial) yang di publikasikan pada tahun 1893. Pada tahun 1906 ia masuk ke Sorbonne dan meninggal tahun 1917.
Sebagai pembaca tekun karya Montesquieu, Saint-Simon dan Comte, Durkheim mengambil kembali ambilsi merekauntuk membangun sebuah ilmu pengetahuan tentang masyarakat manusia yang otonom yaitu sosiologi.
Ilmu pengetahuan tentang masyarakat manusia bagi Durkheim etnografi, geografi, sejarah atau demografi hanyalah aspek-asek khusus dari sebuah ilmu pengetahuan sosial yang hanya di persatukan. Durkheim membagi sosiologi menjadi tig tingkat yaitu:
1.       Morfologi manusia : di satu sisi merupakan studi tentang dasar-dasar geografi kependudukan di kaitkan dengan organisasi sosalm namun di sisi lain merupakan studi tentang kependudukan, volume, kepadatan dan pengaruh tanah.
2.       Fisiologi sosial : ini merupakanmanifestasi kehidupan sosial, dan sosiologi religious sosiologi moral (keluarga dan pendidikan), sosiologi yuridis, sosiologi ekonomi, sosiologi seni dsb. Berasal dari sini. Mereka sepenuhnya merupakan bidang sosial.
3.       Sosiologi umum : inilah tujuan filosofis ilmu ini, yang merupakan sintetis besar sejarah masyarakat manusia.
 
Le Suicide (bunuh diri) (1897)
Di sini ia menjelaskan pengaruh integrasi sosial terhadap kecenderungan individu untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Ia menggunakan berbagai variasi situasi sosial untuk melakukan perbandingan. Durkheim berpegang pada metode variasi yang terjadi pada waktu yang sama dengan membangun rangkaian-rangkaian mulai dari peristiwa yang harus terseleksi. Ia memisahkan sejuumlah variable beruapa umur, seks, situasi sipil, keanggotaannya pada suatu agama dan tingkatan pendidikan yang dibandingkannya dengan angka kematian.
Dengan alat verifikasi hipotesis yang sangat efektif ini pertama-tama ia akan menguji keahihan penjelasan bunuh diri yang paling umum yakni penyakit mental, ras keturunan, factor kosmis da iklim, serta peniruan. Selanjutnya ia menunjukan ahwa jika terdapat faktor-faktor individual yang bisa mempermudah jalan ke arah bunuh diri., maka tidak ada satu punpenjelasan yang tidak terbukti oleh salah satu keteraturan statistik. Sejak saat itu ia membuat hipotesis bahwa lingkungan sosial seseorang yang menetukanorang dalam melakukan bunuh diri. Ia meneliti konteks religious, keluarga, politik dan ekonomi. Dan ia membandingkan lingkup perkotaan dengn pedesaan, daerah, Negara dan zaman.
Yang muncul dari analisis ini Durkheim menyatakan bahwa lebih banyak orang bunuh diri di kota di bandigkan di desa, dan lebih banyak yang terjadi pada mereka yang berstatus single dibandingkn dengan mereka yang sudah menikahm namun lebih banyak menimpa orang yang sudah menikah tetpi tidak memiliki anak di bandingkan menikah tetapi memiliki anak, dan lebih banyak menimpa orang yang tidak menganut agama dibandigkan orang yang bergabung pada komunitas agama.
·         Bunuh diri egois
Adalah ketika melemahnya individu lalu individu tersebut kehilangan tempat bernaung dan mundur kea rah dirinya sendiri yaitu kepada egonya. Dari sinilah asalnya istilah itu.
·         Bunuh diri altruistis
Jika integrasi sosial terlalu kuat maka bisa menghasilkan bunuh diri altruistis.
·         Bunuh diri anomik
Disebabkan oleh hilangnya aturan matrimonial dimana perkawinan yang megatur hubungan cinta dan perceraian yang terjadi dimana-manamenjadi suatu inndikator adanya anomie dalam perkawinan.
 
Peraturan metode sosiologi
Ada lima aturn fundamental dalam metode Durkheim, yaitu:
1.       Mendefinisikan objek yang dikaji secara objektif.
Sasarannya adalah sebuah peristiwa sosial yang bisa di amati di luar kesadaran individu. Definisi tidak bleh mengandung prasangka terlepas dari apapun yang di kira-kira akan menjadi kesimpulan studi.
 
2.       Memilih satu atau benerapa criteria yang objektif
Dengan demikin dalam buku pertamanya (de la division du travail social tau pembagian kerja secara sosial) Durkheim mempelajari berbagai bentuk solidaritas sosial yang berbeda-beda dari sudut hukum.
3.       Menjelaskan kenormalan patologi
Ada beberapa situasi yang bersifat kebetulan dan sementara yang bsa mengacaukan keteratutan peristiwa. Jadi kita harus bisa membedakan situasi-situasi normal yang menjadi dasar kesimpulan-kesimpulan teoritis.
4.       Menjelaskan masalah sosial secara "sosial"
Sebuah peristiwa sosial tidak hanya bisa di jelaskan lewat keinginan individu yang sadar, nmun jua melalui peristiwa atau tindakan sosial sebelumnya. Setiap tindakan kolektif mempunyai satu signifikansi delam sebuah system interaksi dan sejarah. Inilah yang di sebut metode fungsionalis.
5.       Mempergunakan metode kompratif secara sistematis
Hanya komprativisme terhadap ruang dan waktu yang memungkinkan hal ini berakhir dengan suatu demontrasi sosiologis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini