Definisi Sosiologi
1. August Comte ( 1798-1857)
Ø Menurut Comte, ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen metode historis secara matematis dan juga harus objektif (fakta).
Ø Sedangkan sosiologi merupakan ilmu sosial dan menempati peringkat teratas.
Sosiologi dipandang sebagai ilmu yang mampu memberikan sumbangan besar bagi tercapainya ketertiban dan kemajuan masyarakat, dengan cara menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi melalui tiga stadia (tiga jenjang), yaitu :
1) Jenjang teologi à segala sesuatu yang dijelaskan dengan mengacu kepada hal-hal yang bersifat adikodrati (pertanyaan yang tidak dapat dipecahkan / tidak dapat diamati).
2) Jenjang metafisika à manusia memahami sesuatu dengan mengacu kepada kekuatan-kekuatan metafisik / hal-hal yang abstrak.
3) Jenjang positif à manusia mulai mencari dan mengacu kepada deskripsi ilmiah.
2. Emile Durkheim ( 1858-1917)
Durkheim dan rekan-rekannya memperkenalkan pembagian sosiologi berdasarkan pokok bahasannya, diantaranya :
Ø Sosiologi Umum, yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.
Ø Sosiologi Agama
Ø Sosiologi Hukum dan Moral, yang mencakup organisasi politik, social, perkwainan dan keluarga
Ø Sosiologi Ekonomi
Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas. Ada dua tipe utama, yakni solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Tipe solidaritas yang didasarkan atas kepercayaan dan setia kawan ini diikat oleh apa yang Durkheim namakan conscience collective ( hati nurani kolektif) suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat.
Menurut Durkheim, Sosiologi adalah fakta-fakta sosial mengenai cara bertindak, berpikir dan merasakan apa yang ada di luar individu dan memiliki daya paksa atas dirinya.
3. Max Weber ( 1864-1920)
Menurut Max Weber, sosiologi sebagai ilmu berusaha memberikan pengertian adalah tentang aksi-aksi sosial.
Sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami "tindakan sosial", yang dimana tindakan ini dihubungkan dengan tingkah laku orang lain dan diorientasikan kepada apa yang terjadi sesudahnya.
4. Karl Marx ( 1818-1903)
Setiap masyarakat ditandai oleh suatu infrastruktur dan suprastruktur. Infrastruktur dalam masyarakat menurutnya berupa struktur ekonomi. Suprastruktur meliputi ideology, hokum, pemerintahan, keluarga dan agama.
Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx, perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda.
o Kelas Borjuis, merupakan kelompok pemilik modal (kelompok yang menguasai alat-alat produksi).
o Kelas Proletar, merupakan kelompok pekerja yang bergantung pada kelas borjuis (kelompok yang tidak memiliki alat produksi)
Pemikiran Marx ini dilatarbelakangi dan diilhami oleh perubahan social besar yang melanda Eropa Barat sebagai dampak perkembangan kerja, khususnya yang terkait dengan kapitalisme.
PERBANDINGAN DEFINISI ANTAR TOKOH
Definisi sosiologi August Comte dengan Emile Durkheim. Menurut saya, definisi dari kedua tokoh sebanding, karena Comte dan Durkheim berpandang lebih kepada proses suatu interaksi sosial dari masyarakatnya. Yang dimana, proses-proses tersebut membutuhkan tindakan, pikiran dan perasaan hingga terjalin suatu hubungan dalam masyarakat. Saat itulah manusia sedang mengalami hidup kemasyarakatannya dan pengaruh kehidupan manusia saat menjalani ilmu sosial tersebut, yang dinamakan sosiologi.
Definisi sosiologi Max Weber dengan Karl Marx. Weber mengenai perubahan, stratifikasi sosial dan konflik-konflik pada masyarakat. Sedangkan Marx memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi social.
Daftar Pustaka :
Judul Buku :
1. Pengantar Sosiologi Oleh Dr. Basrawi M.S
2. Pengantar Sosiologi Oleh Soerjono Soekanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar