LAPORAN STUDY LAPANGAN
PENGANTAR SOSIOLOGI
ORMAS DAN KEMAJUAN ISLAM
Di Susun Oleh :
Rakha Khairul Arifin (11150510000067) JURNALISTIK B
Holimatus sholihah (11150510000059) KPI B
Tuti Awaliyah (11150510000033) KPI A
Ayu Kurniasih (11150510000005) JURNALISTIK A
Dosen Pembimbing : Dr. Tantan Hermansyah, M.Si
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITASISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Abad 21 merupakan abad dimana tekhnologi mulai menguasai manusia, tidak hanya menguasai bahkan kerap kali menjadi pendamping hidup yang tanpanya hidup serasa kurang berwarna. Begitu juga dengan organisasi masyarakat dan kemajuan islam, beda zaman juga tentu beda sistem yang digunakan. Di era ini organisasi masyarakat bukanlah menjadi suatu yang tidak biasa, seakan menjamur di atas tanah yang lembap organisasi-organisasi masyarakat mulai berkembang dalam berbagai bidang dimulai dari organisasi PKK, PPI, HMI dan lain sebagainya. Semakin menjamurnya organisasi masyarakat atau yang biasa disebut ormas menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif, begitupun terhadap kemajuan islam saat ini. Apakah semakin maraknya ormas akan berpengaruh dan memberikan sumbangan terbesar dalam kemajuan islam? Atau hanya akan menjadi pajangan dalam negri sebagai boneka ?
Ormas merupakan salah satu wadah bagi sekelompok orang yang menurut mereka bisa membawa dalam kesejahteraan. Disamping itu, banyak yang menganggap sebagian dari ormas itu sendiri adalah pertunjukan boneka yang hanya akan mempopulerkan kalangan di atasnya saja. Di dinilah letak masalah yang ada, bagaimana sebenarnya tujuan dari ormas dan jika memang sudah menyimpang dari tujuan seharusnya sungguh ini tidak akan bermanfaat apapun termasuk kemajuan islam.
Ketika kita membicarakan tentang kemajuan islam, tenrtu terbesit dalam pikiran betapa pesatnya kemajuan islam saat ini dibandingkan zaman terhadulu. Orang yang lahir tahun 80-an masih merasakan bagaimana susahnya menghadiri pengajian maupun acara-acara agama lainnya karena minimnya transportasi, letak yang jauh, sedikitnya pemuka agama dan lain sebagainya. Tetapi, telah diketahui juga semakin maraknya syiar islam di media masa semakin marak juga penyelewengan akhlak dalam negara. Prihatin memeng jika membayangkan dalam sehari polisi menangani tidak hanya satu kasus kejahatan seksual. Lalu masih pantaskah islam disebut mengalami kemajuan yang pesat?
Tidak hanya itu saja, berbagai pendapat dalam islam pun tak bisa dielakkan perdebatannya. Yang menjadi masalah adalah bukan karena banyaknya golongan yang ada tetapi, bagaimana mereka sebagai golongan yang sama-sama dalam naungan islam menjadi saudara yang rukun. Tetapi dalam kenyataan yang ada bukan seperti itu adanya. Saat ini tentu banyak ormas yang berbasis islam menjamur di negara indonesia tetapi tak dapat dipungkiri pula banyak dari merekan yang menjad anggota hanya mencari nama dan gelar. Bukan kah ini yang harus diluruskan?.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pendapat anda mengenai pengaruh Ormas terhadap pemkembangan atau kemajuan umat islam ?
2. Bagaimana pendapat anda mengenai munculnya organisai masyarakat yang di akhir-akhir ini tengah marak di perbincangkan seperti halnya JIL ?
3. bagaimana baiknya agar kemajuan umat islam terus naik? Apakah sebaiknya ormas islam dibatasi saja , misal hanya ada 2 atau dibiarkan saja atau diberi kebebasan secara terus menerus untuk membuat ormas baru lagi dan lagi ?
4. bagaimana pendapat anda tentang umat islam sekarang ? apakah lebih baik dari zaman sebelumnya atau bahkan lebih buruk dengan bertambahnya ormas dari waktu ke waktu
C. Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan dalam mengumpulkan data ini adalah dengan cara metode wawancara. Yaitu dengan cara mendapatkan informasi dari pertanyaan yag diajukan kepada narasumber secara langsung. Cara inilah yang vanyak dilakukan di Indonesia belakangan ini,karena wawancara merupakan hal terpenting yang dilakukan saat survey.tanpa wawancara peneliti akan kehilangan data atau informasi yang didapat saat bertanya langsung.data seperti itu merupakan tulang punggung bagi setiap penelitian atau survey.
Yang dimaksud dengan wawancara adalah kegiatan Tanya jawab untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab tatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Tanya jawab sepihak berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sementara pihak yang ditanya aktif daam memberikan jawaban atau tanggapan. Dari devinisi itu kita tahu bahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai primer atau pelengkap. Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna menjawab permasalahan penelitian. Sebagai pelengkap, wawancara berfungsi sebagai pelengkap metode lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan penelitian.
Karena kata ''mewawancarai'' dalam pengunaan sehari-hari mengacu pada begitu banyak jenis interaksi yang berbeda-beda, sulit untuk menulis definisi yang mampu mengakomodasi semuanya. Meskipun demikian, penting bagi kita untuk menetapkan sebuah definisi mendatar sebagai sebuah kerangka acuan. Oleh karena itu, kami sebagai peneliti mendefinisikan wawancara sebagai suatu bentuk yang dikhususkan dari komunikasi lisan dan bertatap muka antara seorang penanya dengan responden dalam memenuhi suatu tujuan tertentu
D. TINJAUAN TEORITIS
Berangkat dari hasil kerja turun lapangan kami, kami memutuskan untuk menjadikan diri kami sebagai durkhemian. Emile Durkheim (1857-1917) memunculkan teori berikutnya bahwa didalam diri manusia sudah tertanam (individualitas dan sosialitas manusia) tidak di sangkali tetapi di sadari dan di terima untuk kemudian di kembangkan menjadi teori sosiologi yang mencoba menjelaskan realitas sosialnya. Jadi sifat serba dua dari manusia disandingkan dengan kenyataan masyarakat dan individu yang satu adanya. Serba dua ini bisa dicontohkan seperti jiwa dan badan manusia yang membentuk kodrat manusia. Jadi dalam alam penginderaan dankenafsuan manusia mengalami diri sebagai individu; dalam alam pengertian umum dan moralitas ia menghadapi suatu realitas yang supraindividu. Sehingga manusia disebut homo duplex.
Ditinjau dari tema yang kami pilih mngenai organisasi masyarakat dan kemajuan islam, tentu ini akan menjadi cocok karena dalam organisasi masyarakat sendiri tidak hanya ada paham sosialitas manusia juga tidak dipungkiri adanya individualitas dalam diri masing-masing anggota yang bersifat negatif maupun positif. Begitu juga dalam kemajuan islam pun seperti itu.
Bagaimana manusia merasakan fisik biologis dan sekaligus spiritual budaya ? Apakah benar badan mendasari alam pertama dan Jiwa mendasari alam ke dua ? Durkheim tidak mengyakini Jiwa sebagai alam ke dua, melainkan dia menempatkan masyarakat sebagai yang terpisah dari individu, menghasilkan kesan seolah-olah diatas dan diluar individu masih ada alam nilai-nilai yang tidak berakar didalam individu. Jika analoginya masyarakat = jiwa, maka masyarakat itu sebetulnya tidak diluar individu melainkan didalam individu sehingga ada kesatuan didalam individu dan menjadi bagian didalam individu. Dalam diri manusia pengaruh orang lain dan predisposisi bertemu dan menjadi satu. Jadi tetap ada pengaruh individual dan sosial didalam diri manusia, dan dalam hal ini Durkheim memilih pengaruh sosial lebih menentukan.
Setiap masyarakat memerlukan solidaritas , yaitu solidaritas mekanik yang berdasarkan pada persamaan dan solidaritas organik yang berdasarkan pada fungsi dan saling ketergantungan. Solidaritas mekanik dijumpai dalam masyarakat sederhana segmental, dimana belum ada pembagian kerja yang berarti , apa yang dapat dilakukan seseorang biasanya dapat dilakukan pula oleh orang lain. Durkheim juga menyebut apa yang dikatakan conscience collective sebagai dasar ikatan solidaritas mekanik yaitu tipe dolidaritas yang berdasarkan pada kepercayaan dan kesetiakawanan yang menyebar rata pada semua anggota masyarakat.
Begitulah teori durkheim yang bisa dijabarkan, keterkaitan antara teori dengan tema yang ada bertumpu akan adanya kelompok dan organisasi dan sistem yang berlaku di
dalamnya.
BAB III
ANALISIS HASIL
Dari sekian banyak pertanyaan yang kita buat, hanya ada beberapa pertanyaan yang bisa terjawab oleh narasumber. Akan tetapi pertanyaan-pertanyaan ini mencakup semua pertanyaan yang kita buat. Hasil wawancara pada hari selasa tanggal 03 November 2015 diantaranya :
1. Bagaimana pendapat anda mengenai pengaruh Ormas terhadap pemkembangan atau kemajuan umat islam ?
Tanggapan Narasumber :
Sebetulnya organisasi masyarakat (Ormas) ini terutama ormas-ormas yang berbau islma itu sangat memiliki pengaruh luar biasa terhadap perkembangan umat islam. Hususnya dalam sisi-sisi yang spesifik keagamaan maupun non keagamaan. Dari segi keagamaan ini mereka akan banyak di dorong oleh latar belakang organisasi keagamaan masing-masing, contohnya Nahdatul Ulama (NU) Muhamadiyah dan organisasi keagamaan yang lainnya lagi. Minimal mereka ini bisa memberikan motivasi support terhadap pelaksanaan keagamaan bagi jamaah atau anggota organisasi masyarakat masing-masing berdasarkan pemahaman mereka yang dibatasi oleh pola pandang organisasinya. Muhammadiyah tentu akan berbeda dengan Nahdatul Ulama (NU) dalam menganalisis, menyikapi, dan mempraktekan paham-paham mereka, tapi minimal mereka ini sebagai pengurus organisasi akan lebih banyak memberikan motivasi dan support terhadap pelaksanaan keagamaan itu sendiri bagi jamaah atau anggota organisasinya. Ormas terutama lagi yang kedua dengan kehidupan-kehidupan sosial kehidupaan kebersamaan dengan masyarakat yang sangat pluralistik. Prulalistik yaitu percampuran kehidupan manusia antara satu muslim dengan muslim lainnya, dengan sesama muslim saja masih berbeda organisasinya, apalagi dengan non muslim pasti akan lebih sangat berbeda.
Kemudian yang selanjutnya ormas ini sebetulnya harus membuka diri terhadap perkembangan pola pikir masyarakat dalam menyikapi kehidupan sehari-hari, yaitu terutama pandangan tentang kehidupan ekonomi dan kesejahteraan sosial, jadi kita bisa melihat bahwa ada ormas-ormas yang tidak mau membuka diri terhadap pandangan pola pikir masyarakat, sehingga mereka bisa ditinggalkan oleh yang lain. Jadi, dalam mencinta kehidupan dan melawannya itu sepatutnya memanng ormas lah yang memberikan arahan kemudian memberikan pandangan tentang bagaimana menyikapi hidup, terutama juga dibidang ekonomi dalam mencapai kesejahteraan sosial tersebut, sangat besar sekali peran ormas di dalam menggerakan anggotanya, bahkan sekarang sudah banyak ormas-ormas ini dipakai sebagai kendaraan berpolitik partai-partai tertentu di Indonesia untuk kemenangan suara sebagai calon-calon anggota DPR ataupun anggota pencalonan kepala daerah baik Provinsi, Gubernur, kota madya maupun kabupaten. Bahkan hingga pilpres pun keutamaan ormas-ormas ini banyak dipakai sebagai kendaraan. Oleh karena itu, masyarakat harus jeli dan sebagai warga negara mereka punya hak yang penuh untuk memberikan kontribusi pemikirannya kea rah mana supaya negara ini akan berjalan sesuai dengan k, kemeinginan rakyat, kemudian mereka berhak memilih siapa yang pantas, layak untuk memimpin mereka demi pencapaian keberhasilan tersebut.
2. Bagaimana pendapat anda mengenai munculnya organisai masyarakat yang di akhir-akhir ini tengah marak di perbincangkan seperti halnya JIL ?
Tanggapan narasumber :
JIL atau Jaringan Islam Liberal itu sebetulnya bukan organisasi baru, tetapi organisasi yang sudah berdiri lama, JIl merupakan refleksi dari anggota suatu ormas, JIL yang diketuai oleh Abdullah itu lahir akibat pertarungan ideology tentang konsep-konsep keagamaan yang menurut pandangan mereka tidak lagi berkembang, tidak lagi merespon perkembangan zaman, lebih banyak Dopmatisme, dan juga lebih banyak Statnasi dan terhadap pendapat-pendapat para pendahulu yang sudah lama tidak di curahkan kembali, jadi JIL ini sebetulnya bukan hal yang baru, hanya nama dan kelahirannya saja di Indonesia yang baru, sebetulnya dari zaman dulu sudah ada JIL yang disebut dengan mu'tazilah. Mu'tazilah itu juga termasuk kelompok islam yang sangat ekstrim, mu'tazilah banyak memahami konsep-konsep keislamaan yang mungkin diluar batas pemikiran umat islam pada umumnya, sudah jelas bahwa JIL ini merupakan suatu anak dari pemikiran yang diberikan. Contohnya pada orang-orang zaman dahulu, misalnya saja pemikiran para mutakalimin (ahli-ahli ilmu kalam) itu sudah ada mu'tazilah , kemudian ada aliran yang lebih ekstrim lagi yaitu syi'ah dan seterusnya. Jadi liberalisasi yang dikonsepkan oleh mereka ini lebih banyak terstimulir oleh pemikiran-pemikiran konsep modernitas suatu masyarakat , jadi nilai-nilai keislmanan ini lebih banyk dikaji ulang dan dicerahkn kembali sehingga kelihatannya sebagai konsep yang baru, padahal tidak. Contoh islam ini menurut JIL itu tidak seperti yang dibatasi oleh ulama-ulama masa lalu, tapi lebih ekstrim lagi, lebih luas lagi.
Kemudian ada juga pemikiran-pemikiran yang berkembang jauh lebih konserpatip, seperti adanya kelompok-kelompok islam seperti jama'ah tabligh kemudian islam-islam yang sangat individualistic, nah dari sini mereka mencoba mere-aktualisasi konsep-konsep pemikiran keislaman melalui pemikiran jalur model mu'tazilah yang sekarang ini banyak diwakili oleh JIL kemudian islam-islam konservativ yang banyak diwakili oleh jamaah tabligh, kemudian jamaah salafi. Semuanya kembali menginduk kepada pola pemikiran yang menurut mereka ini sebagai pemikiran yang baru, padahal tidak. Dulu ada jabariyah, kudariyah, dan seterusnya. Ada orang-orang yang lebih konservatif, bahkan kebelakang lagi zaman-zaman para sufi itu lebih konservatif, jadi dalam sufi ini lebih banyak orang berkonsep dengan konsep jabariyah bukan kodariyah. Kodariyah pemikirannya lebih sedikit bebas, semua dikembalikan kepada asas kemampuan manusia untuk memberikan respon terhadap suatu persoaalan, jabariyah ini lebih banyak semua persoalan dan akhir persoalan itu dikembalikan kepada kekuasaan tuhn, jadi tidak ada yang baru , bahkan di tahun 80-an pernah dulu menteri agama munawir syahtah itu memberikan satu pendapat. Pendapat beliau ini di tahun 80-an mengatakan bahwa konsep warisan dalam islam itu tidak adil, dan melihat satu komunitas di Jawa Tengah dimana masyarkt kaum perempuan ini lebih banyak bekerja produktif dari pada laki-lakinya. Pada saat itu di daerah salatiga menurut dia sebetulnya yang harus mendapatkan bagian banyak itu bukan laki-laki tetapi perempuan. Tapi itu sangat kesuistih, itu hanya berlaku untuk wilayah salatiga tidak berlaku tidak situasional dan juga persoalaan kondisional, tapi berlaku secara universal. Artiya tidak di eliminir oleh persoalan situasional dan juga persoalaan kondisional, tidak ditentukan dan tidak dibatasi oleh persoalan suatu kelompok disuatu daerah tapi berlaku untuk seluruh dunia. Memang saya pernah melihat sendiri waktu ada konverensi dakwah islam himpunan mahasiswa disana bahwa didaerah sana waktu itu pagi-pagi para wanitanya bekerja keras membawa bakul, sedangkan para prianya hanya bersiul di teras rumah sambil bermain burung perkutut. Hampir disetiap rumah, nah inilah yang kemudian dibuat suatu konklusif oleh beliau bahwa dengan adanya kondisional masyarakat seperti itu bahwa sistem warisan sangat diskriminatif, harusnya banyk perempuan pada wilyah salatiga itu betul, tapi untuk daerah lain tidak. Contoh juga di Padang, mereka punya suatu filosofi adat kebiasaan, tapi giliran warisan perempuan mendapatkan warisan yang banyak dan laki-laki tidak. Padahal laki-laki itu harus mendapatkan bagian yang lebih banyak dari pada perempuan. Kenapa laki-laki harus mendapatkan bagian yang banyak ? Karen laki-laki ini bertanggung jawab terhadap saudara-saudara perempuannya , jika nanti saudara perempuannya ini memiliki suami kemudian menjadi seorang janda dan anaknya jadi yatim , maka ini tugas laki-laki membantu mereka. Inilah alasan mengapa laki-laki harus mendapatkan warisan terbanyak, bukan untuk dinikmati sendiri tetapi nilai banyak yang diberikan oleh allah kaum laki-laki ini untuk mengcover persoalan-persoalan perempuan yang andai nanti mendapatkan suatu kepaitan musibah dan seterusnya, ini yang tidak dilihat oleh beliau.
3. bagaimana baiknya agar kemajuan umat islam terus naik? Apakah sebaiknya ormas islam dibatasi saja , misal hanya ada 2 atau dibiarkan saja atau diberi kebebasan secara terus menerus untuk membuat ormas baru lagi dan lagi ?
Tanggapan narasumber :
Kemajuan islam tidak ditentukan oleh ormas. Kemajuan islam tidak ditentukan oleh suatu organisasi. Kemajuan islam itu hanya ditentukan oleh personalita orang islam itu sendiri, dia mampu memahami ayat-ayat yang tertulis, baik qur'an hadis maupun perkembangan statusional, dan jangan lupa apa yang sekarang berkembang di barat itu merupakan refleksi dari kemajuan pola piker mereka untuk mengolah bumi, mengolah dunia ini dengan segala keinginan yang besar untuk memanfaatkan.
Oleh karena itu pemikiran umat islam sekarang ini jangan lagi terkendala hanya pada batas-batas ayat-ayat saja tanpa dikembangkan dan dicerdasi.kemudian di aplikasikan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh kata yang maha kuasa, saya menjadikan bumi ini untuk kamu sekalian, maka perlu adanya penguasaan ilmu, penguasaan sains modern untuk mengolah bumi ini, sehingga apa yang di kandung bumi itu semuanya untuk kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yng berada di dunia, oleh karena itu umat islam harus terus menerus belajar tanpa diikat atau tanpa harus mengikuti satu organisasi kecuali jika organisasi itu betul-betul tidak berbasis pada persoalan-persoalaan sukuisme, feodalisme, tetapi organisasi yang di topang oleh proses fanalisme , kaum intelektual itu boleh membuat suatu organisasi untuk kemajuan .
Sekarang ini masih d kendala-kendala kenapa orang belum maju, Karena memang tidak semua berangkat dari pola pikir yang modern, padahal bumi dan isinya ini untuk semua manusia, bukan untuk lainnya seperti jin, hewan, malaikat dan lain-lain. Manusia harus mampu mengolah bumi ini, memanfaatkan kemudian dibuat suatu produk untuk kesejahteraan manusia. Jadi bagaimana umat islam ini bisa memajukan dirinya ? caranya itu harus menggali, mempelajari, memahami tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari negara-negara yang sudah maju, walaupun kita ini mungkin akan mengulang seperti bangsa jepang, bangsa jepang ini terkenal sebagai bangsa peniru. Sebagai perumpamaan bangsa jepang membuat sebuah kereta api yang modern, jepang membelinya 2 buah, satu dipakai untuk transportasi dan satu lagi dipakai untuk sebuah percobaan yang kemudian jepang mempelajarinya untuk kemudian membuat kereta api hasil dari tangannya sendiri. Pola kerja seperti ini yang membangkitkan islam kemudian lebih dinamis dan maju, sehingga setiap individu umat islam ini semuanya bergerak tanpa harus di ikat dan di motivasi oleh ormas, jadi kesadaran pribadi inilah yang membuat kita umat islam menjadi maju
4. bagaimana pendapat anda tentang umat islam sekarang ? apakah lebih baik dari zaman sebelumnya atau bahkan lebih buruk dengan bertambahnya ormas dari waktu ke waktu ?
Tanggapan narasumber :
Tinggal kita meihat dari sisi mana, apakah dari sisi organisasi, sisi politik,sosial, ekonomi ? yang jelas kita ini negar Indonesia dari sisi politik lebih terpuruk dengan kejadian berbagai macam kasus-kasus yang melibatkan individu oknum-oknum umat islam melakukan tindk pidana, itu salah satunya.
Jika dilihat dari pencitraan itu jelas umat islam sangat dirugikan, kemarin terihat Dewi Asilimpo kalau bukan islam tidak mungkin hafal yasin apalagi memaki kerudung, adalagi Muhammd Nazarudin, Angelina Sondak, belum lagi muslim-muslim lainnya, seperti Andi malarangeng dan sebagainya. Semua itu jika dilihat dari penampilan pribadi jelas ini naudzubillahi minzalik jangan sampai itu di persepsi sebagai arah persentasi umat islam, tentu ini bukan , tetapi itu sangat individual yang tidak mewakili , barangkali kecuali
KESIMPULAN WAWANCARA
Bahwa umat islam jangan bergantung pada ormas, umat islam untuk memajukan diri sendiri dan masyarakatnya itu harus kembali kepada keinginan kuat umat islam itu sendiriuntuk maju dan mempunyai cita – cita untuk mensejahterakan sesama muslim. Caranya bagaimana? Ya bekali dengan macam ilmu pengetahuan, sehingga pribadi orang islam tersebut kaya akan ilmu pengetahuan dan wawasan pengembangan ilmu pengetahuan SAINS, IPTEK, dan seterusnya. Kemudian hasilnya itu dipakai untukkesejahteraan umat islam, jadi jangan bergantung pada ormas.
Yang kedua, ormas – ormas yang hidup di jaman sekarang ini, mungkin dulu dizaman kita belum lahir itu banyak digunakan untuk kepentingan politik, coba baca sejarah masyumi, NU, Muhammadiyah dan seterusnya, itu banyak digunakan untuk kepentingan politik, dulu masih bersih linier, linier artinya apa? Pejuang ormas memang berjuang untuk meng-gol kan agama islam beserta umatnya berkiprah di kanjeng bumi pertiwi, tujuannya dulu seperti itu, supaya ideologi negara ini banyak diinspirasikan oleh ideologi islam lewat orma, seperti NU, Masyumi, Muhammadiyah, dan seterusnya.
Tapi perkembangan selanjutnya berubah, para pemimpin ormas lebih banyak memberlakukan ormas ini sebagai kendaraan politik untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan ormas itu sendiri, sehingga ormas itu sendiri jadi terpuruk. Jadi harusnya ormas ini digunakan sesuai dengan penciptaan gagasan awal ormas didirikan.
Profil Narasumber
Nama : Drs Oos Sarchosi M.Pd.
Alamat : Perumaha pusparaya blok FF no 2 Rt 1 Rw 9 Gede Bogor.
No telp : 08138869327
Riwayat pendidikan :
- SD Jakarta . 1971 – 1977
- SMP , SMA : Pondok pesantren Darurrohman. 1977-1984
- S1 : UIN Jakarta Fakultas ushuludin, jurusan perbandingan mazhab. 1984-1989
- S2 : STIMA IMMI, Management pendidikan. 2009-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar