Senin, 15 April 2013

METODOLOGI STUDI MEDIA DAN SISTEM SOSIAL_A. SAIFUL MU'MININ_Tugas5

METODOLOGI  STUDI  MEDIA  DAN  SISTEM  SOSIAL
A.  SAIFUL MU'MININ (109051000166)
PERTEMUAN KE 5
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
A.    PENDAHULUAN
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. 

Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan
Media Komunitas sebagai media komunikasi massa mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial.
Dalam proses komunikasi pembangunan, sistem sosial merupakan target atau sasaran dari perubahan yang akan diciptakan. Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebuah sistem sosial terdiri dari subsitem-subsistem sosial yang dalam konteks tertentu dapat pula menjadi sistem tersendiri (sitem sosial tersendiri). Ditinjau dari luas lingkupnya, sistem sosial dapat berupa sistem yang sangat besar, misalnya sebuah bangsa, sebuah komunitas budaya, komunitas sosial, dan masyarakat. Namun demikian, sistem sosial dapat pula berupa kumpulan unit manusia dalam skala kecil, misalnya organisasi dan kelompok.
B.     METODE STUDI
Metode yang penulis gunakan pada penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.Yakni penulis melakukan pencarian terhadap bahan bacaan relevan yang sesuai dengan judul materi tersebut dan menggunakan sebagian data dari buku, Jensen, Klaus Bruhn, " News as Social Resources," Dalam European Journal of Communication 3. 3  : 275-301, 1988  
Rogers, E.M. dam F.F. Shoemaker, 1987, Communication of Innovations: A Cross Cultural Approach, The Frre Press, New York.
Adi, Tri Nugroho. IDENTITAS KULTURAL DAN TELEVISI LOKAL (Studi Tentang Konstruksi dan Representasi Identitas Kultural dalam Tayangan Banyumas TV). Thesis Magister Pascasrjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2008. Tidak diterbitkan.
C.    ANALISIS
 Metologi adalah suatu cara yang sistematis untuk memecahkan masalah, dimana metodologi dalam bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata metodos yang berarti cara dan logos yang berarti ilmu. Sedangakan media merupakan akses di mana segala informasi sehingga khalayak dapat secara mudah mengakses informasi yang sesuai dan dibutuhkan. Sedangkata sistem sosial adalah suatu cara yang di buat di masyarakat sehingga dapat berfungsi secara baik di masyarakat tertentu dengan sistem yang telah dibuat.
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little John (1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
Melalui fungsi surveillence, media massa memberikan informasi kepada masyarakat. Segala peristiwa dan kejadian, di mana saja di sekitar kita baik dekat maupun jauh hampir tidak pernah luput dari pemberitaan media massa. Contoh: pada waktu meletusnya Perang Teluk, masyarakat di seluruh dunia dapat mengikuti perkembangan dari detik ke detik selama 24 jam melalui media massa.
Fungsi surveillance sendiri bagi individu dapat berfungsi sebagai :
-Peringatan (warning)
-Menambah pretise
-Instrumental
-Pemberi status bagi masyarakat
-Peringatan (awaning)
-Membuat masyarakat menjadi etis
Mengkaji khalayak media dengan menggunakan analisis resepsi hingga saat ini masih belum banyak dilakukan. Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian resepsi di masa depan adalah perlunya memadukan antara metode penggalian data khalayak dengan menggunakan wawancara mendalam dan FGD sekaligus. Tidak begitu disarankan untuk hanya menekankan pendekatan wawancara mendalam individual karena sifat dari kajian resepsi tidak lain adalah melihat bagaimana wacana yang timbul sebagai bagian dari sebuah pertemuan antara berbagai individu yang berbeda karakterisktik ketika secara bersama-sama diminta untuk memberi respon terhadap stimulan pesan media tertentu. Untuk itu FGD diibaratkan sebuah laboratorium mini gambaran masyarakat yang beragam ketika mengkonstruksi makna dari wacana media yang berkembang.
Daftar pustaka
Jensen, Klaus Bruhn, " News as Social Resources," Dalam European Journal of Communication 3. 3  : 275-301, 1988
Rogers, E.M. dam F.F. Shoemaker, 1987, Communication of Innovations: A Cross Cultural Approach, The Frre Press, New York.
Adi, Tri Nugroho. IDENTITAS KULTURAL DAN TELEVISI LOKAL (Studi Tentang Konstruksi dan Representasi Identitas Kultural dalam Tayangan Banyumas TV). Thesis Magister Pascasrjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2008. Tidak diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini