Rabu, 05 Desember 2012

Perubahan Sosial_Eva FauziahJNR1/B_Laporan-4

Ny. Ira Mona dan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)

Daerah Jakarta

Nama               : Eva Fauziah

NIM                : 1112051100034

I.                   LATAR BELAKANG

Sebagian masyarakat menganggap bahwa kecacatan harus disembunyikan, jangan sampai diketahui orang banyak. Anggapan tersebut membuat si penyandang cacat "dikucilkan" dari keluarganya padahal masih ada harapan bagi mereka untuk menikmati hidup yang lebih baik. ini yang menjadi salah satu daya tarik saya untuk melakukan penelitian tentang anak cacat di Indonesia, terutama di daerah Jakarta dan sekitarnya. Serta sosok atau pribadi yang membawa perubahan sosial berdampak positif bagi lingkungan sekitarnya dalam ruang lingkup anak yang menyandang sebutan "anak cacat".

Berawal dari tetangga saya yang mengidap penyakit gangguan Jiwa, dia adalah seorang laki-laki berusia 25 tahun, ia tela mengidap penyakit ini hampir 20 tahunan, sejak balita ia sudah di vonis dokter mengidap kelainan jiwa. Dan sekarang anak-anak yang tinggal di dekat rumahnya sering mengolok-oloknya dengan sebutan 'orang gila'. Saya tidak menyalahkan anak-anak tersebut, tetapi amat disayangkan peran orang tua dalam mendidik anak kurang nampak dalam peristiwa kecil seperti ini.

Mari bersama kita saling membahu, kecacatan bukan untuk disembunyikan dan dicibirkan, melainkan harus diperbaiki agar penyandang cacat mendapat kualitas hidup yang lebih baik.

 

II.                PERTANYAAN POKOK

1. Bagaimana sejarah (YPAC) bisa seperti sekarang ini ?

2. Mengapa YPAC Jakarta yang tadinya ditujukan kepada anak-anak penderita cacat polio yang kemudian mengkhususkan diri kepada anak-anak penyandang Cerebral Palsy (CP) ?

 

III.             METODE YANG DIGUNAKAN

Metode yang saya gunakan dalam laporan ini adalah metode Kualitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut dapat nyata dalam masyarakat. Saya mewawancarai Ny. Ira Mona selaku anggota bagian Layanan Rehabilitasi Pendidikan dan Ravokasional di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Cabang Jakarta. Wawancara dilakukan pada :

Waktu/tanggal : 05 Desember 2012, Pukul 12.00 s/d 12.30 WIB

Tempat           : Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) beralamat di Jalan Hang Lekiu III No. 19 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120.

IV.              GAMBARAN TOKOH

Dalam Laporan tentang Perubahan Sosial saya mewawancarai Ny. Ira Mona selaku anggota bagian Layanan Rehabilitasi Pendidikan dan Ravokasional di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Cabang Jakarta, beliau menjabat di YPAC sudah 7 tahun. Riwayat pendidikannya beliau mendapatkan Gelar S1 di Institut Kesejahteraan Widuri. Dan melanjutkan studi S2nya di Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia (UI).

Beliau seorang ibu yang berusia 45 Tahun, yang mengabdikan penuh dirinya untuk anak-anak yang menderita cacat.  Mulai dari para korban penyakit Polio Myelitis, Penderita poliomylitis adalah kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yang menyerang sumsum tulang belakang yang biasa terjadi pada anak usia 2-6 tahun, dll.

beliau membawa pengaruh besar bagi orang-orang yang hidup disekitarnya. Dengan mensosialisasikan tentang anak-anak yang menderita cacat. Maka semakin besar kesadaran bahwa anak cacat bukan untuk dijauhi atau di olok. Tetapi harus diperbaiki agar penyandang cacat dapat hidup lebih baik lagi dan dapat menikmati dunia yang indah ini.

V.              ANALISIS

Berdirinya YPAC, dimulai dengan sejarah perkembangan rehabilitasi bidang kelainan fisik di Indonesia yang dimulai oleh Prof. Dr. Soeharso yang merupakan ahli bedah tulang, bersama Bapak Soeroto untuk membuat bengkel prosthesis ketika menangani korban perang fisik dalam merebut kemerdekaan yang kemudian berkembang sebagai pusat rehabilitasi penderita cacat atau yang dikenal dengan Rehabilitasi Centrum pada tahun 1952 di kota Solo.

Dalam perkembangannya, rehabilitasi centrum ini pada akhirnya juga menangani mereka yang cacat karena sebab lainnya, termasuk diantaranya anak-anak. Ketika itu masalah penyakit  Polio Myelitis  yang 'menyerang' anak-anak muncul dan sangat berkembang pesat. Kemudian, anak-anak yang terkena penyakit tersebut belum mendapat perhatian yang khusus, sedangkan dirasakan semakin lama persoalan tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja karena dikhawatirkan akan menyebabkan semakin banyak anak-anak yang menderita kecacatan, selain itu pada saat itu belum ada suatu centrum yang membantu bagi penanganan penderita polio.  

  Hingga kini YPAC telah berkembang ke beberapa daerah, seperti YPAC Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, hingga Malang. Menyusul kemudian cabang-cabang lainnya, seperti Ternate, Manado, Denpasar, Ujung Pandang, Aceh, Jember, Pangkal Pinang, dan Padang. Dalam kurun waktu lima windu YPAC telah menyelenggarakan 11 kali Konferensi Kerja. Diadakan setiap dua tahun sekali yang merupakan sarana komunikasi guna memantapkan kegiatan cabang-cabang di beberapa daerah. Namun kini dengan ketentuan yang baru mengenai yayasan sosial, YPAC ini tidak lagi memiliki cabang-cabang, melainkan setiap cabang itu berdiri sendiri-sendiri secara otonom.

Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) sebagai lembaga sosial yang bergerak dalam pembinaan anak cacat, sangat berkepentingan dengan berbagai perkembangan di bidang pendidikan. Pada mulanya pelayanan YPAC diawali dengan mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB). Mula-mula pelayanannya adalah untuk para korban penyakit Polio Myelitis yang hanya cacat tubuh serta masih dapat sepenuhnya mengikuti pelajaran sekolah. Penderita poliomylitis adalah kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yang menyerang sumsum tulang belakang yang biasa terjadi pada anak usia 2-6 tahun. Namun seiring dengan berkembangnya kemajuan kesehatan dalam hal ini adalah ditemukannya pil antipolio dan juga upaya pemberantasan penyakit tersebut dengan jalan memberikan vaksin polio atau imunisasi sejak dini, maka lambat laun anak-anak post polio kian hari semakin berkurang.

Kondisi inilah yang pada akhirnya merubah pelayanan YPAC Jakarta yang tadinya ditujukan kepada anak-anak penderita cacat polio yang kemudian mengkhususkan diri kepada anak-anak penyandang Cerebral Palsy (CP), karena di Jakarta masih sedikit jumlah lembaga sosial yang memberikan penanganan terhadap penderita CP, di mana CP ini merupakan suatu gangguan pola sikap dan pergerakan (sensorimotorik) akibat kerusakan otak yang baru berkembang dan bersifat stasioner yang dapat terjadi terutama pada masa kehamilan, kelahiran maupun pada masa anak-anak. Kelainan yang diakibatkan oleh CP dapat menetap seumur hidup berupa gangguan fungsi gerak, persepsi dan sering kali diperberat dengan penurunan aktivitas mental. Selain itu YPAC juga mengembangkan pelayanannya sehingga juga menjadi tempat pendidikan yaitu sekolah luar biasa bagian D, yang dikhususkan untuk tuna daksa (cacat tubuh).

1.    Visi dan Misi Lembaga

Visi

dari YPAC Jakarta adalah bahwa setiap manusia mempunyai kedudukan dan harkat yang sama serta hak untuk mengembangkan pribadinya, dan setiap manusia mempunyai kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap manusia dan bangsa.

Misi

dari YPAC Jakarta adalah mencegah secara dini agar kecacatan tidak semakin parah, dan menjunjung bahwa anak dengan kecacatan perlu mendapatkan pelayanan rehabilitasi yang terpadu (total care) oleh tim rehabilitasi indisipliner agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara berkualitas untuk tujuan kemandirian, serta anak dengan kecacatan harus mendapatkan equalisasi dalam kebutuhan khususnya.

2.    Divisi Divisi atau Unit Layanan Khusus

1.      LAYANAN MEDIK

Tim ahli medic : Dokter Umum, Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Syaraf Anak, Dokter Spesialis Bedah Tulang, Dokter spesialis Rehabilitasi Medik, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (Psikiater Anak), Psikolog Anak, dan Dokter Gizi

 

BAGIAN LAYANAN MEDIK : Fisiotherapi, Terapi Wicara, Hidrotherapy, Terapi Okupasi, Terapi Sensori Integrasi, dan Bengkel Ortotik

 

2.      LAYANAN PENDIDIKAN

YPAC Jakarta memberikan layanan pendidikan khusus , meliputi pembinaan dan pendidikan anak Tunadaksa, yang menurut istilah Departemen Pendidikan Nasional disebut Sekolah Luar Biasa (D/D1)

1.      Jenjang Pendidikan : TKLB/ Persiapan,SDLB (D/D1), SMPLB (D/D1), SMPLB Kelas Khusus D1, SMALB (D/D1), SMALB Kelas Khusus, Keterampilan (Unit Karya)

Jenis keterampilan pada Unit Karya meliputi :

·         Keterampilan putri         : memasak

·         Kerajinan tangan            : menyususn mote mote, menyulam, menenun kain pel, menjahit

·         Keterampilan jasa          : menyusun kepala korek api "Tokai", menyablon, komputer

3.      LAYANAN SOSIAL

·         Tempat Penitipan Anak Harian (Day Care Centre)

·         Penyuluhan Bagi Orang Tua (Parent Conseling)

·         Program Orang Tua Asuh

 

3.    Staf dan Struktur Lembaga

SUSUNAN KEPENGURUSAN YPAC JAKARTA

PERIODE 2008-2013

Pelindung                      : Ny. Hj. Tatiek Fauzi Bowo

Pembina

·   Ketua                          : Dr. H. Muki Reksoprodjo SP.OG

·   Anggota                      : Ny. Louise Suparto

                                       : Betty Djokopranoto S.H

                                       : Sofyan Wanandy

Pengawas

·   Ketua                          : Dr. Ucok Siregar MD. FICS

·   Anggota                      : Ny. Ciska Pray

                                       : Ny.Renny Suprayitno

Pengurus

·   Ketua I                                    : Ny. Purti Muki Reksoprodjo

·   Ketua II                      : Ny. Riantinie S. Wanandi

·   Ketua III                     : Ny. Rini Priutomo

 

·   Sekretaris I                  : Ny. Treesje Kun Wibisono

·   Sekretaris II                : Ny. Iluna Agus Hari. S

 

·   Bendahara I                : Ny. Saur Simatu . ANG

·   Bendahara II               : Ny. Titi Kanter

Pusat Rehabilitasi Anak

Layanan Rehabilitasi Medik dan Sosial

·   Ketua                          : Ny. Arie Hendarto

·   Anggota                      : Ny. Titi Kanter

 

Layanan Rehabilitasi Pendidikan dan Ravokasional

·   Ketua                          : Ny. Adjeng Budisantoso

·   Anggota                      : Ny. Ira Mona

Seksi Hukum dan HUMAS Masyarakat

·   Ketua                          : Ny. Hadijati A. Nazir SH

·   Anggota                      : Ny. Soesilowati

Seksi Rumah Tangga

·   Ketua                          : Ny. Soesilowati

·   Anggota                      : Ny. Retta Situmorang

: Ny. Arya Kunto Wibisono

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Ny. Ira Mona

http://ypacjakarta.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini