Teori Sosiologi Menurut Emile Durkheim
Sebelum masuk pada teori Durkheim alangkah baiknya kita mengulas sedikit tentang apa yang menjadi pengaruh terhadap karyanya. Durkheim sangat membenci dan mengkhawatirkan kekacauan sosial. Karyanya dipengaruhi oleh terjadinya kekacauan yang ditimbulkan oleh perubahan sosial maupun faktor lain yang muncul di perancis pada masanya (Karady, 1983). Sebagian besar karyanya ditujukan untuk tatanan sosial. Menurut pandangnnya bahwa kekacauan sosial bukanlah bagian dari dunia modern dan dapat dikurangi dengan reformasi sosial.
1. The Rules Of Sociological Method (1895/1982)
The Rules Of Sociological Method merupakan karya keduanya setelah The Division Of Labour In Society. Di karyanya ini Durkheim mengkaji tentang apa yang disebut sebagaifakta sosial. Ia mengonsepkapkan fakta sosial sebagai kekuatan dan struktur yang ada diluar, namun memilki paksaan terhadap individu.
Dalam karyanya ini Durkheim membedekan jenis fakta sosial yaitu, material dannonmaterial. Meskipun dikaryanya ini membahas keduanya, tapi yang menjadi fokus utamanya adalah fakta sosial nonmaterial (misalnya, kebudayaan, intitusi sosial), daripadafakta sosial material (misalnya birokrasi , hukum).
Jenis-jenis fakta sosial nonmaterial:
a. Moralitas
Durkheim yakin bahwa moralitas adalah fakta sosial, karna moralitas bisa dipelajari secara empiris. Ia berada diluar individu, ia memaksa individu dan bisa dijelaskan dengan fakta-fakta sosial lain. Artinya, moralitas bukanlah sesuatu yang bisa difikirkan secara filosofis, namun sesuatu yang harus dipelajari dengan fenomena empiris.
b. Kesadaran Kolektif
Kesadaran kolektif terdapat dalam kehidupan sebuah masyarakat ketika dia menyebut "keseluruhan" kepercayaan dan sentimen bersama. Kesadaran kolektif baru bisa "terwujud" melalui kesadaran individual. Kesadaran kolektif merujuk pada struktur umum pengertian, norma, dan kepercayaan bersama. Oleh karena itu kesadaran sosial adalah konsep yang sangat terbuka dan tidak tetap.
c. Representasi Kolektif
Representasi kolektif bisa dibilang seperti simbol agama, mitos, dan legenda populer. Semuanya mempresentasikan kepercayaan, norma dan nilai kolektif. Cenderung berhubungan dengan praktik spiritual.
d. Arus Sosial
Arus sosial merupakan fakta sosial yang tidak menghadirkan diri dalam bentuk yang jelas. Durkheim mencontohkan dengan semangat, amarah dan rasa kasihan yang terbentuk dipublik.
e. Pikiran Kelompok
Durkheim menyatakan bahwa pikiran kolektif adalah kumpulan pikiran individual. Pikiran-pikiran individual terus-menerus berinteraksi melalui pengelompokan diri berdasarkan hubungan sosial.
2. Suicide (1897/1951)
Suicide merupakan karya ketiga Durkheim yang fenomenal. Dikaryanya ini ia mengemukakan dengan jelas bahwa yang menjadi penyebab bunuh diri adalah pengaruh dari intergrasi sosial. Teori ini muncul karna Durkheim melihat didalam lingkungannya terdapat orang-orang yang melakukan bunuh diri. Yang kemudian menjadikan Durkheim untuk melakukan penelitian diberbagai dunia tentang hal ini.
Empat alasan orang bunuh diri, diantaranya:
a. Karena alasan agama
Dalam penelitiannya, perbedaan angka bunuh diri antara penganut ajaran katolik dan protestan. Penganut ajaran protestan cenderung lebih besar angka bunuh dirinya dibandingkan dengan ajaran katolik. Hal ini terjadi karena penganut ajaran protestan memperoleh kebebasan yang lebih besar untuk mencari sendiri hakekat ajaran kitab suci, sedangkan ajaran katolik ditentukan oleh pemuka gereja. Integrasi yang rendah inilah yang menyebabkan laju bunuh diri dijaran ini lebih besar ketimbang penganut ajaran katolik.
b. Karena alasan keluarga
Semakin kecil jumlah anggota suatu keluarga, maka akan semakin kecil pula keinginan untuk hidup. Kesatuan keluarga yang lebih besar biasanya akan lebih terintergrasi.
c. Karena alasan politik
Durkheim mengungkapkan perbedaan angka bunuh diri dikalangan militer dan sipil. Dari data yang dikumpulkan bahwa didalam situasi perang, kalangan militer lebih terintegrasi dengan baik dibandingkan dalam keadaan damai. Sebaliknya dengan kalangan sipil.
Jenis-jenis bunuh diri terbagi menjadi empat, diantaranya:
a. Bunuh diri egoistic
Suatu tindak bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa kepentingan dirinya lebih besar dari pada kepentingan umum/sosial. maka orang tersebut akan frustasi dan melakukan bunuh diri.
b. Bunuh diri anomic
Durkheim memperlihatkan bahwa krisis ekonomi membuat orang kehilangan arah. Dalam keadaan yang sangat menyiksa mereka membayangkan penderitaan yang serba kekurangan. Pertumbuhan kemakmuran yang mendadak dalam masyarakat memiliki dampak terhadap peningkatan angka bunuh diri didalam masyarakat.
c. Bunuh diri altruistic
Suatu tindak bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa dirinya sebagai beban dalam masyarakat.
d. Bunuh diri fatalisme
Suatu tindak bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa putus asa, tidak ada lagi semangat untuk melanjutkan hidup dalam dirinya.
Referensi: Teori sosiologi, George Ritzer Douglas J. Goodman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar