Senin, 19 November 2012

laporan3-PERUBAHAN KONDISI MASYARAKAT PADA SUATU TEMPAT BERIBADAH-Ridho Falah Adli (KPI 1E)

PERUBAHAN KONDISI MASYARAKAT PADA SUATU TEMPAT BERIBADAH
Nama : Ridho Falah Adli
NIM    : 1112051000143

I.                   Latar Belakang
Di zaman modern seperti sekarang, setiap manusia sedang di sibukan dengan kegiatan-kegiatan duniawinya sehingga banyak yang melalaikan urusan akhiratnya. Hanya segelintir orang saja yang masih bisa memanage waktunya antara urusan duniawi dan urusan akhirat kelak. Sebagai contoh banyak umat Islam yang berbondong-bondong membuat Masjid yang mewah dan megah tetapi, jika waktu sholat tiba dapat dihitung dengan jari jumlah shaf yang terisi. Lalu penyalahgunaan masjid yang sudah di abaikan ke istimewaan dan fungsinya yang dijadikan tempat untuk tidur-tiduran atau bermalas-malasan. Dimana kah keistimewaan Masjid yang berfungsi sebagai tempat ibadah para umat Islam. Dimana kah para pemuda-pemuda Islam yang seharusnya bertugas untuk meramiakan Masjid bukan ketempat-tempat yang tidak jelas fungsi dan tujuannya? Mengapa semua ini bisa terjadi?
Maka timbulah sebuah tanda tanya besar dalam diri saya, mengapa Indonesia yang didominasi oleh umat Islam tidak bisa memberikan contoh keIslamannya. Contoh ini bisa dilihat di daerah tempat tinggal saya di Masjid Jami Nurul Yaqin. Dulu masjid ini hanya di isi oleh bapak-bapak dan lansia. Dari mulai pengajian sampai muadzin di masjid ini pun adalah para lansia yang rutin melakukannya. Saat lebaran Idul Adha pun masjid di daerah rumah saya paling hanya 4 sampai 5 ekor kambing saja. Para pemudanya pun lebih memilih berkumpul dengan sia-sia.
Tetapi sekarang sudah berubah semenjak kedatangan orang pindahan dari kota, bernama bapak H. Utjan Gunawan. Sekarang masjid di tempat tinggal saya menjadi lebih aktif. Makmum saat sholat berjamaah sudah lebih banyak dari sebelumnya. Pengaijian ibu-ibu dan TPA untuk anak-anak juga telah dibentuk. Muadzinnya pun sekarang menjadi pemuda di desa itu. Bahkan masjid kami pun melakukan pelebaran karena banyaknya jemaah yang berdatangan, apalagi saat Sholat jum'at dan Sholat Ied (Idul Fitri dan Idul Adha). Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan tersebut dapat di lihat di bawah ini.

II.                Pokok Pertanyaan
1.      Bagaimana cara yang dilakukan bapak untuk memperbaiki keadaan Masjid dari yang dahulu menjadi seperti sekarang?
Pertanyaan ini di lontarkan agar peneliti dapat mengetahui cara apa saja yang dilakukan dan proses apa saja yang dialami oleh narasumber.
2.      Program-program apa saja yang ada di Masjid Jami Nurul Yaqin ini?
Pertanyaan ini di lontarkan agar peneliti mendapatkan info tentang program-program yang di lakukan oleh Masjid Jami Nurul Yaqin ini.

III.             Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan peneliti supaya data yang di dapat lebih akurat dan kongkrit. Terlebih lagi pertanyaan yang akan di teliti membutuhkan jawaban langsung dari sang Narasumber, karena pembahasan yang terperinci akan di dapat jika menggunakan metode kualitatif ini.
Waktu : 18 september 2012
Tempat : kediaman bapak H. Utjan Gunawan

IV.             Gambaran Tokoh
Narasumber Bapak H. Utjan Gunawan beliau adalah sekretaris DKM Masjid Jami Nurul Yaqin. Dia adalah pendatang dari Tomang, Jakarta. Sebelumnya beliau juga pernah mengurus Masjid juga di tempat tinggalnya dahulu. Jadi berkat pengalaman beliau dan ketua DKM Masjid Jami Nurul Yaqin, mereka dapat membuat perubahan lebih baik untuk Masjid ini.

V.                Hasil Penelitian
Bapak Utjan Gunawan sudah mulai mengurus Masjid Jami Nurul Yaqin kurang lebih pada tahun 2003 sampai tahun 2007an. Beliau awalnya merasa prihatin dengan kondisi Masjid dan kondisi desa ini. Saat Sholat berjamaah pun tak akan lebih dari 10 orang dan hanya didatangi oleh pengurus dan bapak-bapak yang sudah lanjut usia. Dari sinilah kekreatifan beliau untuk merubah keadaaan ini timbul.
Awalnya Wan Haji (biasa warga memanggil) memodifikasi masjid ini dari segi fasilitas. Beliau memasangkan kipas angin di masjid untuk kenyamanan para jemaah dalam melaksanakan Sholat. Dan cara itu pun cukup berhasil, warga pun sudah sering Sholat berjamaah di masjid. Terutama pada saat Sholat mahgrib dan Isya. Lalu beliau pun mengganti speaker atau pengeras suara masjid agar Adzan yang dikumandangkan dari masjid Nurul Yaqin dapat terdengar sampai jauh, dan juga sebagai alat untuk mengumumkan bila ada informasi seperti mengumumkan bila ada yang meninggal atau ada kerja bakti.
Lalu beliau pun mengaktifkan kembali pengajian untuk bapak-bapak dan ibu-ibu di masjid ini. Beliau juga membuat ikatan remaja masjid yang bernama IRAISTA dan TPA untuk anak-anak usia dini. Salah satu programnya yang cukup membawa perubahan adalah dengan mengadakan tabungan qurban. Jadi program ini di ikuti oleh warga yang berekonomi baik sejumlah 6 orang untuk satu ekor sapi. Tiap warga yang mengikut ini hanya dengan membayar 100rb/bulan (untuk 10 bulan). Yah program ini sangat membuat warga di sekitanya senang, bayangkan jarang sekali warga desa ini melihat pemotongan hewan qurban berupa sapi. Jadi kedatangan bapak H. Ujan Gunawan ini sangat berarti bagi warga desa ini dan mengangggapnya sebagai tokoh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini