Definisi Sosiologi
Definisi Sosiologi menurut August Comte secara sederhana adalah ilmu
tentang masyarakat.sosiologi berupaya memahami kehidupan bersama
manusia, sejauh kehidupan itu dapat ditinjau atau diamati melalui
metode empiris. Dalam sosiologi, masyarakat dipandang sebagai unit
dasar analisis, sedangkan varian lainnya, seperti keluarga, politik,
ekonomi, keagamaan, dan interaksinya merupakan subanalisis. Fokus
perhatian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam konteks sosial.
August Comte mengatakan ilmu sosiologi merupakan teori yang
berdasarkan pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis
secara sistematis dan objek yang dikaji harus berupa fakta sehingga
objektif serta harus bermanfaat dan mengarah ke kepastian juga
kecermatan. Hal ini lah yang dianggap sebagai metode positif.
Ia menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi yang
dikenal dengan hukum kemajuan manusia atau hukum tiga jenjang. Ia
mengatakan, bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial,
manusia akan melewati tiga jenjang berikut:
1. Jenjang Teologi : Segala sesuatu yang dijelaskan dengan mengacu
kepada hal-hal yang bersifat adikodrati
2. Jenjang Metafisika : Pada jenjang ini manusia memahami sesuatu
dengan mengacu kepada kekuatan-kekuatan metafisik atau hal-hal yang
abstrak
3. Jenjang Positif : Gejala alam dan sosial dijelaskan dengan mengacu
kepada deskripsi ilmiah (jenjang ilmiah)
Definisi sosiologi menurut Emile Durkheim ialah suatu ilmu yang
mempelajari apa yang dinamakan fakta sosial (fait social). Menurut
Durkheim, fakta sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan, yang berada di luar individu, dan mempunyai kekuatan
memaksa yang mengendalikannya, sebagaimana nampak dari definisi
berikut ini:
Here then, is a category of facts with very distinctive
characteristics: is consists of ways of acting, thinking, and feeling,
external to the individual, and endowed with a power of coercion, by
reason of which they control him...these ways of thinking and acting
constitute the proper domain of sosiology (Durkheim, 1965:3-4)
Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan fakta sosial, Durkheim
menyajikan salah satu contoh pendidikan anak: sejak bayi seorang anak
diwajibkan makan, minum, tidur pada waktu tertentu; diwajibkan taat,
dan menjaga kebersihan serta ketenangan; diharuskan tenggang rasa
terhadap orang lain, menghormati adat dan kebiasaan (lihat Durkheim,
1965:6)
Definisi sosiologi menurut Max Weber ialah ilmu yang berupaya memahami
tindakan sosial. Ini nampak dari definisi berikut ini: "Sosiology is a
science which attempts the interpretive understanding of social action
in order thereby to arrive at a explanation of its course and effects
(Weber,1964:88)"
Apa yang dimaksud Weber dengan tindakan sosial? Menurutnya tidak semua
tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu
tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi
pada perilaku orang lain. Menurut Weber, suatu tindakan ialah perilaku
manusia yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya.
Definisi sosiologi menurut Karl Marx. Marx berpandangan bahwa sejarah
masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx
perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas
yang berbeda: kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat
produksi yang dinamakan kaum bourgeoisie yang mengekploitasi kelas
yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat produksi, yaitu kaum
proletar. Menurut Marx pada suau saat kaum proletar akan menyadari
kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak, dan dalam
konflik yang kemudian berlangsung –yang oleh Marx dinamakan perjuangan
kelas—kaum borjuis akan dikalahkan. Marx meramalkan bahwa kaum
proletar kemudian akan mendirikan suatu masyarakat tanpa kelas.
Definisi sosiologi menurut Herbert Spencer. Menurutnya, objek
sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendali
sosial, dan industri. Termasuk pula asosiasi masyarakat setempat,
pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu
pengetahuan serta penelitian terhadap kesenian. Ia juga menerapkan
secara analog teori Darwin mengenai "teori evolusi" terhadap
masyarakat manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari
masyarakat primitif ke masyarakat industri.
Perbandingan :
Teori August Comte mengacu kepada metode positif dan perbandingan
berupa fakta objektif dalam menelusuri ilmu sosiologi. Sedangkan teori
Emile Durkheim lebih menekankan pada fakta sosial dan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial
sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. Hal ini
sangat berbeda dengan pandangan Max Weber yang lebih menekankan pada
tindakan sosial yang mana tindakan manusia itu bersifat subjektif dan
memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman) yg berupaya menelusuri
nilai,kepercayaan,tujuan, dan sikap yg menjadi penuntun perilaku
manusia. Pandangan Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme
dialektis yg menganggap konflik antar kelas sosial menjadi inti sari
perubahan & perkembangan masyarakat yang mana ketika konflik
berlangsung nantinya akan muncul masyarakat baru tanpa kelas. Serta
menurut Herbert Spencer lebih menekankan pada teori evolusi Darwin
yang mana merujuk pada pendekatan analogi organik yang memahami
masyarakat seperti tubuh manusia sebagai suatu organisasi yg terdiri
atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
Sumber : Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi Edisi Revisi Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Definisi Sosiologi menurut August Comte secara sederhana adalah ilmu
tentang masyarakat.sosiologi berupaya memahami kehidupan bersama
manusia, sejauh kehidupan itu dapat ditinjau atau diamati melalui
metode empiris. Dalam sosiologi, masyarakat dipandang sebagai unit
dasar analisis, sedangkan varian lainnya, seperti keluarga, politik,
ekonomi, keagamaan, dan interaksinya merupakan subanalisis. Fokus
perhatian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam konteks sosial.
August Comte mengatakan ilmu sosiologi merupakan teori yang
berdasarkan pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis
secara sistematis dan objek yang dikaji harus berupa fakta sehingga
objektif serta harus bermanfaat dan mengarah ke kepastian juga
kecermatan. Hal ini lah yang dianggap sebagai metode positif.
Ia menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi yang
dikenal dengan hukum kemajuan manusia atau hukum tiga jenjang. Ia
mengatakan, bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial,
manusia akan melewati tiga jenjang berikut:
1. Jenjang Teologi : Segala sesuatu yang dijelaskan dengan mengacu
kepada hal-hal yang bersifat adikodrati
2. Jenjang Metafisika : Pada jenjang ini manusia memahami sesuatu
dengan mengacu kepada kekuatan-kekuatan metafisik atau hal-hal yang
abstrak
3. Jenjang Positif : Gejala alam dan sosial dijelaskan dengan mengacu
kepada deskripsi ilmiah (jenjang ilmiah)
Definisi sosiologi menurut Emile Durkheim ialah suatu ilmu yang
mempelajari apa yang dinamakan fakta sosial (fait social). Menurut
Durkheim, fakta sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan, yang berada di luar individu, dan mempunyai kekuatan
memaksa yang mengendalikannya, sebagaimana nampak dari definisi
berikut ini:
Here then, is a category of facts with very distinctive
characteristics: is consists of ways of acting, thinking, and feeling,
external to the individual, and endowed with a power of coercion, by
reason of which they control him...these ways of thinking and acting
constitute the proper domain of sosiology (Durkheim, 1965:3-4)
Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan fakta sosial, Durkheim
menyajikan salah satu contoh pendidikan anak: sejak bayi seorang anak
diwajibkan makan, minum, tidur pada waktu tertentu; diwajibkan taat,
dan menjaga kebersihan serta ketenangan; diharuskan tenggang rasa
terhadap orang lain, menghormati adat dan kebiasaan (lihat Durkheim,
1965:6)
Definisi sosiologi menurut Max Weber ialah ilmu yang berupaya memahami
tindakan sosial. Ini nampak dari definisi berikut ini: "Sosiology is a
science which attempts the interpretive understanding of social action
in order thereby to arrive at a explanation of its course and effects
(Weber,1964:88)"
Apa yang dimaksud Weber dengan tindakan sosial? Menurutnya tidak semua
tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu
tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi
pada perilaku orang lain. Menurut Weber, suatu tindakan ialah perilaku
manusia yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya.
Definisi sosiologi menurut Karl Marx. Marx berpandangan bahwa sejarah
masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx
perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas
yang berbeda: kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat
produksi yang dinamakan kaum bourgeoisie yang mengekploitasi kelas
yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat produksi, yaitu kaum
proletar. Menurut Marx pada suau saat kaum proletar akan menyadari
kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak, dan dalam
konflik yang kemudian berlangsung –yang oleh Marx dinamakan perjuangan
kelas—kaum borjuis akan dikalahkan. Marx meramalkan bahwa kaum
proletar kemudian akan mendirikan suatu masyarakat tanpa kelas.
Definisi sosiologi menurut Herbert Spencer. Menurutnya, objek
sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendali
sosial, dan industri. Termasuk pula asosiasi masyarakat setempat,
pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu
pengetahuan serta penelitian terhadap kesenian. Ia juga menerapkan
secara analog teori Darwin mengenai "teori evolusi" terhadap
masyarakat manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari
masyarakat primitif ke masyarakat industri.
Perbandingan :
Teori August Comte mengacu kepada metode positif dan perbandingan
berupa fakta objektif dalam menelusuri ilmu sosiologi. Sedangkan teori
Emile Durkheim lebih menekankan pada fakta sosial dan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial
sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. Hal ini
sangat berbeda dengan pandangan Max Weber yang lebih menekankan pada
tindakan sosial yang mana tindakan manusia itu bersifat subjektif dan
memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman) yg berupaya menelusuri
nilai,kepercayaan,tujuan, dan sikap yg menjadi penuntun perilaku
manusia. Pandangan Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme
dialektis yg menganggap konflik antar kelas sosial menjadi inti sari
perubahan & perkembangan masyarakat yang mana ketika konflik
berlangsung nantinya akan muncul masyarakat baru tanpa kelas. Serta
menurut Herbert Spencer lebih menekankan pada teori evolusi Darwin
yang mana merujuk pada pendekatan analogi organik yang memahami
masyarakat seperti tubuh manusia sebagai suatu organisasi yg terdiri
atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
Sumber : Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi Edisi Revisi Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar