Nama : Imas Hayati Nufus
Nim : 1112051000159
Kelas : KPI 1E
MAX WEBER
a. TINDAKAN SOSIAL
Bagi Weber sosiologi mula-mula adalah sebuah ilmu pengetahuan tentang tindakan social. Ia menolak determinisme seperti yang dikemukakan oleh Marx dan Durkheim yang mengurung manusia di dalam jaring paksaan social yang tidak di sadari. Weber menganggap bahwa paksaan dan determinisme itu adalah sesuatu yang bersifat relative. Yang ada bukanlah hukum yang absolute melainkan tendensi-tendensi yang selalu memungkinkan terjadinya suatu kebetulan dan pada keputusan individual. Ia yakin bahwa masyarakat adalah produk dari tindakan individu-individu yang berbuat dalam kerangka fungsi nilai, motif dan kalkulasi rasional. Jadi jika ingin membahas tentang ilmu social berarti harus menyadari bagaimana cara manusia mengorientasikan tindakan-tindakannya. Langkah ini di sebut dengan sebutan langkah sosiologi "komprehensif". yang dimaksud dengan sosiologi, menurut ucapan Weber, "sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dengan cara melakukan interpretasi atas aktivitas social".
Menurut Weber tidak semua tindakan social manusia dianggap seperti tindakan social. Suatu tindakan hanya akan di sebut tindakan social apabila tindakan tersebut dilakukan dengan memertimbangkan perbuatan orang lain, dan berorientasi pada perilaku orang lain. Misalnya, menyanyi di kamar mandi hanya untuk menghibur dirinya sendiri, maka perbuatan ini tidak termasuk dalam tindakan social. Akan tetapi jika seseorang menyanyi untuk menghibur orang lain maka ini termasuk ke dalam tindakan social.
Menurut Weber, suatu tindakan ialah perilaku manusia yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya. Sosiologi betujuan memahami (verstehen) mengapa tindakan social mempunyai arah dan akibat tertentu, sedangkan tiap tindakan mempunyai makna subjektif bagi pelakunya. Maka para ahli sosiologi yang hendak memahami makna suubjektif suatu tindakan social harus dapat membayangkan dirinya berada di tempat pelaku untuk ikut menghayati pengalamannya (put one's self Weber, 1964:90). Hanya dengan menempatkan diri di tempat seseorang yang bunuh diri misalnya, seorang sosiologi dapat memahami makna subjektif tindak social mereka, memahami mengapa tindakan social tersebut dilakukan, serta dampak dari tindakan tersebut.
b. RASIONALITAS
Dalam maknanya yang lebih umum Rasionalitas dalam sosiologi mengacu pada "Rasio" (maksudnya adalah motif-motif yang disadari) yang mendorong individu untuk bertindak dengan suatu cara. Orang selanjutnya berbicara tentang "Rasionaltas yang subjektif". Dalam pengertian ini bisa jadi kedua rasionalitas ini menjadi kontradiktif. Dalam maknanya yang lebih terbatas Rasionalitas menyeritakan adanya efektifitas dan koherensi antara tujuan dengan cara bertindak. Tindakan yang berusaha mencari cara yang paling efektif demi mencapai tujuannya dianggap sebagai Rasional. Bagi para ekonom klasik, postulat tentang rasionalitas perilaku hanya berimplikasi jika si homo ceconomicus menjadi penghitung yang waspada dalam melakukan pilihannya dengan tetap memperhitungkan solde (upah atau saldo). Biayanya, hasil yang diperoleh dan resikonya.
Max Weber menganggap bahwa dalam Rasionalisasi, aktivitas manusia memiliki cirri-ciri yang dominan pada masyarakat modern. Seluruh bidang aktivitas social (ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan, seni) terbebas dari dominasi tradisi dan mengikuti logikanya sendiri. Demikianlah dalam bidang ekonomi kemajuan perushaan-perusahaan kapitalis dengan kalkulasinya yang dapat dipercaya, pembagian kerja "yang ilmiah" (taylor satu zaman dengan Weber), teknik-teknik modern menjadi contoh paling bagus dalam menerjemahkan peralihan dalam sebuah prinsip tentang efektifitas hingga prinsip tentang tradisi. Dengan penampilannya yang mirip sesuatu yang sederhana dan bersifat tetap, istilah rasionalisasi sebenarnya mengandung tiga dimensi yang terkombinasi namun relative berbeda: yakni kalkulasi strategis, universalisasi dan spesialisasi fungsi-fungsi social.
Dengan berbagai metodologis berupa langkah komprehensif dan metode "tipe-ideal", Weber adanya beragam studi komparatif menyangkut bentuk-bentuk hukum, tipe agama, cara organisasi ekonomi dan politik. Sebuah pertanyaan besar mendominasi bidang ini yaitu: "apa hal yang paling menonjol dari masyarakat modern?"
Menurut sang penulis buku Economie et societe ini "rasionalisasi kehidupan social" menjadi cirri paling signifikan masyarakat modern. Apa yang dimaksud "rasionalisasi" dalam hal ini? Weber menjelaskan bahwa ada tiga tipe aktivitas manusia yaitu:
- Tindakan tradisional yang terkait dengan adat istiadat. Aktivitas sehari-hari, seperti makan menggunakan garpu dan member salam kepada teman adalah termasuk tindakan tradisional.
- Tindakan afektif yang digerakkan oleh nafsu. Seperti para penjudi dan rentenir. Dan sebagainya.
- Tindakan rasional yang merupakat alat (instrument), yang ditujukan ke arah nilai atau tujuan yang bermanfaat dan berimplikasi pada kesesuaian antara tujuan dengan cara.
Menurut Weber tindakan rasional menjadi cirri masyarakat modern: yaitu mewujudkan dirinya sebagai kapitalis, ilmuwan, konsumen atau pegawai yang bekerja atau bertindak sesuai logika tersebut.
Sebenarnya kita bisa saja menunjukkan bahwa ketiga jenis tindakan itu saling berkelainan smenjadi satu aktivitas serupa Seperti halnya aktivitas konsumen. Biasanya konsumen memilih produk yang di sesuaikan dengan penghasilannya (tindakan rasional). Namun ia bisa saja didorong memilih karena kebiasaan konsumsinya (tindakan tradisional) atau karena keinginan yang tidak bisa ditahan lagi (tindakan afektif). Dalam karyanya yang terkenal yaitu Ethique protestante et l'espirit du capitalism (etika protestan dan jiwa kapitalisme) Weber menunjukkan bahwa rasionalisasi tindakan hidup sehari-hari seperti yang dipuji oleh para pendiri agama protestan ternyata mendukung kapitalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar