Rabu, 05 Desember 2012

Perubahan Sosial_Annisa Rahmah_Jurnalistik1B_Laporan 4

 

Judul Penelitian

 Fungsionalisme Yayasan terhadap Perubahan Sikap Sosial Masyarakat

Peneliti

Nama : Annisa Rahmah (Jurnalistik 1B)

NIM : 1112051100043

 

I.                   Latar Belakang

 

Perubahan sosial adalah keniscayaan. Ia adalah realitas yang tidak bisa terbantahkan dan senantiasa akan terjadi dari waktu ke waktu. Tidak heran jika filsuf Yunani kenamaan, Heracleitus, menyatakan bahwa "semua berubah, tidak satupum yang tetap (all is change, nothing is permanent)"

 

Perubahan yang merupakam sebuah keniscayaan tersebut mau tidak mau haruslah kita hadapi. Tidak ada alasan untuk menarik diri (withdrawal) atau membela diri (defensiveness) dari pengaruh perubahan, tetapi justru perubahan tersebut harus dihadapi untuk mendorong munculnya kreatifitas, inovasi, dan memunculkan gagasan baru dan cemerlang yang sarat dengan optimism dan dimamisme. Tidak ada satupun yang dapat menghindari perubahan. Itulah sebabnya, manusia harus mengetahui bagaimana bereaksi terhadap perubahan agar tidak gagal menghadapi perubahan.

 

Menurut teori perubahan sosial garis-lurus perkembangan masyarakat tidak perlu melalui . tahapan-tahapan tertentu. Kebudayaan manusia, dengan sendirinya akan mengikuti suatu evolusi yang berbentuk garis lurus. Karena itu teori ini bersifat lebih optimis, bahwa perubahan sosial secara evolusioner selalu menuju keadaan yang lebih baik (linear progress).

 

Penurunan kualitas hidup saat ini cendrung tidak merata. Terutama pada kaum si miskin. Golongan masyarakat yang kurang mampu tersebut bukan hanya terjadi karena faktor kemiskinan tapi juga faktor rasa malas dan rasa tidak ingin berusaha menjadi lebih baik lagi.

 

Banyak masyarakat desa yang bermigrasi ke kota dengan iming-iming ingin hidup senang. Namun nyatanya, kehidupan di kota tidak seindah yang mereka bayangkan. Banyak yang menjadi gelandangan. Mereka tidak tinggal di tempat yang layak. Tidak mendapat hak pendidikan dan kesehatan.

 

Bukan hanya kaum migrasi yang menjadi efek kemewahan zaman. Ada pula penduduk asli warga kota yang tidak mampu beradaptasi dengan era globalisasi. Dampaknya, angka kemiskinan di Indonesia terutama di Jakarta tidak pernah ada habisnya.

 

Di samping perubahan zaman itu, ada juga segelintir orang yang peduli akan hal tersebut. Kini, banyak berdiri yayasan-yayasan sosial yang bertujuan untuk membantu, menolong, dan meringankan beban mereka.

 

Namun, ada juga segelintir orang-orang mampu yang masih belum tergerak hatinya untuk membantu kaum sesama. Tetapi, dengan didirikannya suatu lembaga sosial mulai banyak juga perubahan positif  yang datang.

 

Sebenarnya, banyak lembaga yang berlandaskan sosial kemanusiaan yang tumbuh saat ini. Hal tersebut berimbas dari semakin meningkatnya perubahan sosial yang ada, terutama dalam hal budaya.

 

II.                Pertanyaan Pokok

 

1.      Bagaimana efek sosial yang muncul dari dibentuknya yayasan sosial kemanusiaan?

 

 

III.             Metodologi Penelitian

 

Metode yang digunakan : Kualitatif. Yaitu metode sosiologi yang prosesnya mengambil data secara langsung, dimana peneliti sebagai instrument. Metode ini dilakukan dengan dasar mencari data-data yang kuat lalu dilakukan wawancara terhadap narasumber. Metode kualitatif yang digunakan metode komparatif, yaitu mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.

Lokasi :     Yayasan Bakti Insan Ibnu Batutah

                   Jalan WR. Supratman 26 Kp. Utan Ciputan Tanggerang Selatan

Waktu :    5 Desember 2012

13. 45 WIB

 

IV.             Gambaran Subjek/Objek Penelitian

 

F. Satrio Anggoro, pria kelahiran Temanggung, 17 Februari 1987 merupakan salah seorang dari sepuluh pendiri yayasan Bakti Insan Ibnu Batutah. Ia berperan sebagai koordinator program dari Amal Insani. Sebagai seorang alumni jurusan Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah, kini ia telah diterima bekerja di salah satu BUMN yaitu Bulog.

 

Amal Insani sendiri berada dibawah naungan Yayasan Bakti Insan Ibnu Batutah. Amal Insani adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang memfokuskan diri pada program-program sosial-kemanusiaan, lingkungan hidup, pendidikan dan kesehatan dengan dana yang bersumber dari donasi barang bekas, dan sumbangan yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga.

 

Awalnya Amal Insani ini bernama RCC (Ranita Care Center). RCC ini terbentuk atas inisiatif beberapa alumni UKM RANITA. RANITA sendiri merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa yang memfokuskan pada gerakan lingkungan hidup dan kemanusiaan. RCC ini mulai dibentuk pada tahun 2009.

 

Pada tahun 2011, RCC berganti nama menjadi Amal Insani. RCC kini resmi menjadi yayasan sosial-kemanusiaan yang diakui. Perubahan nama tersebut dilakukan karena ingin melepaskan menjadi suatu lembaga yang lebih independen dan tidak berada dibawah nama ranita.

 

Namun bukan berarti ranita lepas begitu saja dari Amal Insani. Beberapa event yang dibuat amal insani masih bekerja sama dengan ukm ranita. Dasar dari pembentukan lembaga ini adalah tidak lain dari kegelisahan terhadap masalah sampah yang tak kunjung ada habisnya. Yayasan ini bertujuan untuk memberi penyadaran dan memberi dorongan untuk peduli dengan lingkungan dan kemanusiaan.

 

Yayasan ini memiliki delapan program utama yaitu, sampahmu amalmu, relawan guru daerah terpencil, sampah untuk pendidikan, klinik sehat masyarakat, tanggap bencana, pelestarian lingkungan, workshop sampah, dan toko barang bekas. Kini ada program yang baru saja di-launching yaitu bank sampah.

 

V.                Analisis

 

Efek yang muncul dari keikut-sertaan narasumber dalam kelembagaan seperti ini tentu dirasakan pula pada keluargnya. Awalnya mereka mempertanyakan, lalu setelah diberi penjelasan, keluarga mendukung penuh selama kegiatan tersebut positif.

 

Sebelumnya, efek paling terasa tentu saja terjadi pada diri sendiri. Yaitu lebih besar hasrat untuk menolong dan membantu orang lain. Ketika ia mampu membantu sesama, maka muncul kepuasan batin tersendiri. Selain itu, rasa bersyukur dan lebih bersabar menjadi salah satu perubahan yang paling drastis yang dirasakan Satrio.

 

Tentu efek-efek tersebut bukan hanya Satrio yang merasakan, tetapi relawan-relawan lain. Hal tersebut menjadi semangat tersendiri yang selalu dijaga di dalam komunitas tersebut, agar menimbulkan efek yang positif dan  dapat bekerja lebih baik dan tetap terjaga solidaritas antaranggotanya.

 

Terhadap masyarakat sekitar sangat terasa efek yang timbul. Kini mereka lebih tergerak untuk memanfaatkan sampah. Dan rasa kemanusiaan terhadap sesama makhluk hidup menjadi lebih tinggi. Mereka ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang diadakan oleh Amal Insani. Diantaranya ikut mengumpulkan dan menyumbangkan sampah layak pakai.

 

Lalu interaksi yang terjalin antara Amal Insani dengan yayasan-yayasan lain yang bergerak di bidang yang sama bisa dibilang belum terlalu banyak. Namun Satrio sangat mengharapkan dan terbuka bila ada yayasan tersebut yang ingin berkolaborasi dan berjalan beriringan.

 

Sedangkan dengan yayasan lain yang berbeda visi misi, Amal Insani tetap open. Mereka berjalan saling melengkapi dan saling mendukung. Contohnya, dengan YKAI, Amal Insani kerap mendapatkan sumbangan buku dari yayasan tersebut. Lalu Amal Insani membantu mengkampanyekan seorang pasien yang menginginkan sekolah namun tidak mempunyai biaya.

---

Jadi, timbulnya perubahan sosial pada saat ini yaitu salah satu penyebabnya adalah karena terpaut perbedaan status sosial. Perubahan sosial tersebut menimbulkan rasa sensitive dan rasa simpati serta empati oleh segelintir kalangan orang. Yang selanjutnya membuat suatu upaya nyata.

 

Upaya nyata tersebut ditularkan dan disebar-luaskan kepada khalayak banyak. Dengan tujuan yang baik, maka semakin banyak masyarakat yang ter-influence. Mereka mulai sadar bahwa kini makin banyak orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

 

Secara tidak sadar, hal tersebut juga menjadi budaya baru. Saling tolong menolong, Bukan hanya kepada orang yang sudah kita kenal sebelumnya, namun kepada siapapun.

 

Kehidupan sosial bukan merupakan barang cetakan, melainkan suatu proses berkesinambungan yang selalu membaharu, bertumbuh kembang, dan berubah. Perubahan-perubahan mendasar dalam pola budaya, struktur, dan perilaku sosial sepanjang waktu berwujud sebagai perubahan sosial. Perubahan sosial pada dasarnya merupakan proses yang dilalui oleh masyarakat sehingga menjadi berbeda dengan sebelumnya (Zanden, 1990).

 

 

Daftar Pustaka

 

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012

 

Rahardjo, Mudjia. SOSIOLOGI PEDESAAN Studi Perubahan Sosial. Malang: UIN-Malang Press, 2007

Narasumber: F. Satrio Anggoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini