JUDUL PENELITIAN :
KOMUNITAS COSPLAY (COSTUME PLAYER) JAKARTA – KELOMPOK SOSIAL
PENELITI :
QORIBATUL CHOIRIYAH (1112051100055) – JURANALISTIK
I. Latar Belakang
Manusia tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan berkomunikasi, segala hal yang dilakukan manusia dalam pencapaian kebutuhan dalan hidupnya pasti melakukan komunikasi.Dalam melakukan komunikasi manusia pasti berinteraksi antar mansia lainnya dan sudah kodratnya manusia menjadi makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan kehidupan disekitarnya. Bisa dikatakan setiap manusia pasti terlibat dalam suatu kelompok untuk melakukan komunikasi / berinterkasi atau saling bertukar pendapat dan informasi. Tiap individu tersebut saling berinteraksi dan akan memunculkan kelompok sosial.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto, sebagai berikut :
- Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
- Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
- Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
- Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
- Bersistem dan berproses.
Salah satu contoh kelompok sosial yang saya pilih sebagai penelitian adalah komunitas cosplay jakarta. Sebab saya memilih kelompok sosial ini karena saat itu saya menghadiri acara j-fest jiyuu matsuri di UNJ dan juga dikarenakan nara sumber penelitian ini adalah teman saya. sehingga saya mengambil kesempatan saat itu untuk melakukan penelitian pendekatan kualitatif tentang kelompok sosial.
II. Pertanyaan Pokok Penelitian
Bagaimana terbentuknya komunitas ini ?
Awal terbentuknya dari sebuah festival kebudayaan jepang yang sering mempertemukan kami, sehingga kami pun membentuk komunitas ini sebagai wadah yang menyalurkan kreatifitas kami.
Mengapa membentuk komunitas seperti ini ?
Kareana komunitas ini terbentuk atas dasar persamaan hobby dan bertujuan untuk meningkatan kreatifitas serta menyediakan wadah untuk para pecinta cosplay.
III. Metode penelitian
Metode : Metode Kualitatif
Lokasi Penelitian : UNJ (Universitas Negeri Jakarta), saat berlangsungnya acara jiyuu matsuri – japan festival di UNJ
Waktu Penelitian : 13.00-17.00, 25 November 2012
Nara Sumber : Surya Mhardika (anggota komunitas cosplay jakarta)
IV. Gambaran Subyek / Obyek Penelitian
Dalam penelitian kelompok sosial ini, saya memilih salah satu komunitas cosplay jakarta. Komunitas ini berfungsi sebagai wadah untuk menyalurkan kekreatifitasan bagi setiap anggota komunitas didalamnya dan juga sebagai wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki hobby yang sama yaitu sama-sama pecinta anime / cosplay. Dalam penelitian ini saya mencari data tentang kelompok sosial melalui penelitian pendekatan kualitatif, mengenai latar belakang berdirinya dan alasan memilih membentuk komunitas tersebut.
V. Analisis
Komunitas cosplay jakarta adalah salah satu contoh kecil kelompok sosial yang terbentuk dikehidupan masyarakat. Kelompok sosial ini berdiri sekitar awal 2011, komunitas ini terbentuk disalah satu fanes page jejaring sosial yaitu facebook. Berawal dari situlah komunitas ini makin berkembang dan sebagai tempat untuk bertukar informasi dan pendapat yang berkaitan dengan anime atau cosplay. Kini jumlah anggota komunitas ini sekitar 2000 orang, tetapi tidak semua anggota cosplayer itu aktif
Kelompok sosial ini terbentuk atas kesamaan hobby atau kepentingan dan tujuan yang sama setiap anggotanya. Mereka sering bertemu saat ada sebuah acara festival kebudayaan jepang / japan festival (j-fest) sehingga memunculkan suatu ide untuk membentuk komunitas cosplay. Adanya komunitas seperti ini setiap anggota bisa memuaskan hati penggemar tokoh anime yang mereka sukai. Banyak juga dari orang tua mereka merasa heran dan aneh terhadap hobby anaknya sendiri, orang tua saat ini belum terlalu mengerti tentang bagaimana besarnya pengaruh suatu kebudayaan terhadap jiwa anaknya sendiri. Masih banyak pula masyarakat yang lain menganggap anime atau cosplay itu aneh dan identik dengan anak-anak, sehingga masih ada pula orang yang meremehkan kegiatan cosplay tersebut.
Kita ketahui jepang merupakan negara yang memilki budaya yang unik dan jepang juga sangat berhasil menyebarkan budaya mereka sendiri sehingga memunculkan ketertarikan bagi masyarakat negara lainnya salah satunya di Indonesia. Salah satu contoh kebudayaan jepang yang saat ini sangat digemari oleh masyarakat indonesia adalah anime dan cosplay. Saat ini kebudayaan jepang sangat digemari, tidak hanya anak-anak atau remaja bahkan ada beberapa orang dewasa yang saya temui juga mempunyai ketertarikan terhadap kebudayaan jepang dan sangat menyukai dunia anime dan cosplay.
Sedangkan pengertian Anime dapat diartikan sebagai suatu karya sastra yang disajikan dalam bentuk lisan, bergerak dan dapat ditonton. Anime (アニメ) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya ditampilkan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi oleh gambar manga (komik khas Jepang). Kata "anime" tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris animation dan diucapkan sebagai anime-shon.
cosplay tersendiri yaitu Cosplay (コスプレ, Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.
Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.
Saat ini budaya jepang sangat berkembang pesat dikalangan masyarakat Indonesia tidak hanya anak-anak bahkan remaja dan orang dewasapun sangat menyukai tentang kebudayaan jepang, mereka sangat tertarik untuk mempelajari kebudayaan jepang lebih dalam dan suatu harapan semoga Indonesia bisa mencontoh bagaimana jepang bisa mengelola kebudayaanya sehingga bisa dinikmati oleh dunia.
DAFTAR PUSTAKA
(www.wikipedia.org/wiki/Anime)
(www.wikipedia.org/wiki/cosplay)
Soekanto, soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : C.V Rajawali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar