Rabu, 04 November 2015

LAPORAN HASIL PENELITIAN-PEMIMPIN PERUBAHAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PEMIMPIN PERUBAHAN

 

 

 

 

RISHA SHAFIRA DESKHANSA (11150510000002)

KELAS : KPI 1A

EKA SUGIARTI (11150510000066 )

KELAS : KPI 1B

ADITYA LESMANA (11150510000127 )

KELAS : JURNALISTIK 1A

KUN HAIKAL (11150510000090)

KELAS : JURNALISTIK 1B

Dosen Pembimbing : Dr. Tantan Hermansyah, M.Si

MATA KULIAH PENGANTAR SOSIOLOGI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Assalamua'alaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati, kami bersyukur telah diberikan kesempatan untuk bisa mengerjakan tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi. Karena tugas ini selesai berkat campur tangan Allah swt.

Shalawat serta salam juga tak lupa kami curahkan kepada seseorang yang menjadi tauladan baik bagi seluruh umat, nabi pembawa rahmat yakni nabi besar Muhammad saw. Karena berkat ajaran rasulullah saw. Kita dapat menimba ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Makalah ini berisikan pembahasan perjuangan hidup, komitmen, dan pantang menyerah seorang ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fiqih Dwi Adam. Makalah ini juga membahas latar belakang  kisah sosiologi pembawa perubahan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Jakarta, 30 Oktober 2015

 

Penyusun


 

 

 

DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR.. 2

DAFTAR ISI. 3

BAB I. 4

PENDAHULUAN.. 4

A.   LATAR BELAKANG.. 4

B.    PERTANYAAN PENELITIAN.. 5

C.    METODE PENELITIAN.. 6

D.   TINJAUAN TEORITIS. 9

BAB II. 10

GAMBARAN UMUM SUBYEK/OBJEK KAJIAN.. 10

A.   PROFIL UMUM SUBJEK/OBJEK.. 10

B.    LOKASI KAJIAN.. 10

BAB III. 11

ANALISIS HASIL.. 11

A.       Deskripsi Narasumber 14

B.    Pandangan Lingkungan  Terhadap Tokoh Perubahan. 15

C.    Komitmen Dan Sikap Tokoh Perubahan. 16

D.       Cara Yang Di Gunakan Tokoh Untuk Mendorong Perubahan. 16

BAB IV.. 17

KESIMPULAN.. 17

DAFTAR PUSTAKA.. 18

LAMPIRAN.. 19

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

 

Hidup adalah suatu misteri. Berbagai pengalaman baik positif ataupun negatif tidak lepas dari kehidupan seseorang. Pengalamanpengalaman tersebut dapat memberikan pengaruh pada seseorang sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan, seperti dapat mengaktualisasikan dirinya melalui pekerjaan, menjalani berbagai hobby, serta dikelilingi oleh keluarga yang dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan bahagia dalam hidupnya. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan orang-orang yang mengalami penderitaan dalam hidupnya. Makna hidup tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan hidup untuk mengarahkan seseorang dalam hidupnya serta meningkatkan hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning).

Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa hidup yang dijalaninya tidak berarti. Semua hal ini dapat terjadi karena orang tersebut menjalani hidupnya tanpa suatu tujuan yang jelas. Manusia modern yang hidup dalam kurun teknologi canggih ini memerlukan tujuan hidup yaang jelas dan mantap untuk merespon berbagai perubahan serba cepat, penuh tantangan, dan peluang.

Frankl dalam Bastaman (2007) mengemukakan bahwa, jika seseorang berhasil menemukan dan memenuhi makna hidupnya maka kehidupan akan menjadi lebih berarti dan berharga. Dan pada akhirnya akan menimbulkan penghayatan bahagia (happiness). Makna hidup tidak hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang mengalami peristiwa yang membahagiakan saja, namun makna hidup dapat ditemukan pada segala kondisi yang terjadi pada setiap manusia.

Tujuan hidup adalah hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Hidup tanpa tujuan akan menimbulkan ketidakpastian, kebingungan, dan kehampaan yang pada gilirannya akan mengembangkan hidup tanpa makna. Tujuan hidup yang baik adalah sesuatu yang benar-benar didambakan, sangat bermakna, penting, dan berharga (Bastaman, 2007).

 

 

B.     PERTANYAAN PENELITIAN

 

Kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden dalam mendapatkan informasi. Berikut adalah pertanyaan penelitian yang kami ajukan:

1.      selamat siang kak fiqih, sebelumnya kita berterima kasih kepada kakak karena telah mau memberikan waktunya untuk di wawancara.

2.      bisa diceritakan pada awalnya kenapa kakak memilih jurusan KPI di UIN Jakarta ini?

3.      bagaimana ceritanya kakak dapat diterima di UIN tersebut?

4.      Mengapa anda memutuskan untuk memilih fakultas tersebut?

5.      Maaf kak sebelumnya, kakak bersasal dari SMA/MAN/pesatren?

6.      Bagaimana perasaan kakak ketika awal masuk UIN jkt ini? Kan banyak matakuliah keagamaan, seperti akhlak tasawuf, studi islam dll?

7.      Terus bagaimana dengan perkembangan nilai kakak?

8.      Kakak kan sekarang menjabat sebagai ketua HMJ KPI, bisa kakak ceritakan awal mulanya kk bisa menjadi ketua HMJ KPI?

9.      Dahulu, apa tujuan kk ikut HMJ? Apa memang dari dulu kakak sudah ingin menjadi ketua HMJ?

10.  Apakah ada perbedaan setelah kk ikut HMJ sm sblm kk ikut HMJ? Bagaimana dengan IP kk?

11.  Kan HMJ pasti sibuk tuh kak? Nah bagaimana kk menyiasati waktu antara belajar sm organisasi?

12.  Kak tantangan menjadi ketua itu kan berat banget, nah apa saja tantangan terbesar yang pernah kakak lewati selama ini?

13.  Sekarang apa visi dan misi kakak ketika menjadi ketua HMJ ini?

14.  Siapa sih kak orang yang membuat kk selalu semangat ?

15.  Apa saja tujuan yang belum kakak raih selama kakak menjabat?

16.  Tujuan hidup kakak sendiri apa?

17.  Apa pesan pesan kakak untuk para maba yang baru merasakan dunia perkuliahan ini, trs pesan pesan kakak untuk para anggota HMJ skrg?

 


 

 

 

C.    METODE PENELITIAN

 

Untuk menggumpulkan informasi penelitian ini kami melakukan dengan menggabungkan 3 metode, yaitu metode Historis, Metode Deskriptif, dan Metode Korelasional.

Ø  Metode Historis

Metode historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma penjelasan.

Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.

 

Ø  Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.

 

 

 

 

 

Ø  Metode Korelasional

Metode korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.

Tujuan metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini, pencarian hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau koefisien determinasi.[1]

 

Penggumpulan data kami lakukan dengan cara wawancara kepada narasumber serta melalui kuesioner yang dibagikan kepada rekan-rekan narasumber.

 

Ø  KUESIONER

Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Yang menjadi dasar pembatasan menentukan variabel-variabel tersebut adalah harus dapat dimengerti dan dirasakan manfaatnya. Kuesioner dapat berfungsi sebagai alat dan sekaligus teknik pengumpulan data yang berisi sederet pertanyaan dalam wujud konkrit.

 

Ø  WAWANCARA

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

 

D.    TINJAUAN TEORITIS

 

Karl Marx (1818-1883)

 

Teori Marx merupakan suatu teori yang terutama berhubungan dengan tingkat struktur sosial tentang kenyataan sosial. Teori ini menekankan pada saling ketergantungan yang tinggi antara struktur sosial dan kondisi materil, dimana individu harus menyesuaikan dirinya supaya tetap hidup dan memenuhi pelbagai kebutuhannya. Penekanan Marx pada penyesuaikan diri dengan lingkungan materil serta sumber-sumber yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia, merupakan satu catatan yang penting mengenai realisme praktis dalam analisa teoritisnya. Menurut Marx, hubungan antara individu dan lingkungan materilnya dijembatani melalui struktur ekonomi masyarakat. Struktur internal ekonomi itu terdiri dari kelas-kelas sosial yang muncul dari perbedaan dalam kesempatan untuk memiliki alat produksi serta ketidaksesuaian yang dihasilkannya dalam kepentingan ekonomi (Giddens, 1986).

Meskipun pendekatan teoritis Marx secara keseluruhan dapat diterapkan pada tahap sejarah apapun, namun perhatian utamanya adalah pada tahap masyarakat kapitalis. Pandangan Marx mengenai hubungan antara kegiatan manusia dan produk kegiatannya merupakan suatu elemen penting dalam pendekatan masa kini. Penekanan Marx pada bagaimana ideologi dan aspek lainnya dalam kebudayaan memperkuat struktur sosial dan struktur ekonomi, dengan memberikan legitimasi pada kelompok-kelompok yang dominan, merupakan satu proposisi penting yang ditekankan dalam bidang sosiologi pengetahuan pada masa kini. Untuk itu, ideologi-ideologi dikembangkan dan digunakan untuk melindungi atau meningkatkan kepentingan pelbagai kelompok dalam masyarakat.

Teori aliansi Marx didasarkan pada kenyataan obyektif yang diciptakan oleh manusia, lalu mengkonfrontasikan manusia yang menciptakannya itu sebagai satu kenyataan yang asing dan membatasi serta mengikat tindakan selanjutnya. Pendekatan-pendekatan sosiologi masa kini yang berhubungan dengan sosiologi humanistis atau sosiologi kritis, banyak mengambil dari teori aliensi Marx dalam usaha mereka untuk menciptakan suatu perspektif sosiologis yang berpusat di sekitar kebutuhan dan kemampuan manusia, dan yang dapat digunakan untuk mengkritik struktur sosial yang memperbudak, merendahkan martabat, atau mencegah perkembangan manusia seutuhnya (Johnson, 1986: 154-163).

 

BAB II

GAMBARAN UMUM SUBYEK/OBJEK KAJIAN

 

A.    PROFIL UMUM SUBJEK/OBJEK

 

Nama               : Fiqih Dwi Adam

Status              : Mahasiswa UIN Jakarta

Oganisasi         : Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Riwayat Pendidikan :

Ø  Tk: Raudatul athfal nurul huda Bogor

Ø  SD: SDN 1 Caringin Bogor

Ø  SMP: SMPN 1 Cigombong Bogor

Ø  SMA: SMAN 1 Cigombong Bogor

 

Pengalaman Organisasi

 

Ø  SMP    : Ketua KIR(Karya Ilmiah Remaja)

Ø  SMA   : Kelompok Pecinta Alam (KPA Lang Lang Buana)

Ø  Kuliah : Seksi keolahragaan Kaspa (kepengurusan asrama putra)

Ø  Ketua HMJ KPI

Ø  Anggota IREKAL (Ikatan Remaja Kp. Lengis)

 

B.     LOKASI KAJIAN

Lokasi kajian penelitian ini dilakukan dengan dua tahap  pengambilan data, yaitu mewawancarai langsung responden dan membagikan kuisioner kepada lingkungannya guba nebggali informasi dari dalam dan luar. Wawancara ini dilakukan selama dua hari, yaitu Jumat Tanggal 30 Oktober dan Sabtu 31 Oktober 2015 yang bertempat di Lobby Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

 


 

BAB III

ANALISIS HASIL

 

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.[butuh rujukan] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.[2]

SIFAT SOSIOLOGI

1.      Sosiologi Bersifat Empiris

Sosiologi merupakan ilmu yang berdasar dari hasil pengamatan (observasi) dan penalaran terhadap berbagai kenyataan sosial yang terjadi dan hasil dari observasi ini tidak bersifat spekulasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiologi bukanlah ilmu yang hanya didasarkan oleh pemikiran-pemikiran individu, namun tetap berdasar kepada hasil pengamatan yang sesuai akal sehat (kenyataan). Karena sesuai dengan pengamatan dan penalaran, maka ilmu sosiologi merupakan kenyataan (dapat dirasakan oleh pancaindra manusia melalui pengamatan), dan harus rasional (sesuai akal budi) berdasarkan penalaran. Artinya sosiologi bukanlah ilmu yang berlawanan dengan kenyataan dan akal, sosiologi merupakan ilmu yang faktual.

2.      Sosiologi Bersifat Teoritis

Sosiologi merupakan ilmu yang selalu berusaha mendapatkan suatu kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan penalaran agar dapat menyusun kerangkan dan menghasilkan teori keilmuan. Kesimpulan tersebut merupakan kerangka-kerangka dari unsur-unsur yang nyata dan masuk akal yang bertujuan untuk menjelaskan sebab akibat sehingga menghasilkan suatu teori. Teori yang dihasilkan ini merupakan perwujudan dua variabel yang telah diuji kebenarannya. Jadi Teori dalam ilmu sosiologi bukanlah hal yang tidak jelas asal usulnya, melainkan suatu teori yang berdasar pada fakta.

3.      Sosiologi Bersifat Kumulatif

Sosiologi merupakan ilmu yang Teori-teori merupakan pengembangand dari teori lama yang sudah ada. Jadi Teori-teori sosiologi merupakan hasil dari perbaikan, perluasan, dan memperdalam, juga memperhalus teori/ilmu lama. Misalnya Tentang Teori Hukum yang dikaitkan dengan interaksi sosial, karena dalam menjalani kehidupan sosial, kita tidak boleh melanggar hukum.

4.      Sosiologi Bersifat Nonetis

Sosiologi tidak mempermasalahkan tentang baik atau buruknya suatu fakta, melainkan lebih mementingkan penjelasan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

 

Objek kajian sosiologi sebagaimana kedudukannya sebagai ilmu sosial adalah masyarakat dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia tersebut dalam masyarakat. Dengan demikian, sosiologi pada dasarnya mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.

 

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.

·         Objek Material

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

·         Objek Formal

Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

·         Objek budaya

Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.

·         Objek Agama

Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

 

Dengan kata lain yang menjadi kajian sosiologi adalah sebagai berikut.

 

1. Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lainnya.

2. Hubungan antara individu dengan kelompok.

3. Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain.

4. Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacammacam coraknya.

Pokok bahasan sosiologi ada empat:

1.   Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

2.   Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.

3.   Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia.

4.   Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

Dalam makalah ini, kami memahami Fiqih Dwi Adam melalui pemikiran teori sosiologi klasiknya Karl Marx.

Bab ini membahas hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap beberapa orang narasumber. Dalam menganalisis hasil wawancara mendalam, penulis membagi bentuk analisis ke dalam beberapa kategori, yaitu:

1.    Perjuangan hidup yang ditempuh tokoh pembawa perubahan

2.    Perilaku individu dalam pandangan kelompok

3.    Komitmen yang dipegang tokoh tersebut untuk melakukan perubahan terhadap sekitar

4.    Cara yang digunakan tokoh untuk mendorong perubahan dalam memajukan kelompok.

 

A.    Deskripsi Mendasar Narasumber

 

Fiqih Dwi Adam, seorang Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sekarang menjabat sebagai Ketua HMJ KPI, menurut dia hidup adalah pilihan, dimana kita harus yakin akan pilihan itu, jika suatu saat kita memilih pilihan yang salah, maka jangan takut untuk melangkah dan menekuni pilihan itu, karena walaupun salah, namun jika kita tidak mau bersungguh sungguh maka hanya akan membuang waktu saja.

Fiqih Dwi Adam, lahir di kota Bogor, dengan riwayat pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Caringin Kp Caringin, Desa Caringin, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Jawa Barat, dan dilanjutkan dengan pendidikan Sekolah Menengah Perguruan, yaitu di SMPN 1 Cigombong, Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Jawa Barat, selanjutnya SMAN 1 Cigombong, Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.

Fiqih Dwi Adam, memiliki beberapa pengalaman Organisasi, contohnya saja saat berada di bangku SMP, Fiqih Dwi Adam memiliki organisasi yaitu KIR (karya Ilmiah Remaja), saat di bangku SMA Fiqih Dwi Adam menjadi anggota KPA Lang Lang Buana (Komunitas Pencinta Alam), dan semua itu berlanjut saat Fiqih Dwi Adam berkuliah di UIN Syarifhidayatullah, Fiqh Dwi Adam menjabat sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam, tak hanya itu, dia juga bergabung di IREKAL (Ikatan Remaja Kampung Lengis).

 

B.     Pandangan Lingkungan  Terhadap Tokoh Perubahan

Manusia menurut Karl Marx adalah manusia kongkrit, yaitu orang-orang yang hidup pada jaman tertentu dan sebagai anggota masyarakat tertentu. Manusia ditentukan oleh keadaan masyarakat di mana mereka hidup. Maka manusia disebut makhluk sosial, karena ia hanya bisa hidup dan dapat bekerja dalam suatu tata masyarakat yang ia jumpai waktu ia lahir dan dibesarkan.[3]

Watak revolusioner Marx muncul dalam bentuk sosialisme ilmiah. Sosialisme yang akan menggantikan kapitalisme adalah hasil perkembangan masyarakat dalam sejarah dengan mengacu pada pengaruh dialektis. Susunan baru masyarakat tidak dibuat melainkan dilahirkan.[4]

Seperti halnya yang telah diutarakan responden kami, mereka lebih memilih pernyataan bahwa  Pemimpin mereka (Fiqih Dwi Adam) suka bekerja sama dengan semua orang dan tidak memilih untuk bekerja hanya dengan segelintir orang saja dalam himpunan dan organisasi yang di jalaninya.

Dan ketika Fiqih memerintah bawahan dia jarang sekali menggunakan unsur paksaan dan ancaman. Berarti fiqih memegang aspek Elegansi kepemimpinan Karl Marx. Elegansi kepemimpinan adalah salah satu aspek dari kepemimpinan yang berupa kemampuan untuk mengarahkan "emosi dan reaksi dengan cara yang tidak membuat semua pihak khawatir", ketika keputusan penting harus dibuat.

Seorang pemimpin bukanlah Tuhan. Ia jelas memiliki kelemahan yang menghambat perkembangan diri maupun kelompok yang ia pimpin. Dalam situasi ini aspek elegansi didorong oleh kesadaran penuh, bahwa kepentingan organisasi lebih tinggi daripada kepentingan pribadi sang pimpinan. Kesadaran ini akan menuntunnya pada fokus diri, yang jelas amat diperlukan untuk memimpin.

Menurut rekan-rekan dari Fiqih, Fiqih yang sekarang menjabat sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam ini tidak pernah mencampur adukan antara massalah organisasi dan masalah pribadi. Fiqih sadar untuk memfokuskan dirinya apabila sedang memimpin, karena menurut Fiqih kepentingan organisasi lebih tinggi dari pada kepentingan pribadinya.

C.    Cara Yang Di Gunakan Tokoh Untuk Mendorong Perubahan

Menurut Karl Marx, masyarakat selalu terpecah atau tersekat dalamkelas-kelas yang bertautan erat dengan satatus ekonomi, yaitu kelas Proletar (ekonomi bawah) dan kelas Borjois (ekonomi atas. Marx melihat dalam kacamata konflik masyarakat bukanlah suatu kumpulan individu yang harmonis, melainkan penuh pergolakan dan intrik guna memperebutkan kekuasaaan didalamnya.

Seperti halnya yang dilakukan Fiqih Dwi Adam, sebagai pemimpin yang membawa perubahan ia memulai dengan ingin menghilangkan kelas-kelas atau kelompok-kelompok yang biasanya tersekat karena status ekonomi tersebut. Dia ingin menghilangkan kelas-kelas tersebut agar semuanya dapat berbaur dan tampa merasa tersekat oleh factor ekonomi.

Selain pengelompokan kelas-kelas tersebut, ada pula orang-orang yang individualis. Mereka merasa bisa mengerjakan apapun tanpa bantuan orang lain. Menurut fiqih, kita tidak dapat bekerja apabila kita masih memegang teguh individualis tersebut. Semua orang membutuhkan bantuan orang lain, tetapi tidak ketergantungan kepada orang lain. Maka, Fiqih banyak mengajak orang-orang disekitarnya untuk membentuk/mengikuti kelompok agar dapat bisa mendapatkan dan mengetahui hal-hal baru yang akan siap dibagi oleh anggota kelompok kepada semuanya.

BAB IV

KESIMPULAN

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.[butuh rujukan] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.

Penelitian ini kami melihat seorang Fiqih Dwi Adam melalui pemikiran sosiologi klasik Karl Marx yang sesuai salah satu pendapatnya bahwa masyarakat akan selalu terpecah karena penggelompokkan. Dan Karena itulah Fiqih ingin menyatukan penggelompokan kelas-kelas tersebut agar tidak terputusnya tali silaturrahmi.

DAFTAR PUSTAKA

 

·         http://loopythecuitotter.blogspot.co.id/2012/12/pemikiran-sejarah-karl-marx.html

·         M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta

·         http://rumahfilsafat.com/2011/09/10/marx-kapitalisme-dan-masalah-kepemimpinan/

·         Sunarto, Kamanto. 2000, Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta.

 


 

LAMPIRAN

 

Ø  KUISIONER

No

PERTANYAAN

SS

S

TS

STS

1

Pemimpin saya suka bekerja sama dengan semuaorang.

2

Pemimpin saya hanya bisa bekerja sama denganorang-orang tertentu.

3

Kerja sama yang baik dalam suatu organisasi akanmendapatkan hasil yang memuaskan.

4

Pemimpin saya mau menerima saran, pendapat dankritikan dari siapa saja.

5

Pemimpin saya tidak mau menerima saran, pendapatdan kritikan dari siapapun.

6

Suatu organisasi akan mencapai tujuannya jikapemimpinnya mau menerima saran, pendapat, dankritikan.

7

Pemimpin yang adil senantiasa menselaraskan antara kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentinganorganisasi.

8

Seorang pemimpin harus mementingkan kepentinganpribadi dari pada kepentingan organisasi.

9

Pemimpin tidak harus menselaraskan kepentinganpribadi dengan kepentingan organisasi.

10

Dalam menggerakkan bawahan, pemimpin saya seringmenggunakan unsure paksaan dan ancaman.

11

Dalam memerintah bawahan pemimpin saya jarangsekali menggunakan unsure paksaan dan ancaman.

12

Pemimpin saya tidak pernah memaksa dan mengancambawahannya.

13

Menurut pemimpin saya, organisasi merupakan milik bersama

14

Pemimpin saya menganggap organisasi itu milik pemimpin itu sendiri

15

Menurut pemimppin saya pemilik organisasi adalahbawahan.

16

Organisasi kami berjalan berdasarkan tujuanorganisasi.

17

Organisasi yang kami jalankan bertujuan untuk kepentingan pribadi

18

Organisasi kami identik dengan tujuan pribadi dan organisasi

19

Pemimpin saya menuntut disiplin yang tinggi dalammenjalankan organisasi.

20

Pemimpin saya tidak menuntut disiplin yang tinggidalam menjalankan organisasi.

21

Kami dituntut untuk tidak disiplin dalam menjalankanorganisasi.

22

Pemimpin menggerakkan bawahan sesuai pangkat dan jabatan

23

Dalam menggerakkan bawahan, pemimpin tidak melihat pangkat dan jabatan

24

Bawahan harus bekerja sesuai pangkat dan jabatan

25

Dalam organisasi, kami sangat membutuhkan sifatformalitas dalam berurusan dengan pemimpin

26

Organisasi kami tidak mengharuskan formalitas jikaberurusan dengan pemimpin

27

Setiap berurusan dengan pemimpin, kami selalu bersifat informal

28

Pemimpin saya senantiasa memberikan perlindungankepada bawahannya

29

Untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi pemimpintidak boleh memberi perlindungan kepada bawahan.

30

Suatu hubungan akan terjalin dengan baik apabilabawahan mendapat perlindungan dari pemimpinnya

31

Pemimpin saya selalu memberikan kesempatankepada bawahan dalam pengambilan keputusan.

32

Keputusan yang dibuat berdasarkan kesepakatananggota organisasi.

33

Keputusan yang diambil adalah keputusan pemimpinitu sendiri.

34

Pemimpin saya merasa selalu benar dan kurangpercaya kepada bawahannya

35

Pemimpin saya menganggap dugaannya selalu benardan mennguntungkan bagi organisasi.

36

Dalam organisasi saya, para bawahan yang selalumemberikan ide-ide cemerlang untuk organisasi.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini