Rabu, 28 November 2012

Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat_AzmyAzis_JNRLB_Laporan

Judul Penelitian : Hubungan IKB Sebagai Strategi Mempererat Kekerabatan
Peneliti :
Nama :Azmy Azis
NIM : 1112051100050
 
I.                   Latar Belakang
 
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
 
Ciri- ciri kelompok sosial :
Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto:
§  Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
§  Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
§  Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
§  Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
§  Bersistem dan berproses.
IKB adalah sebuah organisasi dimana tempat perhimpunan warga keturunan Bima yang berdomisili di Jakarta, khususnya di Jakarta Selatan. Semua anggotanya adalah orang asli dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari didirikannya IKB adalah mempererat tali persaudaraan dan silaturahim antar sesama warga Bima. Walaupun jauh, mereka tetap ingin agar ikatan persaudaraan mereka terus terjalin. Kegiatan rutin yang biasa dilakukan adalah arisan. Dari arisan ini mereka dapat bertemu dan berkomunikasi secara langsung dengan warga-warga keturunan Bima lain. Mereka saling bertukar pikiran, menceritakan pengalaman masing-masing, dan bersenda gurau bersama. Itu semua adalah untuk tercapainnya keakraban, kekeluargaan dan mempererat kekerabatan diantara mereka semua. Cara ini sangat terbilang efektif sekali. Sebelum terciptanya IKB, mereka belum saling mengenal, tetapi setelah di bentuk IKB mereka semua mengenal kerabatnya, lalu tercipta keakraban diantera mereka. Sampai keturunan nya pun dikenalkan dengan organisasi IKB ini, agar IKB tetap terus berdiri sampai keturunan-keturunan selanjutnya.
 
 
 
 
II.                Pertanyaan Pokok Penelitian
 
Pertanyaan Pokok :
1.      Apa latar belakang menjadikan IKB sebagai alat mempererat kekerabatan?
2.      Bagaimana antusias warga keturunan Bima yg berdomisili di Jakarta Selatan terhadap kegiatan ini?
Pertanyaan Tambahan :
1.      Sejak kapan kegiatan ini diadakan?
2.      Apakah ada tujuan lain dari diadakannya kegiatan ini?
3.      Apakah seluruh orang Bima di Jakarta Selatan  ikut bergabung dengan IKB? Bagaimana peran para panitia apabila ada warga yang tidak ikut berpartisipasi?
4.      Berapa presentase anggota yang ikut dalam kegiatan ini?
5.      Kapan saja diadakan pertemuannya?
6.      Event apa saja yang pernah & yang akan dilaksanakan dlm organisasi ini?
7.      Apakah ada kegiatan lain selain organisasi IKB, yang dijadikan sebagai alat untuk silaturahim?
 
III.             Metode Penelitian
 
Metode yang digunakan : Kualitatif. Yaitu metode sosiologi yang prosesnya mengambil data secara langsung, dimana peneliti sebagai instrument. Metode ini dilakukan dengan dasar mencari data-data yang kuat lalu dilakukan wawancara terhadap narasumber.
Wawancara ini dilakukan pada :
Lokasi : Rumah Bapak Yusuf anggota IKB
Waktu : Pukul 19.00 WIB
 
 
IV.              Gambaran Subjek dan Objek Penelitian
 
Bapak Drs. H. M. Yusuf Abu Bakar MM (Bima, 11 April 1946)  adalah seorang anggota IKB yang bertempat tinggal di Pondok Pinang. Beliau adalah seorang sarjana lulusan IAIN Jakarta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada tahun 1976 dan meneruskan pendidikan S2 nya di Universitas Tama Jagakarsa dan lulus pada tahun 2006. Beliau ikut tergabung dalam menjadi anggota IKB karena beliau adalah orang asli keturunan Bima. Awalnya beliau ikut berpartisipasi, karena di latar belakangi oleh rasa ingin bersilaturahmi yang sangat besar dan tidak ingin persaudaraan mereka putus karena tinggal di tempat yang berbeda.
Saya tertarik meneliti ini karena kelompok ini tergolong minoritas dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi pada anggotanya. Awal berdirinya kelompok ini karena rasa persaudaraan yang sangat besar dari para warga keturunan Bima. Lalu, mereka mengadakan pertemuan rutin yang saat itu dihadiri tidak lebih dari 10 orang anggota. Lama kelamaan anggotanya pun makin banyak dan saat itu mereka sepakat untuk mengadakan arisan keluarga Bima, salah satu kegiatan dari IKB. Walapun masih dalam lingkup Jakarta Selatan tetapi sekarang anggota nya cukup banyak dan kegiatan itu sampai sekarang masih berjalan dengan baik dan terorganisir.
 
 
V.                 Analisis
 
Jakarta, adalah tempat yang menjadi tujuan para penduduk Indonesia untuk berurbanisasi. Banyak para pendataang dari berbagai daerah yang memilih Jakarta sebagai tempat tinggal baru mereka. Dengan demikian, mereka meninggalkan daerah asalnya dan berpencar di Jakarta dan tentunya sulit untuk berkomunikasi maupun bertemu. Dari sinilah awal latar belakang didirikannya IKB. Karena tinggal di tempat yang berjauhan, mereka ingin tetap menjalin komunikasi dan silaturahim. Dengan media IKB inilah mereka dapat bertemu langsung, bersilaturahim dan saling mengenal satu sama lain dan menyebut diri mereka sebagai keluarga.
 
Antusiasme para warganya pun sangat besar. Mereka menyadari akan pentingnya hal ini. Hampir semua warga keturunan Bima ini ikut serta dalam IKB dan mayoritas masih mempunyai ikatan darah. Dikataakan oleh narasumber bahwa saat mencetuskan ingin mendirikan IKB, mereka bersemangat sekali karena mereka berfikir ini adalah strategi ampuh untuk menekankan silaturahim.  Hampir semuanya ikut berpartisipasi.
 
IKB berdiri sudah cukup lama. Sejak tahun 1982, IKB sudah terbentuk. Artinya, sudah 30 tahun IKB ini berdiri. Anggota-anggota nya baru dalam lingkup Jakarta Selatan seperti daerah Ciputat, Kebayoran Lama, Pondok Pinang, Bintaro. IKB juga disebut paguyuban. Kegiatan intinya adalah arisan. Arisan adalah kegitan yang memang sudah ada sejak IKB pertama kali didirikan.
 
Tujuan lain diadakan arisan selain ingin bersilaturahim adalah untuk menghimpun modal, saling tolong-menolong dan bantu-membantu. Dikatakan demikian karena, setiap pertemuannya diadakan uang kas. Dari uang kas itu apabila ada salah satu anggota ataupu keluarganya ada yang terkena musibah, bisa menggunakan uang kas itu untuk membantu. Selain membantu dalam bentuk bantuan materil, mereka juga saling memberi dukungan, semangat dan masukan-masukan positif agar tidak patah semangat atas musibah yang dialaminya.
 
Hampir seluruh warga keturunan Bima yang berada di Jakarta selatan ikut berpartisipasi. Tidak ada yang kontra dengan kegiatan ini. Sekaalipun ada yang tidak ikut berpaartisipasi bukaan karena ia kontra, tetapi belum bisa mengatur waktu nya. Mereka masih di sibukan dengan pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan merekka lainnyaa. Tetapi hingga saat ini hampir semua ikut tergabung. Dari orang tua hingga ke anak cucu mereka.
 
Sampai saat ini presentase anggota nya adalah sekitar 80%. Cukup banyak anggotanya. Karena hampir semua ikut berpartisipasi. Dan ini pun menandakan bahwa kegiatan ini terorganisir dengan baik.
 
Untuk kelancaran berjalannya kegitan ini diadakan pertemuan 1 bulan sekali tiap minggu ketiga. Ini dilakukan secara rutin. Dan setiap pertemuan diadakan pengocokan arisan. Setelah itu mereka biasanya membicarakan kegiatan yang akan mereka laksanakan.
 
Selain mengadakan kegiatan arisan, event yang biasanya dilakukan adalah rekreasi. Kegiatan ini dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan diadakan rekreasi ini adalah untuk refreshing dan membina keakraban dan kekerabatan.
 
 
Daftar Pustaka
Narasumber : Bapak Drs. H. M. Yusuf Abu Bakar MM
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini