Senin, 15 April 2013

METODOLOGI STUDI MEDIA DAN SISTEM SOSIAL_Farwah Assegaf_Tugas 5

METODOLOGI STUDI MEDIA DAN SISTEM SOSIAL

 

Nama   : Farwah Assegaf (109051000146)

Kelas   : KPI 6 F

 

A. PENDAHULUAN

Kata metodologi berasal dari kata Yunani, methodos yang berarti cara, dan logos yang berarti ilmu, sehingga metodologi dapat diartikan dengan suatu disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturan, kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara singkat metodologi dapat juga diartikan yaitu  sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu, studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metode, cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge), dan Secara praktis, Metodologi = metode = cara = teknik = prosedur.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, studi dapat di arikan sebagai  penelitian ilmiah; kajian; telaahan. Sedangkan media adalah alat (sarana) komunikasi spt koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. [1]Media merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti "Perantara" atau "Pengantar" yaitu perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Dalam ilmu komunikasi, media bisa diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan ala-alat komunikasi. Kalimat media sebenarnya berasal dari bahasa latin yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau pengantar. Jadi, studi media merupakan kajian ilmiah yang mempelajari tentang keseluruhan fungsi dari media.

Sistem sosial ialah suatu proses belajar mengenali, menganalisis dan mempertimbangkan eksistensi dan perilaku organisasi dan institusi sosial kemasyarakatan dalam berbagai ranah kehidupan manusia.[2] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem sosial dapat diartikan sebagai organisasi atau tata tingkah laku yg menyangkut hak dan kewajiban yg ditentukan oleh masyarakat bagi orang yg menduduki posisi tertentu di dalam masyarakat. [3]
Peran manusia di sini lebih dilihat sebagai makhluk sosial dan bagian dari kelompok kepentingan, bukan sebagai individu. Ketika kita mengamati suatu fenomena sosial, maka sebenarnya kita sedang mencerna realitas kehidupan yang membawakan kondisi sistem masyarakat tertentu yang sedang bekerja, berusaha tetap langgeng, dan seringkali berbenturan dengan sistem-sistem lainnya. Sistem ini mencirikan karakteristik sifat, tata nilai, ukuran,

kualitas dan kedudukan relasional di dalam dan antarsistem. Oleh karenanya, fenomena sosial pada hakikatnya adalah proses dialog, transaksi dan negosiasi sejumlah sistem sosial pada konteks waktu dan tempat tertentu.[4]

Dengan demikian, metodologi studi media dan sistem sosial dapat diartikan sebagai ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk mempelajari/memperoleh kebenaran dalam menggunakan media di kehidupan sosial masyarakat.

 

 B. METODE STUDI

Dalam penulisan Paper  ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari buku-buku yang membahas mengenai Media dan Sistem Sosial. Buku yang dipergunakan dalam penulisan karya ini adalah  Buku Kamus Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008), dan mencari beberapa sumber di wikipedia.

 

C. ANALISIS

Media massa memberikan informasi kepada masyarakat. Segala peristiwa dan kejadian, di mana saja di sekitar kita baik dekat maupun jauh hampir tidak pernah luput dari pemberitaan media massa. Contoh: pada waktu meletusnya Perang Teluk, masyarakat di seluruh dunia dapat mengikuti perkembangan dari detik ke detik selama 24 jam melalui media massa

            Sistem adalah seperangkat atau kesatuan objek dalam mana objek satu dengan yg lainnya saling berkaitan, bahkan saling bergantung. Media massa pada suatu Negara mencerminkan sistem sosial yang didalamya diatur hubungan-hubungan antar individu dengan lembaga-lembaga yang ada. Hubungan antra media massa dengan masyarakat adalah resiprok (saling memengaruhi). Negara membuat sebuah sistem media massa, lalu sistem ini akan memodifikasi masyarakat Negara tersebut. Karena setiap Negara itu berbeda, maka setiap sistem media massa di Negara itupun berbeda pula, sehingga pola interaksi antara Negara dengan media massanya terus menerus berubah.

Contoh kasus, misalnya  sering sekali kita melihat bahwasannya suatu orang elit politik tertentu membuat tayangan-tayangan tentang kegiatan sosialnya pada suatu stasiun televisi dalam intensitas yang besar. Elit politik ini berusaha membentuk pandangan masyarakat luas tentang dirinya. Hampir sama dengan hal diatas, terdapat seorang aktor film yang dinilai memanfaatkan ketenarannya guna mendukungnya untuk suatu pencalonan pemilihan gubernur. Dari seringnya ia tampil di film ia telah memiliki citra sendiri yang diberikan oleh masyarakat. Dan citra yang dibuat oleh masyarakat inilah yang dimanfaatkan untuk menarik dukungan atau simpati dari masyarakat. Adanya kenyataan demikian sering pula dimanfaatkan oleh para elit politik untuk memperoleh jumlah suara saat menjelang pemilu.

 

DAFTAR PUSTAKA:

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa, Jakarta: 2008)

 



[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa, Jakarta: 2008)

[3] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa, Jakarta: 2008)

 

[4] http://kulon.undip.ac.id/course/info.php?id=9 ( Dikutip tanggal 14 April 2013).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini