METODOLOGI STUDI MEDIA DAN SISTEM SOSIAL
A. PENDAHULUAN
Metodologi berasal dari bahasa Yunani "metodos" dan ""logos, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos" yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. logos artinya ilmu. Jadi, metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.[1]
Studi diartikan sebagai "kegiatan belajar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban atau penjelasan atas pertanyaan tentang obyek yang dipelajari, dengan cara mengamati obyek dan faktor-faktor lain yang berkaitan, menganalisa hasil pengamatan, dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisa tersebut". Yang dimasud dengan obyek dalam hal ini bisa berupa benda hidup, benda mati nyata, benda mati abstrak (mislanya informasi, ilmu pengetahuan), fenomena alam, maupun fenomena sosial. Jadi, cara untuk mendapatkan jawaban bukanlah dengan bertanya pada orang lain : "Apa jawabannya?", melainkan dengan cara mengamati, menganalisa, dan menarik kesimpulan.[2] Media dalam komunikasi berasal dari kata "mediasi" karena mereka hadir di antara pemirsa dan lingkungan. Istilah ini sering digunakan untuk menyebutkan media massa. [3]
Istilah "sistem" berasal dari bahasa Yunani "Systema" yang mempunyai pengertian :
a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.
a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.
Jadi, dengan kata lain istilah "systema" itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. Sedangkan pengertian "sistem sosial", menurut Jabal Tarik Ibrahim dalam bukunya Sosiologi Pedesaan, adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai hubungan timbal balik relatif konstan. Jadi, "Sistem sosial" dapat mempengaruhi perilaku manusia, karena di dalam suatu "sistem sosial" tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan perilaku anggota-anggota masyarakat. Dalam setiap "sistem sosial" pada tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari lingkungannya ("sistem sosial" lainnya). Selain itu, di dalam "sistem sosial" ditemukan juga mekanisme-mekanisme yang dipergunakan atau berfungsi mempertahankan "sistem sosial" tersebut.[4]
Dengan demikian, Metodologi Studi Media dan Sistem Sosial dapat diartikan sebagai metodologi dalam sistem solsial yang mengatur sistem sosial dalam masyarakat di Indonesia.
B. METODE STUDI
Dalam penulisan Paper ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari Wikipedia yang membahas tentang media dan sistem sosial.
C. ANALISIS
Apabila kita membaca surta kabar/majalah maka berita yang kita baca merupakan hasil interaksi antara sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial. Semua aktivitas sosial pada hakikatnya merupakan suatu sistem. Hal ini dikarenakan pada umumnya semua kegiatan sosial terdiri dari sejumlah komponen, yang satu sama lain terangkai dalam fungsi-fungsi tertentu dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Reading, sistem sosial merupakan suatu sistem dari elemen-elemen sosial. Mihel berpendapat bahwa suatu sistem sosial pada dasarnya terdiri dari dua orang individu yang melakukan interaksi secara langsung dan tidak langsung dalam suatu situasi kebersamaan. Yang menjadi perhatian khusus dari sosiologi adalah oreientasi para individu yang menjadi unsur sistem tersebut.[5]
Contoh kasus, salah satu produk media massa yang berdampak negatif terhadap kesehatan sosial masyarakat adalah program semacam iklan dan tayangan hiburan. Media banyak menampilkan iklan yang berefek buruk terhadap anak-anak dan remaja. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa iklan rokok bisa menarik perhatian anak-anak dan remaja, sehingga berpotensi menjadikan mereka sebagai konsumen rokok. Begitu juga dengan iklan dan promosi minuman keras dalam acara-acara hiburan. Iklan semacam ini bisa merubah pandangan dan membangkitkan keinginan remaja untuk meminum minuman keras. Padahal betapa banyak riset yang membuktikan, bahwa minuman keras merupakan biang aksi kekerasan dan kriminalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar