Teori Max Weber : Tindakan sosial dan Rasionalitas beserta contoh
Oleh : ARIE PERMANA
Teori Tindakan Sosial
Bagi Weber, sosiologi mula-mula adalah ilmu pengetahuan tentang tindakan sosial. Ia menolak determinisme seperti yang dikhotbahkan oleh Marx dan Durkheim yang mengurung manusia dalam sebuah jaring paksaan sosial yang tidak disadari. Weber menganggap bahwa paksaan dan determinisme itu bersifat relatif. Yang ada bukanlah hukum yang absolut, melainkan tendensi-tendensi yang selalu memungkinkan terjadinya suatu kebetulan dan pada keputusan individual. Ia yakin bahwa masyarakat adalah produk dari tindakan individu-individu yang berbuat dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional. Jadi menjelaskan tentang sosial berarti harus menyadari cara manusia mengorientasikan tindakannya. Langkah ini disebut dengan sosiologi "komprehensif". Weber berucap bahwa "Yang kita maksudkan dengan sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dengan cara melakukan interpretasi atas aktivitas sosial".
Max Weber mengungkapkan bahwa dunia sebagaimana kita saksikan terwujud karena tindakan sosial. Manusia melakukan sesuatu karena mereka memutuskan untuk melakukan itu, untuk mencapai apa yang mereka kehendaki. Setelah memilih sasaran, mereka memperhitungkan keadaan, kemudian memilih tindakan.
Bagi Max Weber, struktur sosial adalah produk (hasil) dari tindakan itu, cara hidup adalah produk dari pilihan yang dimotivasi. Memahami realitas sosial yang dihasilkan oleh tindakan itu berarti menjelaskan mengapa manusia menentukan pilihan. Teori sosiologi bukanlah teori mengenai sistem sosial yang memiliki dinamikanya sendiri, melainkan mengenai makna dibalik tindakan individu. Max Weber menyebut metode yang dikembangkannya sebagai verstehen.
Inti dari tindakan sosial adalah tindakan yang penuh arti dari individu yakni tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain.
Tipe-tipe Tindakan
Max Weber mengklasifikasi empat tipe tindakan yang dibedakan dalam konteks motif pelakunya, sebagai berikut :
- Tindakan Tradisional (Traditional Action) yakni tindakan sosial murni, tindakan yang didasarkan pada kebiasaa-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu di masa lalu saja.
- Tindakan Afektif (Affectual Action) yakni tindakan yang dibuat-buat, dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si pelaku. Tindakan ini sukar dipahami, kurang atau tidak rasional
- Tindakan berorientasi tujuan atau penggunaan rasionalitas instrumental (Werktrational Action) yakni tindakan dimana pelaku menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuannya. Tindakan ini menunjuk kepada tujuan itu sendiri. Tindakan ini rasional, karena pilihan-pilihan terhadap cara-cara kiranya sudah menentukan tujuan yang diinginkan.
- Tindakan berorientasi nilai atau penggunaan rasionalitas nilai (Zwerk Rational) yakni tindakan sosial murni, dalam tindakan ini pelaku tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri.
Teori Rasionalitas
Dalam filsafat , rasionalitas pelaksanaan alasan. Ini adalah cara di mana orang menarik kesimpulan ketika mempertimbangkan hal-hal yang sengaja. Hal ini juga mengacu pada kesesuaian keyakinan seseorang dengan seseorang alasan untuk keyakinan, atau dengan tindakan seseorang dengan seseorang alasan untuk tindakan. Namun, "rasionalitas" istilah cenderung digunakan dalam diskusi khusus ekonomi , sosiologi , psikologi dan ilmu politik . Sebuah keputusan yang rasional adalah salah satu yang tidak hanya beralasan, tetapi juga optimal untuk mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan masalah. "Rasionalitas" digunakan berbeda di berbagai disiplin ilmu.
Max Weber mengusulkan sebuah interpretasi aksi sosial yang membedakan antara empat jenis rasionalitas, yaitu :
1. Tindakan Tradisional (Traditional Action) yakni tindakan sosial murni, tindakan yang didasarkan pada kebiasaa-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu di masa lalu saja. Contoh: berbagai upacara adat yang ada di Bali seperti ngaben, adanya sesajen untuk persembahan para dewa, dsb.
2. Tindakan Afektif (Affectual Action) yakni tindakan yang dibuat-buat, dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si pelaku. Tindakan ini sukar dipahami, kurang atau tidak rasional Contoh: tindakan meloncat- loncat kerena kegirangan, menangis karena takut terhadap sesuatu dsb.
3. Tindakan berorientasi tujuan atau penggunaan rasionalitas instrumental (Werktrational Action) yakni tindakan dimana pelaku menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuannya. Tindakan ini menunjuk kepada tujuan itu sendiri. Tindakan ini rasional, karena pilihan-pilihan terhadap cara-cara kiranya sudah menentukan tujuan yang diinginkan. Contoh: Tedi ingin lulus ujian oleh sebab itu dia lebih memilih membaca buku pelajaran, daripada membaca komik.
4. Tindakan berorientasi nilai atau penggunaan rasionalitas nilai (Zwerk Rational) yakni tindakan sosial murni, dalam tindakan ini pelaku tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Contoh: mendirikan sholat adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam sebagai bekal untuk hari kiamat kelak,(dalam hal ini kita tidak tahu apakah sholat kita dapat diterima oleh Alloh SWT atau tidak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar