Senin, 08 Oktober 2012

Demografi (mortalitas) _Tifla Syafitri

                      MORTALITAS
          I.            Pendahuluan
Untuk jangka waktu yang sangat lama di masa lampau fenomena mortalitas seperti hal nya fertilitas pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang sama sekali berada di luar control manusia. Walaupun dalam bagian ke dua abad ke-17 telah ada suatu studi yang sistematis mengenai kematiaan oleh John Graunt yang termshur itu, sebenarnya sampai akhir abad ke-17 dan tahun-tahun permulaan abad ke-18 masih sedikit sekali orang di berbagai bagian eropa yang mempertanyakan angka-angka kematian. Baru kemudian suatu langkah kemajuan yang berarti dicapai ketika Jenner pada tahun 1789 mengemukakan keefektifan inokulasi cowpox bagi imunisasi terhadap smallpox (penyakit cacar). Telah berabad-abad sebelumnya pada waktu-waktu tertentu penyakit cacar berjangkit dan banyak merenggut penduduk dunia sejak meluasnya berbagai penyakit yang kesemuanya mempengaruhi angka-angka kematian. Di berbagai tempat angka dan sebab-sebab kematian dipertanyakan. Sejalan dengan gejala ini berkembang pula ukuran-ukuran tingkat kematian.[1]
       II.            Pembahasan
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Penyebab Kematian
Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistim pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah
Kematian dan Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.[2]
    III.            Penutup
Berdasarkan pembahasan  di atas, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut bahwa Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal ini, mortalitas juga dapat di ukuran dengan jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas  khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat  950 kematian per tahun.
 
 
 


[1] Said rusli, pengantar ilmu kependudukan
[2] Junaidi wawan, 2009. (Definisi mortalitas sosial media belajar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini