Nama : Lela Muspita Sari
Kelas : KPI 6 G
NIM : 109051000159
METODOLOGI STUDI MEDIA DAN SISTEM SOSIAL
Pendahuluan
Metologi adalah suatu cara yang sistematis untuk memecahkan masalah, dimana metodologi dalam bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata metodos yang berarti cara dan logos yang berarti ilmu. Sedangakan media merupakan akses di mana segala informasi sehingga khalayak dapat secara mudah mengakses informasi yang sesuai dan dibutuhkan. Sedangkata sistem sosial adalah suatu cara yang di buat di masyarakat sehingga dapat berfungsi secara baik di masyarakat tertentu dengan sistem yang telah dibuat.
Analisis
menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4), Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar". Dijabarkan juga oleh Djamarah (1995 : 136), Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran". Gerlach dan Ely (1971), menjelaskan bahwa Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.[2]
Ditinjau secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa yunani, yaitu systema. Artinya sehimpunan dari bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.[3]
Sebuah sistem sosial keudian dapat didefinisikan sebagai suatu pola interaksi sosial yang terdiri koponen-komponen sosial yang teratur dan melembaga. Salah satu karakteristikdari sistem sosial adalah, ia merupakan kumpulan dari beberapa unsure atau komponen yang dapat kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat.[4]
Karakteristik lain dari sistem sosial sebagaimana dikatakan oleh talcott parson adalah cenderung akan selalu mempertahankan ekuilibrium atau keseimbangan. Dengan kata lain, keteraturan merupakan norma dari sistem. Jika dalam sebuah sistem sosial terjadi penyimpangan atau ketidak teraturan dari norma, maka sistem akan berubah dan menyesuaikan diri dan mencoba untuk kembali kekeadaan sebelumnya. Masyarakat desa misalnya, ketika pertama kali mulai mengenal siaran-siaran televisi swasta yang sarat dengan tayangan film-film berat, besar kemungkinan pada awal mulanya akan mengalami kejutan budaya (cultural schock). Norma sosial mengenai kesopanan, misalnya, biasanya akan sedikit goyah terutama dikalangan remajanya sehingga banyak generasi tua yang akan resah. Untuk sementara seiring dengan semakin meningkatnya dengan intensitas siaran televisi swasta kesenjanga (gap) antara antargenerasi tersebut barangkali akan menjadi bertambah semakin lebar.[5]
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Narko .J dan Bagong Suyanto, 2007, SOSIOLOGI: Teks pengantar dan Terpaan, Jakarta : Kencana.
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi (dikutip pada senin, 15 april 2013)
[2] http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html (dikurip pada senin, 15 april 2013)
[3] J. Dwi Narko & Bagong Suyanto, SOSIOLOGI : Teks Pengantar dan Terpaan, (Kencana, Jakarta:2007), Hal 123.
[4] ibid Hal 125.
[5] ibid Hal 126.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar