Senin, 19 November 2012

tugas proposal mortalitas

Nama        : Achmad Taufik Ramadhan

Judul         : Mortalitas

Jurusan     : PMI 5

 

Latar Belakang

 

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Penyebab Kematian

Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistim pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah

Kematian dan Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.1  . Pengertian Mortalitas

 

Sebelum kita mengetahui pengertian mortalitas terlebih dahulu kita harus mengetahui arti dari pada Demografi, karena mortalitas adalah bagian dari demografi itu sendiri. Demografi di definisikan dari bahasa yunani, dari kata DEMOS yang artinya rakyat ( penduduk ) dan GRAFEIN yang artinya menulis. Jadi demografi artinya Tulisan / karangan tentang rakyat / penduduk yang mempelajari tentang jumlah, pesebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan  sebab – sebab perubahan tersebut. Adapun bagian demografi, salah satunya adalah tentang mortalitas.

 

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan di mana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas  khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.

Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain : tingkat kematian kasar, tingkat kematian khas umur, tingkat kematian bayi. Mortalitas ( kematian ) ini tidak bisa kita hindari seiring dengan waktu, semua makhluk hidup akan mati.

 

1.2  . Konsep Mati

 

Konsep mati perlu di ketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu ke dokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan dikawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.

Menurut konsepnya, terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat "mutually exclusive", artinya keadaan yang satu tidal mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut adalah:

 

1.      Lahir hidup (live birth)

2.      Mati (death)

3.      Lahir mati (fetal death)

 

Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanent, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.

 

1.3  Penyebab kematian

 

Kematian dewasa umumnya di sebabkan karena penyakit menular, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.

 

Di samping itu juga terdapat, faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas  dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

 

1.4.  Bermacam-macam indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum di pakai adalah:

 

1. Tingkat  Kematian Kasar

2. Tingkat Kematian Bayi

3. Tingkat kematian khas umur

 

1.      Tingkat kematian kasar

 

Tingkat Kematian Kasar adalah suatu tingkatan  yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Tingkatan ini di sebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi di bandingkan dengan penduduk yang masih muda. Tingkat kematian kasar, yaitu tingkat kematian per 1000 penduduk. Tingkat kematian itu di sebut kasar karena ukuran itu mengabaikan faktor umur.

Kita tahu bahwa faktor umur berpengaruh besar atas kematian. Pada minggu-minggu pertama sejak lahir banyak bayi yang meninggal, begitupun di atas usia 70 tingkat kematian tinggi. Tingkat kematian kasar adalah ukuran yang sederhana, mudah memperoleh datanya. Tingkat kelahiran kasar merupakan ukuran yang cukup baik untuk mengamati perubahan tingkat kematian suatu peduduk, seperti fluktuasi ataupun pola perubahan tertentu. Khusus untuk bayi, orang sering pula menggunakan tingkat kematian bayi per 1000 bayi yang lahir. Di Indonesia dewasa ini di perkirakan tingkat kematian bayi mencapai 100 per 1000 bayi yang lahir. Ini merupakan tingkat yang amat tinggi. Dalam demografi, bayi di definisikan sebagai anak yang berumur di bawah satu tahun dan di klasifikasikan sebagai berumur " nol" tahun.

Tingkat kematian bayi sering di pakai sebagai penunjuk keadaan kesehatan atau taraf kehidupan suatu Negara atau masyarakat, terutama sekali untuk Negara- Negara yang sedang berkembang . Salah satu kesulitan dengan tingkat kematian kasar ialah bahwa suatu masyarakat yang mempunyai tingkat kematian kasar yang lebih rendah tidak selalu berarti bahwa tingkat kesehatan di masyarakat tersebut lebih baik dari masyarakt lain dengan tngkat kematian kasar yang lebih tinggi.

 

Tingkat kematian khas umur

 

Umur merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kematian. Karena itu ukuran kematian yang lebih teliti haruslah memperhatikan faktor umur. Ukuran seperti itu, ialah tingkat kematian khas umur ( age-specific death rate ) yang telah di definisikan di bab 3 dapat di rumuskan sebagai berikut : dengan mi = jumlah kematian setahun  dalam interval umur ke-I dan pi = jumlah penduduk pada pertengahan tahun untuk penduduk dalam interval umur ke-k. interval umur biasanya panjangnya setahun, lima tahun, atau sepuluh tahun. Untuk memahami hal ini lebih mendalam kita perlu menyelidiki hubungan antara tingkat kematian khas umur dengan yang kasar. Secara matematika hubungan ini mudah terlihat. menyatakan tingkat kematian khas umur dalam interval umur ke-i, maka tingkat kematian kasar dapat di peroleh dengan mengalikan tingkat kematian khas umur dengan pada interval umur ke-i dengan proporsi penduduk pada interval tersebut.

 

Proporsi penduduk yang berada dalam interval umur ke-i. Jadi bila tingkat kematian kasar dua penduduk berlainan maka ada dua faktor yang dapat membuatnya berbeda. Yang pertama, tingkat kematian khas umur pada beberapa atau semua interval umur berbeda ataupun  proporsi penduduk dalam interval tersebut yang berlainan. Begitupun dua penduduk dapat mempunyai tingkat kematian kasar yang sama tapi tingkat kematian khas umur dan proporsi penduduk pada beberapa atau semua interval umur berbeda. Jadi bila kita membandingkan tingkat kematian kasar dua penduduk selalu perlu kita perhatikan distribusi umur penduduk tersebut.

 

            Kematian juga amat berbeda menurut jenis kelamin karena itu jenis kelamin di pandang sebagai faktor terpenting, sesudah umur, yang mempengaruhi kematian. Umumnya tingkat kematian lelaki lebih tinggi dari pada wanita pada hampir seluruh interval umur. Perbedaan ini lebih jelas lagi kelihatan pada pada penduduk yang mempunyai tingkat kematian yang rendah, yaitu di Negara-negara yang sudah maju. Di Negara yang belum maju, di mana tingkat kematian ibu waktu melahirkan masih tinggi, tingkat kematian wanita mungkin lebih tinggi dari pada lelaki pada beberapa interval umur.

 

 

 

 

 

 

 

 

2.      Tingkat kematian bayi

 

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang di kaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah di lahirkan, dan umumnya di sebabkan oleh faktor-faktor yang di bawa anak sejak lahir, yang di peroleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di dapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang di sebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

 

Perhitungan tingkat kematian bayi menimbulkan  beberapa masalah tersendiri. Kematian pada permulaan hidup sejak lahir relatif amat tinggi dan merupakan salah satu faktor terpenting yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat kematian kasar. Juga masih sering timbul kebingungan apa yang di maksud dengan kelahiran hidup. Karena itu banyak bayi yang hanya hidup beberapa hari tidak di laporkan kelahiran dan kematiannya. Cara yang di anggap lebih baik menggunakan apa yang di sebut faktor pemisah ( separation factor ).

 

             Jadi dalam hal ini mortalitas ( kematian ) tidak luput dari hal kelahiran. Dalam tahap peralihan keadaan demografis :

 

a.    Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/ naik sedikit, anggaran kesehatan meningkat, penemuan obat-obatan semakin maju, angka kelahiran tetap tinggi.

b.    Angka kematian menurun, tingkat kelahiran masih tinggi, pertumbuhan penduduk meningkat, adanya urbanisasi, usia kawin meningkat, pelayanan KB lebih luas, pendidikan meningkat.

c.    Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun, laju pertumbuhan penduduk menurun.

d.   Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah, pertumbuhan penduduk kembali seperti kategori I-mendekati nol. Keempat kategori ini akan di alami oleh Negara yang sedang melaksanakan pembangunan ekonomi, struktur dan persebaran penduduk.

 

Berikut ini akanijelaskan mengenai Rumus Tingkat Kematian Kasar dan Tingkat Kematian Khusus, Kematian Bayi dan berikut mengenai pembahasannya :

 

 

 

 


CARA MENGUKUR KEMATIAN

1. Crude Death Rate (CDR) 
Tingkat kematian kasar atau CDR adalah jumlah kematian penduduk tiap 1000 orang dalam waktu setahun.

Rumus: CDR=D/Px1.000

Keterangan : 
D=jumlah seluruh kematian
P=jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
1.000=bilangan konstanta

Tingkat kematian ini dapat digolongkan dalam kriteria sebagai berikut: 

Tingkat kematian Golongan
> 18 Tinggi
14-18 Sedang
9-13 Rendah 

2. Age Spesific Death Rate (ASDR)
Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu atau ASDR adalah banyaknya kematian yang terjadi pada penduduk dalam kelompok umur tertentu per 1000 penduduk. 

Rumus: ASDR=Di/Pix1000

Keterangan:
Bi=banyaknya kematian dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun. 
1.000=bilangan konstanta

3. Infant Mortality Rate ( IMR)
Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara pengukuran yang dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan penduduk. 

Rumus: IMR=Db/Pbx1.000

Keterangan : 
D=jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
P=jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama 

Kriteria penggolongan tingkat kematian bayi:

Tingkat kematian bayi Golongan
> 125 Sangat Tinggi
75-125 Tinggi
35-75 Sedang
<35 Rendah 

Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai pertambahan penduduk sebesar 0 % atau zero population growth. Yang berarti keadaan kependudukan di daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan.

A.    Rumus Kematian Tingkat Kasar.

 

   Angka kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR) menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000   penduduk dalam satu tahun. Berikut Rumusnya :

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQofLMCUeTh0pw-4F44S6coQu264XXzyiALYperyBww5bHYbONIKLsVODzMDCE4p0G7JcbuEWshAuvJyMG5Hj4TSvFNq0EBEH5uNEj-CzSJmjqF60bOiATLKO3W6EdE6J2zyOE1lDNX4Ym/s200/New+Picture+(10).jpg

 

CDR    = Angka kematian kasar.

M         = Jumlah kematian selama satu tahun.

P          = Jumlah penduduk pertengahan tahun.

1000    = bisa disebut juga K atau konstanta.

 

Angka Kematian Kasar digolongkan menjadi 3 yaitu :

Golongan Tinggi, apabila jumlah mortalitas/kematian lebih dari 18.

Golongan Sedang, apabila jumlah mortalitas/kematian antara 14-18.

Golongan Rendah, apabila jumlah mortalitas/kematian kurang dari 13.

 

Menurut Wardiyatmoko angka kematian kasar (CDR) dalam kurun waktu 2000 - 2005 kurang lebih sebesar 43. Dibandingkan dengan CDR Asia 42, Thailand 40, Malaysia 24, dan Singapura 9 maka CDR Indonesia masih relatif tinggi.

 

B.   Rumus Kematian Tingkat Khusus.

      Angkat kematian khusus menurut umur atau Age Spesific Death Rate (ASDR) menunjukkan banyaknya orang yang meninggal tiap 1.000 orang penduduk pada usia tertentu dalam satu tahun. Biasanya angka ini sangat tinggi pada kelompok usia lanjut, sedangkan pada kelompok usia muda angka ini jauh lebih rendah.

Berikut Rumus Tingkat Kematian Khusus :

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoF7hiVzT2EgXbvXeg4-EXAtXijVUZ_w8fvWMSAafjVXcxsylRdqFcULE8HdPJAy_-UczPAqiiZHOm5HfQhyphenhyphenXYG7clrsb6lh4lMaxgv6CGL6L8wz01WdmEHzHuKz7Wi7y6IvTiJXnwArPO/s1600/New+Picture+(11).jpg

 

ASDR = Angkat kematian pada umur tertentu.

Lx        = Jumlah kematian pada umur tertentu dalam setahun.

Px        = Jumlah penduduk umur tertentu.

 

Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :

 

a.

Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :


1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

 

b.

Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
5. Kemajuan di bidang kedokteran.

 

Nama Kegiatan

Kegiatan ini penilitian fertilitas kependudukan yang ada di daerah desa Sindang Asih Kecamatan Cisurupan, Garut.

 

Tujuan

·         Mengetahui berapa banyak angka kematian

·         Mengetahui berapa banyak angka kematian usia tua,muda dan balita/bayi

·          Mengetahui penyebab kematian

 

Waktu dan Tempat

 

Praktikum Lapangan ini akan diselenggarakan pada :

                       

Hari                 : Jum'at s/d Minggu

Tanggal          : 30 November s/d 2 Desember 

Tempat           : Desa Sindang Asih, Kec. Cisurupan, Garu

 

Peneliti

Nama              : Achmad Taufik ramadhan

NIM                 : 1110054000017

Jurusan          : Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas          : Ilmu Dakwah dan Komunikasi

 

 

Penutup

Demikian tugas proposal fertilitas ini saya buat sebagai panduan Praktikum Lapangan I dalam mata kuliah Demografi.

 

 

Sumber Bacaan

 

1)     Rusli, Said. Pengantar Ilmu Kependudukan, LP3ES, 2012.

2)     Fawcett, James T. Psikologi dan kependudukan,USAID,1984

 

1 komentar:

  1. ih....masa mahasiswa copy paste dari internet si, kan masih ada buku, males nyari buku ea..
    cemungutth ea.....ckckckckck huffftttt

    BalasHapus

Cari Blog Ini