Rabu, 16 September 2015

Rizky Arif Santoso_Perubahan Sosial dan Perilaku Kesehatan Masyarakat_Tugas 1

Perubahan Sosial dan Perilaku Kesehatan Masyarakat

 

Perubahan sosial menurut Wilbert Moore ialah perubahan penting dari struktur sosial (pola perilaku dan interaksi sosial) mencakup norma, nilai, dan fenomena kultural.[1] Yang dimaksud perubahan disini ialah perubahan yang dinamis yang selalu mengalami perubahan tiap waktu baik psikologi, interaksi antar sesama, maupun sikap seseorang.

 

Berbicara mengenai ciri ciri perubahan sosial, perubahan sosial memiliki ciri ciri sebagai berikut :

1.      Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, hal ini disebabkan setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.

2.      Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

3.      Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.

4.      Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal-balik yang sangat kuat.

5.      Perubahan sosial yang secara tipologis dapat dikategorikan sebagai proses sosial, segmentasi, perubahan strutural dan perubahan struktur kelompok.

 

Bentuk Bentuk Perubahan Sosial[2] :

1.      Bentuk Perubahan Sosial Lambat dan Cepat

Evolusi merupakan perubahan sosial yang memerlukan waktu yang lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

Perubahan sosial yang cepat dinamakan Revolusi. Revolusi merupakan perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga kemasyarakatan).

 

2.      Bentuk Perubahan Sosial Kecil dan Besar

Perubahan Sosial ini terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan sosial ini yaitu perubahan mode pakaian namun tidak akan membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

Perubahan Sosial yang Besar merupakan perubahan sosial yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat, dimana berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan ikut terpengaruh. Contoh perubahan sosial ini yaitu hubungan kerja, sistem tanah, hubungan keluarga, stratifikasi masyarakat dan lain sebagainya.

 

3.      Bentuk Perubahan Sosial yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki

Perubahan sosial yang dikehendaki merupakan perubahan sosial yang diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Contoh perubahan sosial ini yaitu pada setiap hari minggu warga desa perumnas mengadakan kerja bakti atas usulan dari kepala desa.

Perubahan Sosial yang tidak dikehendaki yang berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat mengakibatkan kerugian sosial. Contoh banyaknya warga desa yang memilih menjadi perampok, karena susahnya mencari pekerjaan serta untuk membiayai keperluan hidup keluarganya sehari-hari.

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi[3].

Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Kondisi lingkungan yang bisa dibilang tidak memenuhi standard kebersihan, sampah yang berserakan, saluran air yang mampat dan kotor dapat memengaruhi pada kesehatan masyarakat. Kesadaran orang akan lingkungan kurang begitu diperhatikan dikarenakan urusan sampah, saluran air yang mampat dan lain sebagainya merupakan urusan pemerintah sehingga kepedulian masyarakat akan kebersihan lingkungan kurang begitu maksimal.

Perilaku masyarakat akan kesehatan juga bisa dibilang kurang baik dikarenakan kesadaran masyarakat betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungannya. Perilaku masyarakat yang kurang peduli akan kebersihan bisa kita lihat langsung dengan perilaku masyarakat yang masih banyak membuang sampah sembarangan baik di jalan maupun di saluran air hingga menyebabkan mampatnya arus air dan rawan akan terjadinya banjir disaat musim penghujan tiba. Selain itu juga perilaku merokok ditempat umum baik di kawasan kampus, sekolah, rumah, tranportasi umum sehingga berdampak pada tercemarnya polusi udara kepada orang yang tidak merokok. Perilaku penebangan hutan secara liar akhir-akhir ini juga merupakan cerminan perilaku masyarakat yang tidak memiliki rasa cinta terhadap alam dan karunia Tuhan, penebangan hutansecara liar akan berdampak pada tercemarnya udara, meningkatnya suhu panas di udara dan bisa terjadi pemanasan global yang berkepanjangan. 

Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan yang masih belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio SDM kesehatan telah meningkat, tetapi masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasinya antar daerah masih tajam. Dengan produksi SDM kesehatan dari institusi pendidikan saat ini, target tersebut sulit untuk dicapai.

Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain :

1.      Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.

2.      Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular, sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan (double burden)

3.      Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.

4.      Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.

5.      Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.

6.      Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.

7.      Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan lingkungan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan merupakan kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan kewilayahan.

8.      Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat tradisional, kosmetik, produk terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem informasi.

Memasuki era reformasi untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar strategis pembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia.

Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan masyarakat dititik beratkan pada :

1.      Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.

2.      Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.

3.      Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku).

4.      Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.

Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di masa datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki status kesehatan yang cukup.

Upaya Tenaga Kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Sebaliknya tenaga kesehatan yang menekankan masalah preventif dan promotif adalah sarjana kesehatan masyarakat yang juga sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistik yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral, mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat. Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.

 

Sumber :

Soerjono Soekanto, 2003. Judul Buku : Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-ciri-dan-bentuk-perubahan.html

http://ilmukesmas.com/upaya-peningkatan-kesehatan-masyarakat

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini