Senin, 26 November 2012

lap 4, PENGARUH PONDOK PESANTREN DALAM MEMPENGARUHI MASYARAKAT, Muhammad Arif Fathurrahman, KPI 1E

PENGARUH PONDOK PESANTREN DALAM MEMPENGARUHI MASYARAKAT
PONDOK PESANTREN AL-WASHILAH
 
Nama   : Muhammad Arif Fathurrahman
NIM    : 1112051000154
 
A.    Latar Belakang
pendidikan memiliki peranan dalam mencerdaskan suatu bangsa. karena melalui pendidikan akan timbul generasi-generasi emas calon penerus bangsa. pendidikan dilakukan dengan cara formal ataupun nonformal. contoh dari pendidikan formal adalah sekolah ataupun perguruan tinggi, sedangkan contoh dari pendidikan nonformal adalah pendidikan yang bersifat diluar sekolah. pendidikan yang ada di Indonesia dikelola oleh dua departemen yaitu Departemen Pendidikan dan Departemen Agama. masing-masing departemen mempunyai naungan dalam hal pendidikan. namun dalam hal ini yang akan menjadi objek penelitian adalah pondok pesantren dimana objek ini mengarah kepada kedua departemen tersebut.
Al-Washilah mempunyai arti warisan. pondok pesantren Al-Washilah sendiri berdiri sejak tahun 1988 yang didirikan oleh KH.Dr. Ahmad Dasuki Adnan S.H,M.H. Berdirinya pondok pesantren ini dapat terjadi berkat sumbangsih dari keluarga Bapak Suharto. Hal ini terjadi karena pendiri pesantren ini pernah dipanggil oleh keluarga Bapak Suharto untuk menyembuhkan Bapak Suharto, kemudian berkat ridho Allah Bapak Suharto dapat sembuh dari penyakitnya. Dan sebagai ucapan terima kasihnya kepada orang yang menyembuhkan Pak Harto memberikan sejumlah uang, oleh pendiri ini uang yang diberikan Pak Harto dibelikan tanah di daerah kembangan jakarta barat dan dibuatlah sebuah pesantren yang dinamai pondok pesantren Al-Washilah. Karena hubungan baiknya dengan Pak Harto, maka pak harto sering berkunjung ke pondok pesantren ini, sekaligus membantu proses pembangunan pesantren ini.
Di pondok pesantren Al-Washilah ini lebih ditekankan pelajaran fiqih, karena ilmu fiqih dinilai dapat berguna dalam masyarakat. Selain ilmu fiqih ditekankan juga ilmu dakwah karena ilmu dakwah penting dipelajari mengingat ilmu itu terpengaruh oleh cara pendekatannya atau metode penyampaiannya. Namun bukan berarti ilmu lainnya tidak penting, di pondok pesantren ini juga diajarkan pelajaran-pelajaran yang diwajibkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Untuk jenjang pendidikan yang ada di pondok pesantren ini terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), MTs (Madrasah Tsanawiyah), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kurikulum yang ada juga sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Disini juga terdapat ekstrakulikuler seperti sepak bola, bulutangkis, basket, catur, band dan lain-lain. Ekstrakulikuler dinilai sebagai salah satu wadah agar santri atau pelajar untuk dapat melepas kejenuhannya, dan yang paling penting agar pelajar dapat mengetahui skill yang dia miliki.
 
B.     Pertanyaan Pokok
1.      Bagaimana peran pondok pesantren Al Washilah dalam mempengaruhi masyarakat sekitar?
 
C.     Metode Penelitian
Metode yang kami lakukan adalah dengan metode kualitatif, metode ini dinilai lebih efisien karena dapat menggali informasi secara lebih mendalam.
Penelitian dilakukan pada:
Hari                 : Kamis, 22 November 2012 pukul 14:00-15:00
Tempat            : Pondok Pesantren Al Washilah
 
D.    Gambaran Tokoh
Tokoh yang menjadi narasumber pada penelitian kali ini adalah H. Muhammad Sahidi Rahman yang berperan sebagai pendidik di pondok pesantren Al-Washilah. Beliau sendiri adalah salah satu pendidik atau pengasuh yang ada di pondok pesantren Al-Washilah.
 
E.     Analisis
Pada analisa kali ini akan membahas pengaruh pondok pesantren dalam mempengaruhi masyarakat sekitar. Pada penilitian kali ini yang akan menjadi objek sasaran adalah pondok pesantren Al-Washilah yang berada di daerah Kembangan, Jakarta Barat. Pengaruh pondok pesantren al-Washilah terhadap masyarakat sekitar dinilai sangat baik. Terbukti dengan adanya pengajian rutin pada minggu kedua setiap bulannya. Namun, ada juga yang melihat pondok pesantren ini sebagai tempat buangan atau sisa dari sekolah-sekolah negeri. Menurut pengasuh pondok pesantren ini hal ini dinilai cukup sulit mengingat terdapat berbagai macam latar belakang yang berbeda pada setiap siswanya. Perbedaan ini juga terletak dalam hal daerah, budaya, bahasa dan sifatnya.
Sistem pengajaran yang ada di pondok ini adalah mendidik bukan mengajar. Menurut H. Muhammad Sahidi Rahman mendidik berbeda dengan mengajar karena mendidik disini berarti sang pendidik akan memberikan contohnya tidak cuma sekedar memberikan teorinya saja. Sang pendidik juga dituntut lebih ekstra dalam memperhatikan siswanya, mengingat jumlah pendidiknya yang sangat minim dan jumlah siswanya yang mencapai 270 orang.
Karena sistem pengajarannya pondok pesantren Al-Washilah mendapatkan penghargaan dari kantor pos Indonesia. penghargaan ini diberikan karena pada saat Praktek Kerja Lapangan (PKL) siswa pondok pesantren ini memperlihatkan akhlak dan budi pekerti yang baik. Disiplin dalam bekerja dan tidak lupa terhadap kewajiban beribadah terhadap Allah.
Peran  pesantren tidak hanya dalam mengadakan pengajian saja. Namun, juga dengan cara melakukan kerja sama dalam membersihkan wilayah sekitar pondok pesantren. Pondok pesantren Al-Washilah juga mempunyai berbagai macam usaha mulai dari fotocopy, minimarket, dan penjualan pakaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini