Teori Weber
Tindakan Sosial
Bagi Weber, sosiologi mula-mula adalah ilmu pengetahuan tentang tindakan sosial. Ia menolak determinisme seperti yang dikhotbahkan oleh Marx dan Durkheim yang mengurung manusia dalam sebuah jaring paksaan sosial yang tidak disadari. Weber menganggap bahwa paksaan dan determinisme itu bersifat relatif. Yang ada bukanlah hukum yang absolut, melainkan tendensi-tendensi yang selalu memungkinkan terjadinya suatu kebetulan dan pada keputusan individual. Ia yakin bahwa masyarakat adalah produk dari tindakan individu-individu yang berbuat dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional. Jadi menjelaskan tentang sosial berarti harus menyadari cara manusia mengorientasikan tindakannya. Langkah ini disebut dengan sosiologi "komprehensif". Weber berucap bahwa "Yang kita maksudkan dengan sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dengan cara melakukan interpretasi atas aktivitas sosial".
Rasionalisasi
Dengan penampilannya yang mirip sesuatu yang sederhana dan bersifat tetap, istilah rasionalisasi sebenarnya mengandung tiga dimensi yang berbeda, yaitu kalkulasi strategis, universalisasi, dan spesialisasi fungsi-fungsi sosial. Dengan berbekal perangkat metodologis berupa langkah komprehensif dan metode "tipe-ideal", Weber menyadari adanya beragam studi komparatif menyangkut bentuk-bentuk hukum, tipe agama, cara organisasi ekonomi dan politik. Menurut sang penulis Économie et Société ini "rasionalisasi kehidupan sosial" menjadi ciri paling signifikan masyarakat modern. Weber menjelaskan tiga tipe besar aktivitas manusia, yaitu :
Ø Tindakan tradisional yang terkait dengan adat-istiadat
Ø Tindakan afektif yang digerakkan oleh nafsu..
Ø Tindakan rasional yang merupakan alat (instrumen),ditujukan ke arah nilai atau tujuan yang bemanfaat dan berimplikasi pada kesesuaian antara tujuan dengan cara. Strategi termasuk dalam kategori ini.
Menurut Weber, tindakan sosial menjadi ciri masyarakat modern : yaitu mewujudkan dirinya sebagai pengusaha kapitalis, ilmuwan, konsumen atau pegawai yang bekerja/bertindak sesuai dengan logika tersebut. Sekalipun demikian, Weber menegaskan bahwa "jarang sekali aktivitas terutama aktivitas sosial yang hanya berorientasi pada salah satu jenis aktivitas saja. Jenis-jenis aktivitas itu hanya berupa tipe-tipe murni yang dibangun untuk tujuan riset sosiologi. Aktivitas rill itu kurang lebih sebanding dan –lebih sering- berkombinasi. Produktivitas (fécondité), menurut hemat saya, menyebabkan munculnya kebutuhan untuk membangun (aktivitasnya)."
Contoh dari rasionalitas dalam kehidupan seorang siswa mengikuti les bahasa inggris untuk menambah kosa kata yang ia belum mengerti (tindakan rasional). Namun, bisa saja ia mengikuti les karena nilai bahasa inggris dia jelek di sekolah (tindakan tradisional). Atau saja keinginan dia mengikuti les tersebut sudah tak tertahankan lagi (tindakan afektif). Weber juga menunjukkan bahwa rasionalisasi tindakan hidup sehari-hari seperti yang dipuji oleh para pendiri agama Protestan ternyata mendukung perkembangan kapitalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar