A. Economy and Society
Economy and Society Weber menjelaskan tindakan sosial dan sistem politik (kekuasaan) membentuk dan mempengaruhi sistem ekonomi.
Weber mendefinisikan tindakan sosial (social action) sebagai tindakan individu yang memiliki makna subyektif bagi individu tersebut tetapi berdampak pada individu lain dan mengharapkan timbulnya reaksi dari individu lain tersebut.
"Action insofar as the acting individual attaches a subjective meaning to his behavior…Action is "social" insofar as its subjective meaning takes account of the behavior of others and is thereby oriented in its course."
Dari definisi ini terlihat bahwa tidak setiap aktivitas individu merupakan tindakan sosial. Aktivitas beribadah bukanlah sebuah tindakan sosial. Sebab ini merupakan aktivitas perseorangan yang tidak berhubungan dengan orang lain. Berbeda dengan aktivitas ekonomi, di mana setiap tindakan aktor selalu bersinggungan dengan individu lain dan menghadirkan reaksi atas tindakan tersebut.
Weber menyebut ada empat tipe tindakan sosial
1. Instrumentally rational, yaitu tindakan sosial yang mengharapkan reaksi individu lain sesuai dengan kondisi atau tujuan aktor yang melakukan tindakan sosial tersebut.
2. Value-rational, yaitu tindakan sosial berdasarkan nilai agama atau etika yang dipegang.
3. Affectual, yaitu tindakan sosial yang dipengaruhi oleh emosi atau perasaan aktor.
4. Traditional, yaitu tindakan sosial yang dibentuk oleh kebiasaan.
Dari teorinya tentang tindakan sosial ini, Weber mendefinisikan konsepnya tentang tindakan ekonnomi (economic action). Menurutnya, tindakan ekonomi adalah tindakan sosial yang berorientasi ekonomi, yakni upaya memenuhi kebutuhan, termasuk di dalamnya upaya menguasai sumber daya ekonomi dan mencari keuntungan.
"Economic action is any peaceful exercise of an actor's control over resources which is in its main impulse oriented towards economic ends."
Weber menekankan pada upaya perdamaian. Tindakan yang menggunakan kekerasan meskipun berorientasi ekonomi bukanlah tindakan ekonomi dalam definisi ini. Begitu halnya dengan perang.
Tindakan ekonomi inilah yang menjadi asal muasal terbentuknya sistem ekonomi. Dimulai dari tindakan ekonomi yang paling sederhana, yakni tukar menukar barang kebutuhan, hingga upaya mencari keuntungan mulai dari model kapitalisme tradisional hingga yang modern.
B. The Potestant Etnic and The Spirit of Capitalism.
Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme Seperti yang disebutkan dalam karyanya The Potestant Etnic and The Spirit of Capitalism. Weber memusatkan perhatian pada protestantisme sebagai sebuah system gagasan dan pengaruhnya terhadap system ekonomi kapitalis. Di periode awal kapitalisme, agen terpenting adalah orang protestan. Dan ini diteliti Weber kemudian korelasi ini pun dibuktikan. Weber menarik kesimpulan bahwa terdapat peran khusus orang-orang protestan dalam menggunakan kapitalisme, yang mana salah satunya keyakinan agama mereka. Keimanan protestan tersebut telah menghasilkan motivasi aktivitas pro kapitalis yang mana berorientasi pada kehidupan duniawi. Dimana bakti keagamaan biasanya disertai dengan penolakan terhadap urusan duniawi termasuk pengejaran ekonomi dan hal tidak terjadi pada protestanisme. Weber juga mendefinisikan semangat kapitalisme sebagai gagasan dan kebiasaan yang mendukung pengajaran yang rasional terhadap keuntungan ekonomi.
Analisanya mengenai etika protestan serta pengaruhnya dalam meningkatkan pertumbuhan kapitalisme menunjukkan pengertiannya mengenai pentingnya kepercayaan agama serta nilai dalam membentuk pola motivasional individu serta tindakan ekonominya. Pengaruh agama terhadap pola perilaku individu serta bentuk-bentuk organisasi sosial juga dapat dilihat dalam analisa perbandingannya mengenai agama-agama dunia yang besar.Weber juga mengemukakan mengenai analisa tipe ideal dimana memungkinkan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa khusus dan untuk memberikan analisa perbandingan dengan menggunakan kategori-kategori teoritis yang umum sifatnya. Keseluruhan pendekatannya menekankan bahwa kepentingan ideal dan materiil mengatur tindakan orang, dan bahwa hubungan antara ideal agama dan kepentingan ekonomi sebenarnya bersifat saling tergantung. Dengan kata lain, hubungannnya itu bersifat timbal balik, termasuk saling ketergantungan antara protestantisme dan kapitalisme. Dalam perkembangan kapitalisme modern, menuntut untuk pertumbuhan modal. menuntut kesediaan untuk tunduk pada disiplin perencanaan yang sistematis untuk tujuan-tujuan di masa mendatang, bekerja secara teratur dalam suatu pekerjaan, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar