Senin, 19 November 2012

Interaksi Sosial Dalam Konteks Ajaran Nasrani Protestan_laporan 3.Gilang Sakti

Interaksi Sosial Dalam Konteks Ajaran Nasrani Protestan
Gilang Sakti Perdana
1112051000161
KPI 1E

I.     Latar Belakang
Negara Indonesia adalah sebuah Negara yang memiliki beberapa Agama. Indonesia pun terbilang merupakan salah satu Negara yang semua rakyatnya dapat hidup rukun walaupun dalam perbedaan agama yang dianutnya. Perbedaan-perbedaan dalam konteks Agama di Indonesia telah bersifat relative dan terbilang suatu kewajaran yang tidak dipermasalahkan dalam tindakan sosial sesama penduduk. Karena Indonesia sendiri memiliki motto "bhineka tunggal ika" walaupun berbeda-beda etnis, suku dan agama tetapi tetap satu. Indonesia tidak mempermasalahkan semua perbedaan-perbedaan yang terlihat dari para penduduknya, khususnya perbedaan agama. Bahkan tindakan sosial penduduk Indonesia yang berbeda-beda agama, dapat menjadi suatu ciri signifikan bagi Negara kesatuan Indonesia. Yang berlandaskan kedaulatan masyarakat dan berakar kolektivitas.
Penelitian kali ini, akan membahas tindakan dan interaksi sosial agama nasrani protestan di jakarta. Fungsi penelitian ini aalah guna melihat dan mengetahui bagaimana para oenganut agama nasrani protestan ini mengorientasikan tindakan sosial di sekitar lingkungan sosialnya, yang dimana tidak semua penduduk sekitar menganut agama yang sama, dan terlihat dari latar belakang para penganutnya yang mayoritas bukan penduduk asli Indonesia.
II.     Petanyaan Pokok
1. Bagaimana penganut agama nasrani protestan mengorientasikan tindakan sosial dengan lingkungan sosialnya, khususnya di sekitar gereja? Apakah semua kegiatan sosial yang dijalankan selalu memprioritaskan kepada para penganut ajaran nasrani saja?
Pertanyaan ini sangat menarik untuk di ajukan, agar dapat mengetahui bagaimana interaksi sosial yang terjadi di sekitar gereja. Pertanyaan ini juga dapat membuktikan, beberapa kegiatan sosial yang dilakukan oleh penganut nasrani protestan, serta melihat jenis kegiatan sosial tersebut, apakah kegiatan itu hanya memprioritaskan pada penganut nasrani saja. Ataukah kegiatan ini dilakukan secara umum, tanpa membeda-bedakan ajaran agama yang di anut.

III.     Metodelogi Penelitian
a.    Waktu dan tempat penelitian
Penelitian kali ini dilaksanakan di sebuah tempat peribadatan penganut agama nasrani (protestan) yaitu, Gereja jawa NAHEMIA. Yang bertempat di daerah lebak bulus Jakarta selatan, tak jauh dari kampus UIN Starif Hidayatullah. Waktu yang dipilih untuk penelitian ini, ialah pada hari senin 19 november 2012 siang. Objek penelitian yang menjadi sorotan penting pada penelitian kali ini, ialah melihat interaksi sosial umat beragama nasrani dengan lingkungan sosial sekitarnya.
b.    Jenis metodelogi penelitian
Metode penelitian yang dipilih pada penelitian ini ialah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mungkin sangat sesuai pada penelitian kali ini, karena dilihat dari kondisi di gereja yang memang sepi pada hari senin. Metode ini pun dapat menghadirkan informasi-informasi yang specifik, karena sifat metode kualitatif yang alamiyah. Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang dapat menghadirkan data deskriptif baik lisan maupun tulisan, dan kualifikasi data-data dari metodelogi ini bersifat teoritis, tidak matematis yang menggunakan rumus statistic dan sebagainya.
IV.     Gambaran Tokoh
Tokoh yang menjadi narasumber pada penelitian kali ini, ialah bapak hendri seorang staf kantor yang bekerja di gereja jawa NEHEMIA. Bapak hendri telah bekerja sebagai staf kantor gereja sejak tahun 2004, dengan sukarela. Dilihat dari pengalaman kerjanya, bapak hendri pasti mengetahui jelas tentang bagaimana interaksi sosial penganut agama nasrani (protestan) di sekitar gereja. Pak hendri ini juga jelas mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan pihak gereja, di sekitar gereja maupun di beberapa daerah.
Di samping aktiv bekerja sebagai staf kantor gereja NEHEMIA, pak….. juga masih aktiv mengikuti majlis-majlis pengkajian ajaran agama di gereja.
V.     Analisis
Gereja jawa NEHEMIA telah berdiri sejak tahun 1986, di lebak bulus Jakarta selatan. Yang didirikan oleh bapak Raulus Prawito, yang menjabat sebagai pendeta sekaligus mentri keuangan pada saat itu. Sebelum gereja ini berdiri, gereja ini tidak memilki tempat pasti atau selalu berpindah-pindah. Gereja ini, disebut gereja jawa, karena memang mayoritas banyak jamaahnya yang berasal dari daerah jawa. Gereja ini tidak ingin mengurangi unsur etnis para jamaahnya, semua ini terlihat dari pelaksanaan ibadahnya yang masih menggunakan bahasa jawa dan Indonesia.
Dalam gereja ini, terdapat 4 pendeta dan 17 staf karyawan dan kantor yang bertugas. Semua staf karyawan yang bekerja di gereja ini, terbilang bekerja dengan sukarela. Dan pendeta-pedeta yang mengimami gereja ini, mayoritas berpendidikan sarjana theology dari sekolah tinggi theologiya Indonesia. Karena penganut nasrani, selalu mengangkat pendeta bukan hanya dari kapasitas ke-Aamaan yang dimiliki, melainkan dilihat dari latar belakang pendidikan pendeta itu sendiri.
Membahas tentang interaksi sosial, pengelola gereja maupun jamaah gereja ini sangat ramah dan tidak membeda-bedakan agama dalam kehidupan sosial di sekitarnya. Semua ini terlihat dari begitu ramahnya para staf gereja saat menyambut kedatangan kami untuk mengadakan wawancara. Gereja ini juga telah mendirikan beberapa lembaga pemasyarakatan. Seperti BALKESMAS (balai kesehatan masyarakat) yang berada tidak jauh dari gereja NEHEMIA sendiri. Balai kesehatan ini di dirikan guna menunjang kesehatan masyarakat sekitar tanpa memprioritaskan jamaah ataupun penganut agama nasrani (protestan). Tak hanya itu, pihak pengelola gereja juga sering mengadakan "pasar murah" di depan gereja, demi menggalang kerukunan sosial penganut agama lain di lingkungan gereja.
Pengelola gereja dan para penganutnya biasa melakukan kegiatan sosial pada hari-hari besar nasrani. Yaitu, pada hari raya Paskah dan Hari Raya Natal. Mereka biasa melakukan kegiatan sosial berupa Bakti Sosial yang tertujuakan pada sebuah panti asuhan. Tapi sayangnya, setiap kegiatan bakti sosial yang dilakukan pada hari-hari raya Nasrani terbilang hanya memprioritaskan pada penganut ajaran agama nasrani (protestan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini